Sunan Tirmidzi no.33 – Mengambil Air Wudhu’ Baru Untuk Mengusap Kepala

Dari Kitab:
Sunan Tirmidzi
Oleh: Abū ‘Īsá Muḥammad ibn ‛Īsá as-Sulamī aḍ-Ḍarīr al-Būghī at-Tirmidhī

سنن الترمذي ٣٣: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ خَشْرَمٍ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ وَهْبٍ حَدَّثَنَا عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ عَنْ حَبَّانَ بْنِ وَاسِعٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍأَنَّهُ رَأَى النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ تَوَضَّأَ وَ أَنَّهُ مَسَحَ رَأْسَهُ بِمَاءٍ غَيْرِ فَضْلِ يَدَيْهِ قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَ رَوَى ابْنُ لَهِيْعَةَ هذَا الْحَدِيْثَ عَنْ حَبَّانَ بْنِ وَاسِعٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ تَوَضَّأَ وَ أَنَّهُ مَسَحَ رَأْسَهُ بِمَاءٍ غَيْرِ فَضْلِ يَدَيْهِ وَ رِوَايَةُ عَمْرِو بْنِ الْحَارِثِ عَنْ حَبَّانَ أَصَحُّ لِأَنَّهُ قَدْ رُوِيَ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ هذَا الْحَدِيْثُ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ زَيْدٍ وَ غَيْرِهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَخَذَ لِرَأْسِهِ مَاءً جَدِيْدًا وَ الْعَمَلُ عَلَى هذَا عِنْدَ أَكْثَرِ أَهْلِ الْعِلْمِ رَأَوْا أَنْ يَأْخُذَ لِرَأْسِهِ مَاءً جَدِيْدًا.

Sunan Tirmidzī: 33. Telah menceritakan kepada kami [‘Alī bin Khasyram] berkata: Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Wahb] berkata: Telah menceritakan kepada kami [‘Amru Ibn-ul-Ḥārits], dari [Ḥabbān bin Wāsi‘], dari [bapaknya], dari [‘Abdullāh bin Zaid] bahwasanya ia melihat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berwudhu’, beliau mengusap kepalanya dengan air yang bukan kelebihan kedua tangannya.” Abū ‘Īsā berkata; “Hadits ini derajatnya Ḥasan Shaḥīḥ.” [Ibnu Lahī‘ah] meriwayatkan hadits ini dari [Ḥabbān bin Wāsi‘], dari [bapaknya], dari [‘Abdullāh bin Zaid], bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berwudhu’ mengusap kepalanya dengan air yang bukan sisa kedua tangannya.” Dan Hadits riwayat ‘Amru Ibn-ul-Ḥārits dari Ḥabbān lebih Shaḥīḥ, karena diriwayatkan tidak hanya dari satu jalur. Hadits ini dari ‘Abdullāh bin Zaid dan selainnya, bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengambil air baru untuk mengusap kepalanya. Hadits ini banyak diamalkan oleh kebanyakan ahli ilmu, mereka berpendapat bahwasanya beliau mengambil air baru untuk mengusap kepalanya.”

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: MA: 15845, 15862.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *