سنن الترمذي ٩٦: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَ هَنَّادٌ قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ لَا وُضُوْءَ إِلَّا مِنْ صَوْتٍ أَوْ رِيْحٍ
قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Sunan Tirmidzī: 69. telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dan [Hannād] mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami [Wakī‘], dari [Syu‘bah], dari [Suhail bin Abī Shāliḥ], dari [Bapaknya], dari [Abū Hurairah] berkata: “Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada wudhu’ kecuali karena sebab suara atau bau (kentut-ed).” Abū ‘Īsā berkata: “Hadits ini derajatnya Ḥasan Shaḥīḥ.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: SIM: 508, 509; MA: 8944, 9241, 9712, 14959.
سنن الترمذي ٠٧: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ فِي الْمَسْجِدِ فَوَجَدَ رِيْحًا بَيْنَ أَلْيَتَيْهِ فَلَا يَخْرُجْ حَتَّى يَسْمَعَ صَوْتًا أَوْ يَجِدَ رِيْحًا قَالَ وَ فِي الْبَابِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍ وَ عَلِيِّ بْنِ طَلْقٍ وَ عَائِشَةَ وَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَ ابْنِ مَسْعُوْدٍ وَ أَبِيْ سَعِيْدٍ قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَ هُوَ قَوْلُ الْعُلَمَاءِ أَنْ لَا يَجِبَ عَلَيْهِ الْوُضُوْءُ إِلَّا مِنْ حَدَثٍ يَسْمَعُ صَوْتًا أَوْ يَجِدُ رِيْحًا و قَالَ عَبْدُ اللهِ بْنُ الْمُبَارَكِ إِذَا شَكَّ فِي الْحَدَثِ فَإِنَّهُ لَا يَجِبُ عَلَيْهِ الْوُضُوْءُ حَتَّى يَسْتَيْقِنَ اسْتِيْقَانًا يَقْدِرُ أَنْ يَحْلِفَ عَلَيْهِ وَ قَالَ إِذَا خَرَجَ مِنْ قُبُلِ الْمَرْأَةِ الرِّيْحُ وَجَبَ عَلَيْهَا الْوُضُوْءُ وَ هُوَ قَوْلُ الشَّافِعِيِّ وَ إِسْحَاقَ.
Sunan Tirmidzī: 70. telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata: Telah menceritakan kepada kami [‘Abd-ul-‘Azīz bin Muḥammad], dari [Suhail bin Abī Shāliḥ], dari [Bapaknya] dari [Abū Hurairah]: “Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian berada dalam masjid lalu mendapatkan angin antara belahan pantatnya, maka janganlah ia keluar hingga ia mendengar suara atau mencium bau.” Ia berkata: “Dalam bab ini juga ada riwayat dari ‘Abdullāh bin Zaid, ‘Alī bin Thalq, ‘Ā’isyah, Ibnu ‘Abbās, Ibnu Mas‘ūd dan Abū Sa‘īd.” Abū ‘Īsā berkata: “Hadits ini derajatnya Ḥasan Shaḥīḥ, ini adalah pendapat para ulama, bahwa seseorang tidak harus wudhu’ hingga ia mendengar suara atau mendapatkan bau. ‘Abdullāh Ibn-ul-Mubārak berkata: “Jika seseorang merasa ragu berhadas atau tidak, maka ia tidak harus berwudhu’ hingga yakin, sehingga ia berani sumpah dengannya.” Ia berkata lagi: “Jika ada suara yang keluar dari kamaluan seorang perempuan, maka ia wajib wudhu’.” Ini adalah pendapat Imām Syāfi‘ī dan Aḥmad.
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: Tidak ada.
سنن الترمذي ١٧: حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلَانَ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنْ هَمَّامِ بْنِ مُنَبِّهٍ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ
عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللهَ لَا يَقْبَلُ صَلَاةَ أَحَدِكُمْ إِذَا أَحْدَثَ حَتَّى يَتَوَضَّأَ قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ.
Sunan Tirmidzī: 71. telah menceritakan kepada kami [Maḥmūd bin Ghailān] berkata: Telah menceritakan kepada kami [‘Abd-ur-Razzāq] berkata: Telah mengabarkan kepada kami [Ma‘mar], dari [Hammām bin Munabbih], dari [Abū Hurairah], dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima shalat salah seorang dari kalian jika berhadats hingga ia berwudhu’.” Abū ‘Īsā berkata: “Hadits ini derajatnaya adalah Ḥasan Shaḥīḥ.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: SB: 6440; SM: 330; SAD: 55; MA: 7875.