Sunan Tirmidzi no.48 s.d no.49 – Menggunakan Kain Handuk Atau Sapu Tangan Setelah Wudhu

Dari Kitab:
Sunan Tirmidzi
Oleh: Abū ‘Īsá Muḥammad ibn ‛Īsá as-Sulamī aḍ-Ḍarīr al-Būghī at-Tirmidhī

سنن الترمذي ٨٤: حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ وَكِيْعِ بْنِ الْجَرَّاحِ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ حُبَابٍ عَنْ أَبِيْ مُعَاذٍ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ:كَانَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ خِرْقَةٌ يُنَشِّفُ بِهَا بَعْدَ الْوُضُوْءِ.قَالَ أَبُوْ عِيْسَى حَدِيْثُ عَائِشَةَ لَيْسَ بِالْقَائِمِ وَ لَا يَصِحُّ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِيْ هذَا الْبَابِ شَيْءٌ وَ أَبُوْ مُعَاذٍ يَقُوْلُوْنَ هُوَ سُلَيْمَانُ بْنُ أَرْقَمَ وَ هُوَ ضَعِيْفٌ عِنْدَ أَهْلِ الْحَدِيْثِ قَالَ وَ فِي الْبَابِ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ.

Sunan Tirmidzī: 48. Telah menceritakan kepada kami [Sufyān bin Wakī‘ bin al-Jarrah] berkata: Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullāh bin Wahb], dari [Zaid bin Ḥubāb], dari [Abū Mu‘ādz], dari [az-Zuhrī], dari [‘Urwah], dari [‘Ā’isyah] ia berkata: “Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam memiliki kain yang beliau gunakan untuk mengeringkan setelah berwudhu’.” Abū ‘Īsā berkata: “Hadits ‘Ā’isyah tidak kuat dan tidak ada hadits yang Shaḥīḥ dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam bab ini, tentang Abū Mu‘ādz, mereka berkata: Bahwa dia adalah Sulaimān bin Arqam, dan ia adalah orang yang lemah menurut para ahli hadits. Abū ‘Īsā berkat: “Dalam bab ini juga ada riwayat dari Mu‘ādz bin Jabal.”

Derajat: Syaikh al-Albani: Dha‘īf-ul-Isnād.

Pembanding: Tidak ada.

سنن الترمذي ٩٤: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ حَدَّثَنَا رِشْدِيْنُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ زِيَادِ بْنِ أَنْعُمٍ عَنْ عُتْبَةَ بْنِ حُمَيْدٍ عَنْ عُبَادَةَ بْنِ نُسَيٍّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ غَنْمٍ عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ قَالَ: رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا تَوَضَّأَ مَسَحَ وَجْهَهُ بِطَرَفِ ثَوْبِهِ. قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هذَا حَدِيْثٌ غَرِيْبٌ وَ إِسْنَادُهُ ضَعِيْفٌ وَ رِشْدِيْنُ بْنُ سَعْدٍ وَ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ زِيَادِ بْنِ أَنْعُمٍ الْأَفْرِيْقِيُّ يُضَعَّفَانِ فِي الْحَدِيْثِ وَ قَدْ رَخَّصَ قَوْمٌ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ مَنْ بَعْدَهُمْ فِي التَّمَنْدُلِ بَعْدَ الْوُضُوْءِ وَ مَنْ كَرِهَهُ إِنَّمَا كَرِهَهُ مِنْ قِبَلِ أَنَّهُ قِيْلَ إِنَّ الْوُضُوْءَ يُوْزَنُ وَ رُوِيَ ذلِكَ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ الْمُسَيِّبِ وَ الزُّهْرِيِّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ الرَّازِيُّ حَدَّثَنَا جَرِيْرٌ قَالَ حَدَّثَنِيْهِ عَلِيُّ بْنُ مُجَاهِدٍ عَنِّيْ وَ هُوَ عِنْدِيْ ثِقَةٌ عَنْ ثَعْلَبَة عَنِ الزُّهْرِيِّ قَالَ إِنَّمَا كُرِهَ الْمِنْدِيْلُ بَعْدَ الْوُضُوْءِ لِأَنَّ الْوُضُوْءَ يُوْزَنُ.

Sunan Tirmidzī: 49. Telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Risydīn bin Sa‘d], dari [‘Abd-ur-Raḥmān bin Ziyād bin An‘um], dari [‘Utbah bin Ḥumaid], dari [‘Ubādah bin Nusaiy], dari [‘Abd-ur-Raḥmān bin Ghanmī], dari [Mu‘ādz bin Jabal] ia berkata: “Aku melihat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam setelah selesai berwudhu’ mengusap wajahnya dengan ujung kainnya.” Abū ‘Īsā berkata: “Hadits ini derajatnya gharīb (asing-ed.) dan dalam sanad-nya lemah. Risydīn bin Sa‘d dan ‘Abd-ur-Raḥmān bin Ziyād bin An‘um al-Afrīqī melemahkan haditsnya. Beberapa ulama dari kalangan sahabat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang setelah mereka memberikan keringanan untuk mengelap sisa wudhu’, adapun bagi mereka yang memakruhkannya, hal itu hanya berdasarkan atas sebuah pendapat bahwa wudhu’ akan ditimbang dalam timbangan amal. Hal itu diriwayatkan dari Sa‘īd Ibn-ul-Musayyab dan az-Zuhrī. Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Ḥumaid ar-Rāzī berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarīr ia berkata: ‘Alī bin Mujāhid telah menceritakannya kepadaku, dan menurutku dia adalah seorang yang dapat dipercaya, yaitu dari Tsa‘labah, dari az-Zuhrī, ia berkata: “Tidak disukainya mengusap sisa wudhu’ karena itu akan ditimbang.”

Derajat: Syaikh al-Albani: Dha‘īf-ul-Isnād.

Pembanding: Tidak ada.

Catatan editor : mengenai mengelap sisa wudhu’ ini penulis pernah mendapati salah satu masyaikh kami melakukannya, yaitu Syaikh Fadhil Al-Jilani pada suatu acara pengajian di bilangan Serpong, Tangerang Selatan beberapa tahun silam. Beliau disodori kain oleh salah satu muridnya setelah melakukan wudhu’, lalu beliau mengelap dahi, wajah, dan lengannya dengan sekali sapuan. Wallahu a’lam.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *