Mensyukuri Karunia Allah – Tutur Penerang Hati – Ibn ‘Atha’illah

Terapi Ma‘rifat
 
Tutur Penerang Hati

Oleh: Ibnu ‘Athā’illāh as-Sakandarī
Judul Asli: Bahjat-un-Nufūs
 
 
Penerjemah: Fauzi Faishal Bahreisy
Penerbit: Zaman

5

Mensyukuri Karunia Allah

 

Betapa banyak karunia yang Allah berikan. Betapa banyak pertolongan yang Allah ulurkan – yang melebihi ibu yang sangat mengasihi. Semenjak kecil engkau sudah dipelihara dan diberi baju yang paling bagus oleh ibumu. Jika baju tersebut kotor, sang ibu akan melepaskannya guna diganti dengan baju lain yang bersih. Baju yang kotor tadi itupun lalu dicuci. Makan, minum, istirahat, dan tidurmu begitu ia perhatikan. Sementara engkau sendiri tidak mengetahui apa yang ia perbuat.

Demikian pula keadaanmu ketika hadir di kerajaan dunia ini. Semua kebutuhanmu telah Allah siapkan. Semua sarana yang membuatmu tenteram juga Allah sediakan. Allah berfirman: “Dia telah menyediakan untuk kalian seluruh yang di langit dan di bumi. Sungguh di dalamnya terdapat tanda-tanda kekuasaan bagi kaum yang mau berfikir.” (al-Jātsiyah [45]: 13). Allah juga berfirman: “Semua nikmat yang ada padamu berasal dari Allah.” (an-Naḥl [16]: 53).

Ketika akalmu lemah, tak menyadari baju yang dipakai, dan tak mengetahui nikmat lahir dan bāthin yang ada padamu, maka keadaanmu tersebut sama seperti anak kecil yang dikenakan baju paling bagus dan paling indah oleh ibunya. Si anak tentu saja tidak sadar dan tak mengetahui nilainya. Bahkan, bisa jadi baju itu dikotorinya atau dirobeknya. Melihat hal tersebut sang ibu pun dengan segera memakaikan baju lain agar auratnya tak terlihat orang. Lalu ia cuci baju yang kotor tadi dan ia jahit yang robek sementara si anak tak mengetahui karena akalnya memang masih lemah.

Wahai hamba Allah, Allah pun telah memakaikan baju makrifat, baju tauḥīd, baju cinta, baju īmān, baju Islām, dan baju kemuliaan. Allah juga telah menyiapkan seluruh alam ini untukmu agar engkau mensucikan-Nya, mensyukuri-Nya, dan menyembah-Nya. Allah berfirman: “Dia telah memberi kalian semua yang kalian minta. Jika kalian menghitung nikmat Allah, pastilah kalian tak dapat menghitungnya. Sungguh manusia sangat zhalim dan ingkar.” (Ibrāhīm [14]: 34).

Karena itu, peliharalah semua baju tersebut. Jangan mengotorinya dengan maksiat dan jangan mengoyaknya dengan dosa. Akan tetapi, jaga dan peliharalah ia dengan senantiasa bersyukur, taat, dan memuji-Nya. Allah berfirman: “Allah telah memaklumatkan, Jika kalian bersyukur, niscaya Aku tambah (nikmat padamu). Tetapi, jika kalian ingkar, sungguh siksa-Ku begitu pedih.” (Ibrāhīm [14]: 7).

Ketahuilah, siapa yang membersihkan bajunya dari kotoran, niscaya Allah senantiasa memeliharanya. Sebetulnya setiap jengkal tanah bisa dijadikan sebagai tempat sujūd, hanya saja engkau kemudian melumurinya dengan dosa. Ia juga menampakkan berbagai keindahan hanya saja engkau mengeruhkannya dengan maksiat. Allah berfirman: “Tidakkah kamu lihat orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekufuran dan menempatkan kaumnya ke tempat kebinasaan. Yaitu neraka jahannam; mereka masuk ke dalamnya. Itulah seburuk-buruk tempat tinggal.” (Ibrāhīm [14]: 28-29).

Perhatikan, wahai manusia, apa yang telah engkau perbuat dan apa yang telah Allah perbuat kepadamu sejak lahir sampai saat ini. Engkau akan menyadari bagaimana Dia senantiasa memberikan kemurahan, kebaikan, maaf, dan pengampunan. Namun, coba engkau renungkan apa yang telah kau perbuat kepada-Nya. Yang ada hanyalah pembangkangan, kemaksiatan, kekufuran, penyimpangan, dan ketidakpatuhan. Kalau ada yang mengasihimu karena ketaatanmu padanya, itu hal biasa dan lumrah. Tetapi, yang luar biasa, ada Dzāt yang selalu mengasihimu padahal engkau selalu menentang dan membangkang pada-Nya.

Sebagian orang ‘ārif selalu menundukkan kepala ketika meminum air dingin karena malu kepada Allah. Bahkan, kadangkala mereka meneteskan air mata karena menyadari nikmat yang Allah berikan sementara mereka merasa tak bisa berbuat banyak untuk mensyukuri-Nya. Mereka berucap: “Inilah bentuk kasih sayang Allah kepada hamba-Nya.” (31).

Catatan:

  1. (3). Dalam sebuah riwayat disebutkan bagaimana Allah berfirman: “Wahai manusia, karunia-Ku terus turun kepadamu, sementara perbuatan syirikmu terus naik kepada-Ku. Aku berbuat baik padamu dengan memberikan nikmat, sementara engkau memperlihatkan kebencian kepada-Ku dengan berbuat maksiat. Selalu saja malaikat naik kepada-Ku membawa ‘amal-‘amal burukmu.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *