Shalat Orang Yang Khusyuk – Sayyid Abdul Husain Dastghaib – Pendahuluan (1/9)

Shalat Orang Yang Khusyuk
Sayyid Abdul Husain Dastghaib
Penerjemah & Editor : Irwan Kurniawan
Penerbit : Yayasan Bahtera Cinta Al Musthofa

Pengantar Penulis

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam atas Nabi dan Rasul, Muhammad, dan keluarganya yang suci, dan laknat Allah atas semua musuh mereka.

Dan kemudian penulis buku ini, Abdul Husain bin Muhammad Taqi Dastghaib al-Husaini, berkata: Ini adalah kumpulan yang diambil dari Al-Quran dan riwayat Ahlulbait yang maksum dan suci, serta perkataan orang- orang saleh, meliputi pendahuluan, empat pembahasan, dan penutup.

PARA PENCARI KEBENARAN

Tulisan ini ditulis pada saat kata-kata kebenaran dianggap ilusi dan kemewahan intelektual, dan masyarakatnya diejek dan dicela. Allah Swt berfirman:

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوا وَيَتَمَتَّعُوْا وَيُلْهِهِمُ الْآمَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ.

Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan, bersenang- senang, dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong). Kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya). (QS al-Hijr [15]: 3).

Mereka akan mengetahui pada saat kematian dan ketika tabir terbuka bahwa mereka sedang tidur. Allah Swt berfirman:

لَقَدْ كُنتَ فِي غَفْلَةٍ مِنْ هَذَا فَكَشَفْنَا عَنْكَ غِطَاءَكَ فَبَصَرُكَ الْيَوْمَ حَدِيدٌ.

Sungguh, kamu dahulu benar-benar lalai tentang (peristiwa) ini, maka Kami singkapkan penutup matamu, sehingga penglihatanmu pada hari ini sangat tajam. (QS Qâf [50]: 22).

Apa yang saya minta dari pembaca buku ini adalah jangan memandangnya sebagai barang milik penulis yang hilang, melainkan hendaklah melihat isinya, seperti kata Amirul Mukminin as:

انْظُرْ إِلَى مَا قِيلَ وَلَا تَنْظُرُ إِلَى مَنْ قَالَ

Lihatlah apa yang dikatakan dan jangan melihat siapa yang berbicara/berkata.

NASIHAT HARUS MEMOTIVASI UNTUK BERAMAL, BUKAN MENDORONG PADA KEPUTUSASAAN

Harapan saya yang lain kepada pembaca yang budiman, ketika membaca buku ini, adalah tidak merasakan keputusasaan dan ketidakmampuan menjalankan petunjuk dan arahan tersebut di atas. Sebaliknya, dia harus bersiap untuk melawan diri sendiri dan Iblis serta mengamalkan petunjuk dan arahan tersebut sampai pertolongan dan anugerah Ilahi perlahan-lahan meliputi dirinya, dan dia mencapai tujuan yang luhur dan naik ke tingkat yang tertinggi.

Ia harus berhati-hati agar tidak lalai dan lemah dalam urusan nafsu dan setan, karena setiap hari yang menghabiskan umur, beban dosa dan keburukan akhlak semakin berat dan semakin besar pula kelalaian dalam menghadap kepada Allah Azza wa Jalla. Akibatnya, ia menjadi semakin pantas dan layak masuk neraka setelah ruhnya terpisah dari raganya.

ISTIGHFAR UNTUK SAYA

Permintaan yang lain adalah agar pembaca mendoakan saya yang fakir ini dan memohonkan ampunan bagi saya. Diriwayatkan dari Imam Musa bin Ja’far al- Kazhim as bahwa beliau berkata:

مَنْ دَعَا لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ نُودِيَ مِنَ الْعَرْشِ: وَلَكَ مِائَةُ أَلْفِ ضِعْفٍ.

Barangsiapa yang mendoakan saudaranya di belakang (tanpa diketahuinya), dia diseru dari Arasy:Dan bagimu seratus ribu kali lipat.‘.”1

PENYEBAB PENCIPTAAN ADALAH MENGEJAR KESEMPURNAAN

Setiap jenis makhluk memiliki kesempurnaannya masing-masing, dan ia diciptakan untuk mencapai kesempurnaan tersebut. Misalnya, kuda diciptakan untuk berlari dalam peperangan dan untuk digunakan manusia dalam pekerjaan, perjalanan, dan tamasya; sementara keledai diciptakan untuk membawa barang bawaan. Dengan demikian, jika kuda tidak mampu mencapai kesempurnaannya dan menggantikan posisi keledai di dalam membawa barang bawaan, maka hal tersebut bagi kuda merupakan kekurangan.

(bersambung)

Catatan:

  1. Al-Kafi, juz 2, hal. 508.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *