Sunan Tirmidzi no.134 s.d 135 – Tayamum

Dari Kitab:
Sunan Tirmidzi
Oleh: Abū ‘Īsá Muḥammad ibn ‛Īsá as-Sulamī aḍ-Ḍarīr al-Būghī at-Tirmidhī

سنن الترمذي ١٣٤: حَدَّثَنَا أَبُوْ حَفْصٍ عَمْرُو بْنُ عَلِيٍّ الْفَلَّاسُ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ زُرَيْعٍ حَدَّثَنَا سَعِيْدٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَزْرَةَ عَنْ سَعِيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ أَبْزَى عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عَمَّارِ بْنِ يَاسِرٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَمَرَهُ بِالتَّيَمُّمِ لِلْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ. قَالَ وَ فِي الْبَابِ عَنْ عَائِشَةَ وَ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ أَبُوْ عِيْسَى حَدِيْثُ عَمَّارٍ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَ قَدْ رُوِيَ عَنْ عَمَّارٍ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ وَ هُوَ قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مِنْهُمْ عَلِيٌّ وَ عَمَّارٌ وَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ التَّابِعِيْنَ مِنْهُمْ الشَّعْبِيُّ وَ عَطَاءٌ وَ مَكْحُوْلٌ قَالُوا التَّيَمُّمُ ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ وَ بِهِ يَقُوْلُ أَحْمَدُ وَ إِسْحَاقُ وَ قَالَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْهُمْ ابْنُ عُمَرَ وَ جَابِرٌ وَ إِبْرَاهِيْمُ وَ الْحَسَنُ قَالُوا التَّيَمُّمُ ضَرْبَةٌ لِلْوَجْهِ وَ ضَرْبَةٌ لِلْيَدَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ وَ بِهِ يَقُوْلُ سُفْيَانُ الثَّوْرِيُّ وَ مَالِكٌ وَ ابْنُ الْمُبَارَكِ وَ الشَّافِعِيُّ وَ قَدْ رُوِيَ هذَا الْحَدِيْثُ عَنْ عَمَّارٍ فِي التَّيَمُّمِ أَنَّهُ قَالَ لِلْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ مِنْ غَيْرِ وَجْهٍ وَ قَدْ رُوِيَ عَنْ عَمَّارٍ أَنَّهُ قَالَ تَيَمَّمْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلَى الْمَنَاكِبِ وَ الْآبَاطِ فَضَعَّفَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ حَدِيْثَ عَمَّارٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي التَّيَمُّمِ لِلْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ لَمَّا رُوِيَ عَنْهُ حَدِيْثُ الْمَنَاكِبِ وَ الْآبَاطِ قَالَ إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ مَخْلَدٍ الْحَنْظَلِيُّ حَدِيْثُ عَمَّارٍ فِي التَّيَمُّمِ لِلْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ هُوَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَ حَدِيْثُ عَمَّارٍ تَيَمَّمْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلَى الْمَنَاكِبِ وَ الْآبَاطِ لَيْسَ هُوَ بِمُخَالِفٍ لِحَدِيْثِ الْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ لِأَنَّ عَمَّارًا لَمْ يَذْكُرْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَمَرَهُمْ بِذلِكَ وَ إِنَّمَا قَالَ فَعَلْنَا كَذَا وَ كَذَا فَلَمَّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَمَرَهُ بِالْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ فَانْتَهَى إِلَى مَا عَلَّمَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ وَ الدَّلِيْلُ عَلَى ذلِكَ مَا أَفْتَى بِهِ عَمَّارٌ بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِي التَّيَمُّمِ أَنَّهُ قَالَ الْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ فَفِيْ هذَا دَلَالَةٌ أَنَّهُ انْتَهَى إِلَى مَا عَلَّمَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَعَلَّمَهُ إِلَى الْوَجْهِ وَ الْكَفَّيْنِ قَالَ وَ سَمِعْتُ أَبَا زُرْعَةَ عُبَيْدَ اللهِ بْنَ عَبْدِ الْكَرِيْمِ يَقُوْلُ لَمْ أَرَ بِالْبَصْرَةِ أَحْفَظَ مِنْ هؤُلَاءِ الثَّلَاثَةِ عَلِيِّ بْنِ الْمَدِيْنِيِّ وَ ابْنِ الشَّاذَكُوْنِيِّ وَ عَمْرِو بْنِ عَلِيٍّ الْفَلَّاسِ قَالَ أَبُوْ زُرْعَةَ وَ رَوَى عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ عَلِيٍّ حَدِيْثًا.

Sunan Tirmidzī: 134. telah menceritakan kepada kami [Abū Ḥafsh ‘Amru bin ‘Alī al-Fallās] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Yazīd Ibnu Zurai‘] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sa‘īd], dari [Qatādah] dari [‘Azrah], dari [Sa‘īd bin ‘Abd-ir-Raḥmān bin Abzā], dari [ayahnya], dari [‘Ammār bin Yāsir] berkata: “Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadanya bertayamum pada muka dan kedua telapak tangan.” Ia berkata: “Dalam bab ini juga ada riwayat dari ‘Ā’isyah dan Ibnu ‘Abbās.”Abū ‘Īsā berkata: “Hadits ‘Ammār ini derajatnya Ḥasan Shaḥīḥ. Telah diriwayatkan pula dari ‘Ammār dari banyak jalur. Ini adalah pendapat tidak hanya seorang saja dari kalangan sahabat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Di antara mereka adalah ‘Alī, ‘Ammār, Ibnu ‘Abbās dan banyak lagi dari kalangan tābi‘īn seperti asy-Sya‘bī, ‘Athā’ dan Makḥūl. Mereka mengatakan: “Tayamum itu satu pukulan untuk muka dan kedua telapak tangan.” Pendapat ini diambil oleh Aḥmad dan Isḥāq.

Dan sebagian ahli ilmu seperti Ibnu ‘Umar, Jābir, Ibrāhīm dan al-Ḥasan mengatakan: “Tayamum itu satu pukulan untuk wajah dan satu pukulan untuk kedua telapak tangan hingga siku.” Pendapat ini diambil oleh Sufyān ats-Tsaurī, Mālik, bin al-Mubārak dan Syāfi‘ī. Hadits tentang tayamum ini, yaitu bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “untuk muka dan kedua telapak tangan, ” juga diriwayatkan dari ‘Ammār dengan jalur lain. Hadits ini juga diriwayatkan dari ‘Ammār, bahwa ia berkata: “Kami pernah bersama Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertayamum hingga pundak dan ketiak.” Namun sebagian ulama melemahkan hadits ‘Ammār dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, tentang tayamum pada muka dan kedua telapak tangan, ketika diriwayatkan pula darinya hadits tayamum hingga pundak dan ketiak. Isḥāq bin Ibrāhīm bin Makhlad al-Ḥanzhalī berkata: “Hadits ‘Ammār tentang tayamum untuk muka dan kedua telapak tangan adalah hadits yang derajatnya Ḥasan Shaḥīḥ.”

Sedangkan hadits ‘Ammār yang menyebutkan: “Kami pernah bersama Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bertayamum hingga pundak dan ketiak,” tidak bertentangan dengan hadits untuk muka dan kedua telapak tangan. Sebab ‘Ammār tidak menyebutkan bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka untuk melakukan yang demikian itu. Namun ia hanya mengatakan: “Kami melakukan begini dan begini.” Ketika ia bertanya Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau memerintahkan kepadanya untuk mengusap muka dan kedua telapak tangan, maka berakhirlah atas apa yang Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam ajarkan kepadanya, yaitu mengusap muka dan kedua telapak tangan. Dalil dari hal itu adalah apa yang ‘Ammār fatwakan dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam tentang tayamum, bahwa beliau bersabda: “(mengusap) muka dan kedua telapak tangan.” Maka dalam persoalan ini dalilnya adalah apa yang telah diajarkan oleh Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau mengajarkan untuk mengusap wajah dan kedua telapak tangan.” Ia berkata: “Aku mendengar Abū Zur‘ah bin ‘Abd-ul-Karīm berkata: “Aku belum pernah melihat di kota Bashrah orang yang lebih bagus hafalannya selain tiga orang; ‘Alī bin al-Madīnī, Ibn-usy-Syādzakūnī dan ‘Amru bin ‘Alī al-Fallās.” Abū Zur‘ah berkata: “‘Affān bin Muslim meriwayatkan sebuah hadits dari ‘Amru bin ‘Alī.”

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ada.

سنن الترمذي ١٣٥: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ مُوْسَى حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ خَالِدٍ الْقُرَشِيِّ عَنْ دَاودَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ سُئِلَ عَنِ التَّيَمُّمِ فَقَالَ إِنَّ اللهَ قَالَ فِيْ كِتَابِهِ حِيْنَ ذَكَرَ الْوُضُوْءَ{ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَ أَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ }وَ قَالَ فِي التَّيَمُّمِ{ فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَ أَيْدِيْكُمْ }.وَ قَالَ{ وَ السَّارِقُ وَ السَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْا أَيْدِيَهُمَا } فَكَانَتْ السُّنَّةُ فِي الْقَطْعِ الْكَفَّيْنِ إِنَّمَا هُوَ الْوَجْهُ وَ الْكَفَّانِ يَعْنِي التَّيَمُّمَ.قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ غَذِيٌّ صَحِيْحٌ.

Sunan Tirmidzī: 135. Telah bercerita kepada kami [Yaḥyā bin Mūsā] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Sa‘īd bin Sulaimān] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Husyaim], dari [Muḥammad bin Khālid al-Qurasyī], dari [Dāūd bin Ḥushain], dari [‘Ikrimah], dari [Ibnu ‘Abbās] bahwa ia pernah ditanya tentang tayamum, ia lalu menjawab: “Sesungguhnya Allah telah berfirman dalam kitab-Nya ketika menyebutkan tentang wudhu’: “(Maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku), ” dan Allah juga berfirman tentang tayamum: “(Maka sapulah mukamu dan tanganmu).” Lalu berfirman: “(Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya).” Maka secara sunnah, dalam memotong tangan adalah pada kedua telapak tangan, dan yang dibasuh dalam tayamum adalah bagian wajah dan kedua telapak tangan.” Abū ‘Īsā berkata: “Hadits ini derajatnya Shaḥīḥ Gharīb.”

Derajat: Syaikh al-Albani: Dha‘īf-ul-Isnād.

Pembanding: Tidak ada.