Shalat Orang Yang Khusyuk – Sayyid Abdul Husain Dastghaib – Pendahuluan (5/8)

Shalat Orang Yang Khusyuk
Sayyid Abdul Husain Dastghaib
Penerjemah & Editor : Irwan Kurniawan
Penerbit : Yayasan Bahtera Cinta Al Musthofa

(lanjutan)

غُلِبَتِ الرُّوْم فِي أَدْنَى الْأَرْضِ وَهُمْ مِنْ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُونَ فِي بِضْعِ سِنِينَ.

Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). (QS ar-Rûm [30]: 2-3)

Dalam Perang Ahzab, Al-Quran menceritakan ihwal kekalahan pasukan kaum musyrik:

سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّوْنَ الدُّبُرَ.

Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka berbalik ke belakang (mundur). (QS al-Qamar [54]: 45)

Di beberapa tempat lain, Al-Quran menceritakan persekongkolan rahasia orang-orang munafik dan orang orang kafir, sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut:

يَقُوْلُوْنَ لَئِنْ رَّجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ.

Mereka berkata, “Sungguh, jika kita kembali ke Madi nah (dari perang Bani Musthaliq), pastilah orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari sana.” (QS al-Munafiqûn [63]: 8)

BERBAGAI ILMU PENGETAHUAN DAN HUKUM-HUKUM YANG SANGAT DIBUTUHKAN

Termasuk kemukjizatan Al-Quran adalah dimasukkannya ilmu-ilmu zaman dahulu dan akhir-akhir ini. Meskipun ribuan tafsir Al-Quran telah ditulis, dan masing-masing mufassir telah mengerahkan segenap upaya dan kemampuannya untuk memahami fakta- fakta dan ilmu pengetahuan, namun mereka semua mengakui ketidakmampuan dalam memahami hakikat dan kedalaman pengetahuan Al-Quran.

Di dalamnya juga terdapat hukum-hukum suci yang jika dipatuhi seluruh manusia maka urusan mereka di dunia akan tertata dan akan menjamin keselamatan mereka di akhirat. Padahal, aspek ini merupakan aspek terpenting dari kemukjizatan Al-Quran, karena Al-Quran tidak meninggalkan apa pun dari keseluruhan hukum tanpa menjelaskannya, dan tidak ada salahnya mengkaji kitab-kitab yang tebal untuk mempelajarinya.

KEYAKINAN PADA PARA IMAM AS DAN BERTAWASUL DENGAN SHAHIBUZ-ZAMAN AS

Diwajibkan juga beriman kepada para washi Rasulullah a.s., melalui ilmu dan keyakinan. Para washi itu adalah Imam Ali bin Abi Thalib, Al-Hasan bin Ali, Al-Husain bin Ali, Ali bin al-Husain, Muhammad bin Ali, Ja’far bin Muhammad, Musa bin Ja’far, Ali bin Musa, Muhammad bin Ali, Ali bin Muhammad, Al-Hasan bin Ali, dan Al-Hujjah bin al-Hasan-semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada mereka semua.

Dalil-dalil atas keimaman (imamah) mereka diketahui dan disebutkan dalam kitab-kitab yang membahas Imamah. Dan zaman ini adalah masa keimaman washi keduabelas, yaitu Imam Mahdi as, yang gaib dari pandangan.

Selain itu, hal tersebut tercantum dalam hadis mulia dari kakeknya, Rasulullah saw, ketika ditanya: Apakah kaum Syi’ah mendapat manfaat dari Al-Qa’im (Imam Mahdi) a.s. selama kegaibannya? Beliau bersabda:

إِي وَالَّذِي بَعَثَنِي بِالنُّبُوَّةِ إِنَّهُمْ لَيَنْتَفِعُونَ بِهِ وَيَسْتَضِيْئُوْنَ بِنُورِ وَلَا يَتِهِ فِي غَيْبَتِهِ كَانْتِفَاعِ النَّاسِ بِالشَّمْسِ وَإِنْ جَلَّلَهَا السَّحَابُ.

“Ya, demi Tuhan yang mengutusku dengan kenabian. Mereka akan mendapat manfaat darinya dan disinari dengan cahaya walaayah-nya selama kegaibannya sebagaimana manusia mendapat manfaat dari matahari meskipun awan menutupinya.”1

Dia akan muncul pada akhir zaman dan memenuhi bumi dengan keadilan, tetapi tidak ada yang tahu kapan waktu kemunculannya kecuali Allah Swt. Tentang kondisinya dan nama orang orang yang mendapat ke- hormatan untuk menemuinya sebelum dan sesudah kegaibannya dibahas secara rinci dalam kitab Bihar al Anwar jilid 13.

Orang-orang beriman harus mencari pertolongan kepada Imam ini setiap saat, memohon perantaraannya kepada Allah, dan membacakan doa:

اللهُمَّ عَرِّفْنِي نَفْسَكَ، فَإِنَّكَ إِنْ لَمْ تُعَرِّفْنِي نَفْسَكَ لَمْ أَعْرِف رَسُولَكَ، اللَّهُمَّ عَرِّفْنِي رَسُولَكَ فَإِنَّكَ إِنْ لَمْ تُعَرِّفْنِي رَسُولَكَ لَمْ أَعْرِف حُجَّتَكَ، اللَّهُمَّ عَرِّفْنِي حُجَّتَكَ فَإِنَّكَ إِنْ لَمْ تُعَرِّفْنِي حُجَّتَكَ ضَلَلْتُ عَنْ دِينِي.

Ya Allah, kenalkanlah Diri-Mu padaku, karena jika Engkau tidak memperkenalkan Diri-Mu padaku, maka aku tidak akan mengenal Rasul-Mu. Ya Allah, kenalkanlah Rasul-Mu padaku, karena jika Engkau tidak mengenalkan Rasul Mu padaku, maka aku tidak akan mengetahui Hujjah-Mu. Ya Allah, kenalkan Hujjah-Mu padaku, karena jika Engkau tidak mengenalkan Hujjah-Mu padaku, maka aku akan tersesat dari agamaku.2

(bersambung)

Catatan:

  1. Mizan al-Hikmah, juz 1, hal. 243, hadis no. 1220
  2. Mafatih al Jinan, Doa Zaman al-Ghaibah, hal.106.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *