Sunan Tirmidzi 2 – Keutamaan Bersuci

Dari Kitab:
Sunan Tirmidzi
Oleh: Abū ‘Īsá Muḥammad ibn ‛Īsá as-Sulamī aḍ-Ḍarīr al-Būghī at-Tirmidhī

سنن الترمذي ٢: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ مُوْسَى الْأَنْصَارِيُّ حَدَّثَنَا مَعْنُ بْنُ عِيْسَى الْقَزَّازُ حَدَّثَنَا مَالِكُ بْنُ أَنَسٍ ح و حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ عَنْ مَالِكٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا تَوَضَّأَ الْعَبْدُ الْمُسْلِمُ أَوِ الْمُؤْمِنُ فَغَسَلَ وَجْهَهُ خَرَجَتْ مِنْ وَجْهِهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ نَظَرَ إِلَيْهَا بِعَيْنَيْهِ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ أَوْ نَحْوَ هذَا وَ إِذَا غَسَلَ يَدَيْهِ خَرَجَتْ مِنْ يَدَيْهِ كُلُّ خَطِيْئَةٍ بَطَشَتْهَا يَدَاهُ مَعَ الْمَاءِ أَوْ مَعَ آخِرِ قَطْرِ الْمَاءِ حَتَّى يَخْرُجَ نَقِيًّا مِنَ الذُّنُوْبِ

قَالَ أَبُوْ عِيْسَى هذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ وَ هُوَ حَدِيْثُ مَالِكٍ عَنْ سُهَيْلٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ وَ أَبُوْ صَالِحٍ وَالِدُ سُهَيْلٍ هُوَ أَبُوْ صَالِحٍ السَّمَّانُ وَ اسْمُهُ ذَكْوَانُ وَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ اخْتُلِفَ فِي اسْمِهِ فَقَالُوْا عَبْدُ شَمْسٍ وَ قَالُوْا عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرٍو وَ هكَذَا قَالَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ وَ هُوَ الْأَصَحُّ قَالَ أَبُوْ عِيْسَى وَ فِي الْبَابِ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَفَّانَ وَ ثَوْبَانَ وَ الصُّنَابِحِيِّ وَ عَمْرِو بْنِ عَبَسَةَ وَ سَلْمَانَ وَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو وَ الصُّنَابِحِيُّ الَّذِيْ رَوَى عَنْ أَبِيْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ لَيْسَ لَهُ سَمَاعٌ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ اسْمُهُ عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ عُسَيْلَةَ وَ يُكْنَى أَبَا عَبْدِ اللهِ رَحَلَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقُبِضَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ هُوَ فِي الطَّرِيْقِ وَ قَدْ رَوَى عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَحَادِيْثَ وَ الصُّنَابِحُ بْنُ الْأَعْسَرِ الْأَحْمَسِيُّ صَاحِبُ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يُقَالُ لَهُ الصُّنَابِحِيُّ أَيْضًا وَ إِنَّمَا حَدِيْثُهُ قَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ إِنِّيْ مُكَاثِرٌ بِكُمُ الْأُمَمَ فَلَا تَقْتَتِلُنَّ بَعْدِيْ

Sunan Tirmidzī: 2. Telah menceritakan kepada kami [Isḥāq bin Mūsā al-Anshārī] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Ma‘n bin ‘Īsā al-Qazzāz] berkata: Telah menceritakan kepada kami [Mālik bin Anas]. Dari jalur yang lain: Dan telah menceritakan kepada kami [Qutaibah] dari [Mālik], dari [Suhail bin Abī Shāliḥ], dari [bapaknya], dari [Abū Hurairah] ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: ” Jika seorang muslim, atau seorang mukmin berwudhu’, lalu ia membasuh wajahnya, maka dosa-dosa yang berada di wajahnya karena pandangan mata akan keluar bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir, atau yang semisal itu. Jika ia membasuh tangan, maka dosa-dosa dari tangannya akan keluar bersama air, atau bersama tetesan air yang terakhir hingga ia keluar tanpa dosa sedikit pun.” Abū ‘Īsā berkata: “Ini adalah hadits Ḥasan Shaḥīḥ, yaitu hadits riwayat Mālik dari Suhail, dari bapaknya, dari Abū Hurairah dan Abū Shāliḥ, ayah Suhail, yaitu Abū Shāliḥ as-Sammān, dan namanya adalah Dzakwān. Abū Hurairah sendiri masih diperselisihkan tentang namanya: Sebagian mengatakan ‘Abdu Syams, sebagian mengatakan ‘Abdullāh bin ‘Amru dan seperti inilah, Muḥammad bin Ismā‘īl berkata: “Itu yang paling benar.” Abū ‘Īsā berkata: dalam bab ini juga ada riwayat dari ‘Utsmān bin ‘Affān, Tsaubān, Ash-Shunābiḥī, ‘Umar bin ‘Abasah, Salmān, ‘Abdullāh bin ‘Amru, dan ash-Shunābiḥī yang meriwayatkan dari Abū Bakar ash-Shiddīq, namun ia tidak mendengar langsung dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Namanya adalah ‘Abd-ur-Raḥmān bin ‘Usailah, sedang julukannya Abū ‘Abdullāh, ia melakukan perjalanan untuk menemui Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, sedangkan Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam sendiri telah wafat ketika ia masih dalam perjalanan. Ia telah meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Ash-Shunābiḥ ibn-ul-A‘sar al-Aḥmasī adalah seorang sahabat Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, ia disebut juga dengan nama ash-Shunābiḥī. Hadits yang ia riwayatkan adalah: ia berkata: aku mendengar Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku akan berbanyak-banyakkan umat, maka jangan sekali-kali kalian saling membunuh setelahku.

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: SM: 360; SN: 102; MA: 7677; MM: 55, 56; SD: 712.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *