MENIKMATI DUSTA
Menikmati Dusta – 1
Tak terhingga nikmat Tuhan yang senantiasa dilimpahkan kepada segenap makhluk-Nya, tak terkecuali manusia bahkan seluruh ciptaan Tuhan berlimpah nikmat yang dicurahkan kepadanya.
Tuhan hanya bertanya Nikmat mana lagi yang engkau dustakan? Pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban. Berterima kasihlah kepada Tuhan agar nikmat yang diperoleh diberkati dan bahkan ditambahkan sebab Tuhan tidak butuh sesuatu dari hamba-Nya, ucapan dan ungkapan terima kasih seorang hamba kepada Tuhan bukan untuk membesarkan Tuhan sebab Tuhan sudah Mahaagung.
Jakarta, 26 Februari 2019.
Menikmati Dusta – 2
Buka penglihatan agar mata dapat melihat balutan nikmat Tuhan dalam diri Anda. Pasang kuping di telinga agar pendengaran lebih sehat dari telinga guna menyimak suara dan irama kenikmatan dalam perjalanan panjang di tengah tandus dan keringnya suara nurani yang tertutupi oleh suara zulmani.
Dustailah kedustaan jangan pernah bergelimang dengan nikmatnya dusta yang dapat menjauhkan dari kenikmatan; dari berbagai nikmat yang Tuhan limpahkan secara terus-menerus kepada segenap manusia dan semua ciptaan Tuhan lainnya.
Malang, 1 Maret 2019.
Menikmati Dusta – 3
Jika keseringan menyimak pertanyaan: Nikmat mana lagi yang engkau dustakan? Tanpa memahami dan mengambil hikmah dari pertanyaan tersebut, sulit merespons dengan perbuatan sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan sang Pemberi Nikmat.
Bahkan kadang dianggap biasa-biasa saja, jika Anda putar menjadi ‘Dusta mana lagi yang Engkau belum nikmati?’ Baru bisa paham sekaligus bisa heran dan bertanya-tanya mana mungkin ada manusia menikmati dusta? Jika disadari tentu tidak bisa disepakati, namun pada kenyataannya masyarakat bergelimang dengan kenikmatan yang berbalut dusta.
Jakarta, 2 Maret 2019.
Menikmati Dusta – 4
Di tengah maraknya kabar yang tidak pasti, masyarakat dengan mudah dibentuk dengan kedatangan Dajjal yang berwajah baru yang bernama hoax yang mewarnai dunia maya hingga mengakibatkan jeritan nestapa di dunia nyata.
Menggerek dan menggorok leher insan Tuhan tanpa mereka sadari dengan penuh rasa bangga menikmati dusta terus berselancar di dunia maya tanpa menggunakan katalisator yang dapat menyaring segala narasi yang berseliweran pada setiap tarikan napas kita.
Jakarta, 3 Maret 2019.
Menikmati Dusta – 5
Mendustai nikmat Tuhan setiap saat dengan mudah dilakukan siapa saja, terlena dengan berbagai kenikmatan yang dirasakan menganggap segala yang mereka miliki merupakan usaha dan upaya mereka sendiri, tanpa mengikut sertakan Tuhan dalam memperoleh nikmat yang dimilikinya.
Namun, tatkala musibah tiba yang menghancurkan dan memusnahkan segala harta dan barang-barang miliknya, baru mengadu baru merintih kepada Tuhan. Seakan Tuhan adalah petugas pemadam kebakaran yang kehadirannya tidak dibutuhkan kecuali jika ada musibah, kedatangannya pun selalu diprotes karena terlambat tiba.
Jakarta, 9 Maret 2019.