Terjemah Riyadhus Shalihin: Hadits no.13 s.d 14

(Terjemah) Riyadhus Shalihin

Pengarang : Imam Nawawi

Pustaka Nuun

Bab Bertaubat

Para ulama berpendapat bahwa bertaubat dari segala kesalahan hukumnya wajib asalkan kesalahan tersebut tidak terkait dengan hak azazi manusia. Taubat seorang akan diterima dengan tiga syarat, jika dosa-dosanya berkaitan erat dengan hak Allah :

1. Meninggalkan maksiat tersebut;

2. Menyesalinya;

3. Berkemauan tidak akan mengulangi maksiat itu untuk selamanya, jika salah satu daripadanya tidak dilakukan, maka taubatnya tidak sah dan tidak akan diterima.

Jika perbuatan maksiatnya berkaitan dengan hak azazi manusia, maka ada empat persyaratan, agar taubatnya diterima, di antaranya ketiga persyaratan di atas harus dipenuhi : harus mengembalikan hak seorang kepada yang berhak, atau memohon maaf kepada yang dirugikan, atau minta dihalalkan, dan ia harus bertaubat dari segala maksiat. Jika seorang bertaubat dari sebagian dosanya, maka taubatnya sah dan ia harus bertaubat dari dosa-dosanya yang lain. Semua dalil dari Al-Qur’an maupun As-Sunnah, dan pendapat para ulama menilai bahwa bertaubat itu hukumnya wajib.

Bertaubat merupakan jalan pertama yang ditempuh oleh orang-orang saleh ketika hendak kembali ke jalan Allah dan ingin mendapat kebahagiaan di akhirat. Meskipun bertaubat itu adalah jalan pertama, tetapi merupakan jalan pertengahan dan terakhir. Seorang yang kembali kepada Allah tidak akan berhenti dari bertaubat sedikit pun.

Bertaubat sangat dibutuhkan oleh setiap orang yang telah berbuat salah sejak awal hingga akhirnya. Pada awalnya ia menyesali perbuatan dosanya dan ingin memperbaiki segala kesalahannya, karena ia tahu bahwa perbuatan dosa dapat menghalanginya sampai kepada Allah, karena itu ia cepat-cepat mencari jalan keselamatan dari murka Allah dan ia keluar dari kesalahannya dengan taubat nasuha dan menempuh perjalanan orang-orang yang bertobat dengan meninggalkan segala dosa, meningkatkan segala amal kebajikanya hingga sampai ke puncaknya dan menjauhi segala perbuatan yang berkaitan dengan setan. Karena bertaubat merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim menurut ayat Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, dan akal.

Allah berfirman: “Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung.” (QS. An-Nur: 31)

Dalam ayat tersebut Allah menganjurkan semua orang-orang beriman untuk bertaubat. Ayat tersebut mengisyaratkan bahwa bertaubat merupakan fardu ain bagi setiap mukmin. Siapapun yang ingin sukses dalam hidupnya, maka hendaknya ia selalu bertaubat kepada Allah, karena apa yang dijanjikan oleh Allah pasti akan terwujud.

Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.” (QS. Hud: 3). Firman Allah di atas menyuruh kita selalu bertaubat dan memohon ampun dari segala dosa yang terdahulu maupun yang terkemudian.

Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni murninya.” (QS. At-Tahrim: 8)


وعن أبي هريره ، قال: سمعت رسول الله ﷺ يَقُولُ والله إنِّي لأستغفر الله وأتُوبُ إِليه في اليوم أكثر من سبعين مرة » رواه البخاري.

13) Dari Abu Hurairah ra, ia berkata “Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Demi Allah, sesungguhnya saya membaca istighfar dan bertobat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali setiap harinya.” (HR. Bukhari: 6307)

وعن الأغر بن يسار المزنِي ، قال قال رسول الله ﷺ يَا أَيُّهَا النَّاسُ، تُوبُوا إِلَى اللهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ، فإِنِّي أَتُوبُ في اليوم مئة مرة » رواه مسلم.

14) Dari Al Aghar ibn Yasar Al-Muzani ra, ia berkata “Rasulullah saw bersabda: “Wahai sekalian manusia, bertaubatlah kalian kepada Allah dan mohonlah ampun kepada Nya, karena sesungguhnya aku saja setiap hari bertaubat sebanyak seratus kali.” (HR. Muslim: 42/2702)