سنن ابن ماجه ٥٧: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ ح و حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ وَ وَكِيْعٌ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ سَعْدِ بْنِ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ السُّلَمِيِّ عَنْ عَلِيِّ بْنِ أَبِيْ طَالِبٍ قَالَ كُنَّا جُلُوْسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ بِيَدِهِ عُوْدٌ فَنَكَتَ فِي الْأَرْضِ ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَ قَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ قِيْلَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ قَالَ لَا اعْمَلُوْا وَ لَا تَتَّكِلُوْا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ثُمَّ قَرَأَ { فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَ اتَّقَى وَ صَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى وَ أَمَّا مَنْ بَخِلَ وَ اسْتَغْنَى وَ كَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى }.
Sunan Ibnu Mājah 75: Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmān bin Abī Syaibah berkata: Telah menceritakan kepada kami Wakī‘. Dan menurut jalur yang lain: Telah menceritakan kepada kami ‘Alī bin Muḥammad berkata: Telah menceritakan kepada kami Abū Mu‘āwiyah dan Wakī‘, dari al-A‘masy, dari Sa‘d bin ‘Ubaidah, dari Abū ‘Abd-ir-Raḥmān as-Sulamī, dari ‘Alī bin Abī Thālib ia berkata: “Kami pernah duduk-duduk di samping Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam sementara di tangannya ada kayu gaharu. Beliau melemparkannya ke tanah kemudian mengangkat kepalanya seraya bersabda: “ Setiap kalian telah ditetapkan tempat duduknya di surga dan tempat duduknya di neraka.” Beliau ditanya: “Wahai Rasūlullāh, bagaimana jika kita pasrah saja?” beliau menjawab: “Jangan, tetaplah berbuat dan jangan menyerah. Setiap orang akan dipermudah sesuai dengan apa yang diciptakan untuknya.” Kemudian beliau membaca (QS.Al Lail :5-10): “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya (jalan) yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: SB: 1274, 4564, 4565, 4566, 4567, 4568, 5749, 6115, 6997; SAD: 4074; SIM: 4332; MA: 587, 1015, 1055, 1120, 4429.
سنن ابن ماجه ٦٧: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ وَ عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ الطَّنَافِسِيُّ قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ إِدْرِيْسَ عَنْ رَبِيْعَةَ بْنِ عُثْمَانَ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يَحْيَى بْنِ حَبَّانَ عَنِ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ أَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَ فِيْ كُلٍّ خَيْرٌ احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَ اسْتَعِنْ بِاللهِ وَ لَا تَعْجَزْ فَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا وَ لكِنْ قُلْ قَدَّرَ اللهُ وَ مَا شَاءَ فَعَلَ فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
Sunan Ibnu Mājah 76: Telah menceritakan kepada kami Abū Bakr bin Abī Syaibah dan ‘Alī bin Muḥammad ath-Thanāfisī keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullāh bin Idrīs, dari Rabī‘ah bin ‘Utsmān, dari Muḥammad bin Yaḥyā bin Ḥibbān, dari al-A‘raj, dari Abū Hurairah ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Mu’min yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Antusiaslah terhadap segala sesuatu yang bermanfaat bagimu, mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan lemah. Jika engkau tertimpa musibah maka janganlah engkau ucapkan; ‘seandainya dulu aku melakukan ini dan ini’. Akan tetapi katakanlah; ‘sudah menjadi ketentuan Allah, Ia melakukan sesuatu yang dikehendaki-Nya’. Karena ucapan ‘seandainya membuka pintu setan.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Ḥasan Shaḥīḥ.
Pembanding: SIM: 4158; MA: 8436, 8473.