Hati Senang

Manusia dan Masa Lalunya – Al-Hilm – Ibnu Abid-Dunya

Cover Buku Terjemah al-Hilm - Menjinakkan Marah Dan Benci Nasihat-Nasihat Tentang Kesabaran Dan Murah Hati
MENJINAKKAN MARAH DAN BENCI NASIHAT-NASIHAT TENTANG KESABARAN DAN MURAH HATI   Diterjemahkan dari al-Hilm Karya Ibnu Abid-Dunya   Penerjemah: Nani Ratnasari Penyunting: Toto Edidarmo   Penerbit: AL-BAYAN MIZAN

الناس معادن

Manusia dan Masa Lalunya

111 – حدثني علي بن إبراهيم اليشكري، نا يعقوب بن محمد الزهري، عن أبيه، ذكر أبو عمرو المكي، عن الزهري، عن مصعب بن عبد الله بن أبي أمية، عن أم سلمة قالت: «لما قدم عكرمة بن أبي جهل المدينة جعل يمر بالأنصار فيقولون: هذا ابن عدو الله، فشكى ذلك إلى أم سلمة فقال: ما أحسبني إلا راجعا إلى مكة، فأخبرت رسول الله صلى الله عليه وسلم فخطب وقال: » إنما الناس معادن خيارهم في الجاهلية خيارهم في الإسلام إذا فقهوا (1)، لا يؤذى مسلم بكافر«
__________
(1) الفقه: الفهم

‘Alī ibn Ibrāhīm-il-Yasykurī menceritakan dari Ya‘qūb ibn Muḥammad az-Zuhrī, dari ayahnya, dari Abū ‘Amr-il-Makkī, dari az-Zuhrī, dari Mush‘ab ibn ‘Abdillāh ibn Abī Umayyah, dari Ummu Salamah yang berkata: “Ketika ‘Ikrimah ibn Abī Jahal datang ke Madīnah, ia melewati sekelompok orang Anshār. Mereka berkata: “Orang ini adalah anak musuh Allah.” Maka, ‘Ikrimah mengadukan hal itu kepada Ummu Salamah (11) sambil berkata: “Sebaiknya, aku kembali saja ke Makkah.” Ummu Salamah kemudian mengabarkan hal itu kepada Rasūlullāh s.a.w. dan beliau berkhutbah: “Sesungguhnya setiap manusia memiliki masa lalu. Kehidupan mereka pada masa jahiliah merupakan suatu pilihan dan sekarang mereka memilih Islam. Mereka menjadi baik karena memahami agama (Islam) dengan baik, (22) yaitu tidak menyakiti orang Muslim dengan sebutan kafir.” (33)

 

112 – حدثني علي بن إبراهيم، نا يعقوب بن محمد، نا علي بن أبي علي اللهبي، عن جعفر بن محمد، عن أبيه قال: « مرت درة بنت أبي لهب برجل فقال: هذه بنت عدو الله، فأقبلت إليه وقالت: ذكر الله تعالى أبي لنباهته وشرفه وترك أباك لخموله، ثم ذكرت ذلك للنبي صلى الله عليه وسلم فقال: » لا يؤذى مسلم بكافر«

Dari ‘Alī ibn Ibrāhīm, dari Ya‘qūb ibn Muḥammad, dari ‘Alī ibn Abī ‘Alī al-Lahabī, dari Ja‘far ibn Muḥammad, dari ayahnya yang berkata: “Durrah binti Abī Lahab melewati seorang laki-laki. Lelaki itu berkata: “Orang ini adalah putri musuh Allah.” Durrah menghadap kepada lelaki tersebut sambil berkata: “Allah menyebut ayahku karena kepandaian dan kemuliaannya, dan Dia tidak menyebut ayahmu kecuali karena kelemahannya.” Kemudian, Durrah menceritakan hal itu kepada Nabi s.a.w., maka beliau bersabda: “Tidak boleh menyakiti seorang Muslim dengan sebutan kafir.

 

113 – حدثنا علي بن الجعد، أنا القاسم بن الفضل الحدائي، عن محمد بن علي قال: «نهى رسول الله صلى الله عليه وسلم أن نسب قتلى بدر من المشركين وقال: » لا تسبوا هؤلاء فإنه لا يخلص إليهم شيء مما تقولون فتؤذون الأحياء إلا أن البذاءة (1) لؤم«
__________
(1) البذاء: الفحش في القول

Dari ‘Alī ibn-il-Ja‘d, dari Qāsim ibn Fadhl-il-Ḥadā’ī, dari Muḥammad ibn ‘Alī yang berkata: “Rasūlullāh s.a.w. melarang untuk mencaci orang-orang musyrik yang terbunuh dalam Perang Badar. Beliau bersabda: “Janganlah kalian mencaci mereka (44) karena cacian itu tidak akan sampai kepada mereka sedikit pun, tetapi hanya akan menyakiti keluarganya yang masih hidup. Ingatlah, sesungguhnya kata-kata keji sangat tercela.” (55)

 

114 – قال الزبير بن بكار: أنشدني يونس بن إبراهيم، عن محمد بن عيسى، عن طلحة بن عبيد الله: فلا تعجل على أحد بظلم فإن الظلم مرتعه وخيم ولا تفحش وإن ملئت غيظا على أحد فإن الفحش لوم ولا تقطع أخا لك عند ذنب فإن الذنب يغفره الكريم ولكن دار عورته برقع كما قد يرقع الخلق القديم ولا تجزع لريب الدهر واصبر فإن الصبر في العقبى سليم فما جزع بمغن عنك شيئا ولا ما فات يرجعه الهموم

Dari Zubair ibn Bakar, nasyid dari Yūnus ibn Ibrāhīm dari Muḥammad ibn ‘Īsā, dari Thalḥah ibn ‘Ubaidillāh:

Janganlah kalian mudah menuduh
Seseorang dengan tuduhan zhālim
Karena kezaliman siksanya pedih (66)
Jangan berkata keji jika dirimu dikuasai kemarahan
Terhadap seseorang karena kata-kata keji sangat tercela
Janganlah memutuskan hubungan persaudaraan
Jika ia berbuat dosa kepadamu
Dosa akan diampuni oleh Allah Yang Maha Mulia
Namun, kata-kata kotor akan meluas dengan lisan
Sebagaimana kau mengejek kelakuan-kelakuannya yang dahulu
Janganlah kau gelisah karena keraguan suatu masa
Bersabarlah karena sabar akan menghilangkan kesulitan
Kegelisahan tidak akan membuatmu puas sedikit pun
Dan, sesuatu yang telah lewat akan menimbulkan kecemasan.

 

115 – أنشدني 1131 رجل من خزاعة للعجير: لسانك خير وحده من قبيلة وما عد بعد في الفتى أنت حامله سوى البخل والفحشاء واللؤم والخنا أبت ذلكم أخلاقه وشمائله إذا القوم أموا سنة فهو عامد لأكبر ما ظنوا به فهو فاعله

Nasyid seorang laki-laki dari Khuzā‘ah untuk ‘Ajīr:

Setidaknya, hal yang baik menghadapi kabilah adalah lisan
Engkau membawa apa yang diduga oleh orang
Kekikiran, kejahatan, dan kehinaan
Semua itu merupakan akhlāq yang kau tolak
Suatu kaum menjadi budak satu tahun
Lalu, mereka bermaksiat untuk hal yang lebih besar
Melakukan apa yang mereka rencanakan

116 – حدثني عبد الرحمن ابن أخي الأصمعي، عن عمه قال: سمعت شوذب بن حبيب الأسدي، عن أبيه قال: أنشدني كعب بن سعد الغنوي من أهالي برذان: أخي ما أخي لا فاحش عند بيته ولا ورع عند اللقاء هيوب هو العسل الماذي حلما ونائلا وليث إذا يلقى العدو غضوب لقد كان أما حلمه فمروح علينا وأما جهله فغريب حليم إذا ما سورة (1) الجهل أطلقت جنى الشيب للنفس اللجوج غلوب
__________
(1) السورة: الحدة والغضب والاضطراب

Dari ‘Abd-ur-Raḥmān ibn Akhī al-Ashmu‘ī ibn Ḥabīb-il-Asadī, dari ayahnya, dari Ka‘ab ibn Sa‘ad-il-Ghanawī, dari penduduk Bardzān yang menyanyikan sebuah nasyid:

Saudara-saudaraku, engkau boleh hidup di rumahnya
Bukan rasa takut ketika bertemu
Itulah manisnya madu murah hati yang diperoleh
Alangkah baiknya jika engkau bertemu musuh
Engkau tidak marah
Sungguh, sikap murah hati lahir dari kami
Kejahilan menjadi sesuatu yang asing
Orang murah hati tidak seperti jahil yang bebas
Mencabut uban orang sombong dengan penuh kemenangan.

Catatan:

  1. (1). Istri Nabi s.a.w.
  2. (2). Maksudnya, mempelajari agama Islam (tafaqquh fid-dīn) dan mengamalkannya dengan baik. Diriwayatkan oleh Muslim dari Abū Hurairah bahwa Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Siapa orang yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan, Allah akan membuatnya paham dalam urusan agama.
  3. (3). Maksudnya, tidak pernah mencaci dan memaki orang Muslim, apalagi memanggilnya dengan sebutan “kafir”. Lihat hadits ini dalam Durr-ul-Mantsūr, juz 6, h. 409, dan Kanz-ul-‘Ummāl, no. 13388. As-Suyūthī menyebut hadits tersebut dalam Jam‘-ul-Jawāmi‘, juz 1, h. 294, dan menyandarkannya kepada Ibn ‘Asākir.
  4. (4). Orang-orang musyrik yang sudah hati.
  5. (5). Ada juga hadis yang mengatakan: “Janganlah kalian mencaci orang yang sudah mati karena kalian hanya akan menyakiti orang yang masih hidup.”
    Lihat Musnad Aḥmad, juz 4, h. 252, Ibn Ḥibbān, h. 1987, At-Tirmidzī, h. 1982; Kanz-ul-‘Ummāl, no. 42715; Ittiḥāfu Sādāt-ul-Muttaqīn, juz 7, h. 490; Iḥyāa’u ‘Ulūm-id-Dīn juz 3, h. 117; lihat juga Takhrīju Ḥāfizh-il-‘Irāqī.
  6. (6). Allah telah memuji sifat adil dan bersih hati, serta melaknat kezaliman orang-orang zhālim dengan kesedihan di dunia dan siksa yang pedih di akhirat. Allah juga memberi peringatan kepada mereka tentang kecelakaan, kebinasaan, dan kejelekan akibatnya, sebagaimana firman-Nya: “Dan janganlah sekali-kali kamu (Muḥammad) mengira bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang zhālim. Sesungguhnya, Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak. Mereka datang bergegas-gegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (Ibrāhīm [14]: 42-43).
Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.