Riwayat Nabi SAW Dalam Qur’an Edisi 1 | Nabi SAW dalam Surah Al Alaq (1/3)
NABI SAW DALAM SURAH AL-‘ALAQ
Yahai Junjunganku, wahai Rasulullah, semoga Allah menyampaikan kepadamu dan Ahlulbaitmu keberkahan abadi yang semakin bertambah… Semoga Allah selalu menyampaikan shalawat kepada kalian semua.1
Wahai Junjunganku, wahai Rasulullah..
Tuhanmu telah memilihmu di antara ciptaan-Nya, dan memuliakan kami dengan kenabianmu, maka Dia memilihmu untuk diajak bicara. Dia memulai wahyu mulia-Nya kepadamu dengan : إقرأ Bacalah! apa yang tidak kamu ketahui dari Kitab (Al-Quran):
وَمَا كُنْتَ تَتْلُوا مِنْ قَبْلِهِ مِنْ كِتَبٍ وَلَا تَخْطُهُ بِيَمِينِكَ إِذًا لارْتَابَ الْمُبْطِلُوْنَ
Engkau (Nabi Muhammad) tidak pernah membaca suatu kitab pun sebelumnya (Al-Quran) dan tidak [pula] menuliskannya dengan tangan kananmu. Sekiranya [engkau pernah membaca dan menulis,] niscaya orang-orang yang mengingkarinya ragu bahwa ia dari Allah. (QS.al-‘Ankabût [29]: 48).
Aku menjadi tebusanmu, Junjunganku, ketika beban dan beratnya wahyu menimpamu, sehingga engkau pun lupa terhadap dirimu sendiri dan dunia seluruhnya. Engkau tegaskan fakta bahwa engkau belum pernah membaca sebuah kitab pun sebelumnya atau menulisnya dengan tangan kananmu. Oleh karena itu, engkau bertanya-tanya dengan rasa takut dan rendah hati: مَا أقرأ (Apa yang [harus] aku baca)?2 Lalu, datanglah jawaban kepadamu dari Tuhan Pemilik kehadiran dan kegaiban, dari alam gaib dan di balik kegaiban. Tiba-tiba, terdengarlah suara langit yang menentukan orbit alam semesta dan perjalanan bumi, dan mencatat kemuliaan kenabian bagi manusia:
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقَ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الأكرم الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمَ عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمُ
Bacalah dengan [menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS.al-‘Alaq [96]: 1-5)
Ya, wahai Junjunganku, wahai Rasulullah, engkau terima beratnya wahyu dan kesulitan untuk naik ke alam kegaiban, atas nama semua umat manusia, untuk menghubungkan dunia mereka dengan akhirat pada tangga-tangga pendakian yang membentang antara langit dan bumi. Tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu, Dia memilihmu dengan kebijaksanaan-Nya, dan berbicara kepadamu dengan wahyu-Nya, untuk memilih manusia di antara semua yang Dia ciptakan, karena risalah-risalah langit ditujukan kepada manusia demi konsistensinya dalam perjalanan tatanan alam semesta, dan agar dia melihat hakikat Penciptanya, sehingga kesia-siaan tidak menguasainya dan kezaliman tidak membawanya kepada selain kebenaran. Ia diciptakan dari segumpal darah:
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ
Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. (QS.al-‘Alaq [96]: 2)
Itulah manusia, datang dari segumpal darah untuk menjadi sasaran ujian:
إِنَّا خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ نُّطْفَةٍ أَمْشَاجٌ نَّبْتَلِيْهِ فَجَعَلْنَهُ سَمِيعًا بَصِيرًا
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur. Kami hendak mengujinya [dengan perintah dan larangan] sehingga menjadikannya dapat mendengar dan melihat. (QS. al-Insân [76]: 2)
Ia berubah dari sperma, lalu segumpal darah, lalu seonggok daging, lalu tulang dan menjadi ciptaan yang sempurna:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلْلَةٍ مِّنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَّكِينٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَمًا فَكَسَوْنَا الْعِظْمَ لَحْمًا ثُمَّ انْشَأْنُهُ خَلْقًا أَخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَلِقِينَ ثُمَّ إِنَّكُمْ بَعْدَ ذَلِكَ لَمَيِّتُونَ ثُمَّ إِنَّكُمْ يَوْمَ الْقِيمَةِ تُبْعَثُونَ
Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari sari pati [yang berasal] dari tanah. Kemudian, Kami menjadikannya air mani di dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian, air mani itu Kami jadikan sesuatu yang menggantung (darah). Lalu, sesuatu yang menggantung itu Kami jadikan segumpal daging. Lalu, segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang. Lalu, tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian, Kami menjadikannya makhluk yang [berbentuk] lain. Mahasucı Allah sebaik-baik Pencipta. Kemudian, sesungguhnya kamu setelah itu benar-benar akan mati. Kemudian, sesungguhnya kamu pada hari Kiamat akan dibangkitkan. (QS. al-Mu’minun [23]: 12-16)
Itu agar dia menjadi manusia yang mempunyai indera, akal, dan pikiran yang membuatnya mampu menjadi khalifah Allah di bumi (lihat QS. al-Baqarah [2]: 30; Shâd [38]: 26) yang di atasnya dia menciptakan surga dunianya untuk dimakmurkan, dijaga kebaikannya, dibangun, dikembangkan, dan diseimbangkan dengan nilai-nilai luhur sehingga dia menjadi layak untuk mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa: أعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (QS. Al ‘Imrân [3]: 133).
Jika aku mau, wahai Junjunganku, untuk mengetahui ketakwaan dan siapa yang bertakwa, maka engkau tidak akan pelit untuk memberikan jawaban kepadaku, karena jawaban itu akan segera datang kepadaku.
Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sungguh Engkau Yang Maha Terpuji dan Mahamulia. Ya Allah, berkahılah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau memberkahi Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sungguh Engkau Yang Maha Terpuji dan Mahamulia.”