Sunan Ibnu Majah no.235 s.d 239 – Pahala Orang Yang Mengajarkan Kebaikan Kepada Manusia

  1. Pahala Orang Yang Mengajarkan Kebaikan Kepada Manusia.

سنن ابن ماجه ٢٣٥: حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ حَدَّثَنَا حَفْصُ بْنُ عُمَرَ عَنْ عُثْمَانَ بْنِ عَطَاءٍ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ إِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِمِ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَ مَنْ فِي الْأَرْضِ حَتَّى الْحِيْتَانِ فِي الْبَحْرِ.

Sunan Ibnu Mājah 235: Telah menceritakan kepada kami Hisyām bin ‘Ammār berkata: Telah menceritakan kepada kami Ḥafsh bin ‘Umar, dari ‘Utsmān bin ‘Athā’, dari Bapaknya, dari Abud-Dardā’ ia berkata: “Aku mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya akan memintakan ampun untuk seorang alim, makhluk yang di langit dan di bumi hingga ikan hiu di dasar laut.

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ada.

سنن ابن ماجه ٢٣٦: حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عِيْسَى الْمِصْرِيُّ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ وَهْبٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَيُّوْبَ عَنْ سَهْلِ بْنِ مُعَاذِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا فَلَهُ أَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهِ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الْعَامِلِ.

Sunan Ibnu Mājah 236: Telah menceritakan kepada kami Aḥmad bin ‘Īsā al-Mishrī berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullāh bin Wahb, dari Yaḥyā bin Ayyūb, dari Sahl bin Mu‘ādz bin Anas, dari bapaknya bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa mengajarkan suatu ilmu, maka ia akan mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya, tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.

Derajat: Syaikh al-Albani: Ḥasan.

Pembanding: Tidak ada.

سنن ابن ماجه ٢٣٧: حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ أَبِيْ كَرِيْمَةَ الْحَرَّانِيُّ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الرَّحِيْمِ حَدَّثَنِيْ زَيْدُ بْنُ أَبِيْ أُنيْسَةَ عَنْ زيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ خَيْرُ مَا يُخَلِّفُ الرَّجُلُ مِنْ بَعْدِهِ ثَلَاثٌ وَلَدٌ صَالِحٌ يَدْعُوْ لَهُ وَ صَدَقَةٌ تَجْرِيْ يَبْلُغُهُ أَجْرُهَا وَ عِلْمٌ يُعْمَلُ بِهِ مِنْ بَعْدِهِ.قَالَ أَبُو الْحَسَنِ وَ حَدَّثَنَا أَبُوْ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَزِيْدَ بْنِ سِنَانٍ الرَّهَاوِيُّ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ بْنُ سِنَانٍ يَعْنِيْ أَبَاهُ حَدَّثَنِيْ زَيْدُ بْنُ أَبِيْ أُنَيْسَةَ عَنْ فُلَيْحِ بْنِ سُلَيْمَانَ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ قَتَادَةَ عَنْ أَبِيْهِ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَذَكَرَ نَحْوَهُ.

Sunan Ibnu Mājah 237: Telah menceritakan kepada kami Ismā‘īl bin Abī Karīmah al-Harrānī berkata: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Salamah dari Abū ‘Abd-ir-Raḥīm berkata: Telah menceritakan kepadaku Zaid bin Abū Unaisah, dari Zaid bin Aslam, dari ‘Abdullāh bin Abī Qatādah, dari Bapaknya ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sebaik-baik perkara yang ditinggalkan oleh seorang laki-laki sepeninggalnya ada tiga; anak Shāliḥ yang mendoakannya, sedekah jariyah yang pahalanya sampai kepadanya serta ilmu yang diamalkan oleh orang sepeninggalnya.” Abul-Ḥasan berkata: Telah menceritakan kepadaku Abū Ḥātim berkata: Telah menceritakan kepada saya Muḥammad bin Yazīd bin Sinān ar-Rahāwī berkata: Telah menceritakan kepada kami Yazīd bin Sinān -yaitu bapaknya- berkata: Telah menceritakan kepadaku Zaid bin Abī Unaisah, dari Fulaih bin Sulaimān, dari Zaid bin Aslam, dari ‘Abdullāh bin Abī Qatādah, dari bapaknya berkata: Aku mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, lalu ia menyebutkan sebagaimana hadits di atas tersebut.

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ada.

سنن ابن ماجه ٢٣٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ وَهْبِ بْنِ عَطِيَّةَ حَدَّثَنَا الْوَلِيْدُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا مَرْزُوْقُ بْنُ أَبِي الْهُذَيْلِ حَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ حَدَّثَنِيْ أَبُوْ عَبْدِ اللهِ الْأَغَرُّ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَ حَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَ نَشَرَهُ وَ وَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَ مُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لِابْنِ السَّبِيْلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِيْ صِحَّتِهِ وَ حَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ.

Sunan Ibnu Mājah 238: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Yaḥyā berkata: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Wahb bin ‘Athiyyah berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Walīd bin Muslim berkata: Telah menceritakan kepada kami Marzūq bin Abū Hudzail berkata: Telah menceritakan kepadaku az-Zuhrī berkata: Telah menceritakan kepadaku Abū ‘Abdullāh al-Agharr, dari Abū Hurairah ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak Shāliḥ yang ia tinggalkan dan al-Qur’ān yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangun, atau rumah yang ia bangun untuk Ibnu sabil, atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia keluarkan dari harta miliknya di masa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan mengiringinya setelah meninggal.

Derajat: Syaikh al-Albani: Ḥasan.

Pembanding: Tidak ada.

سنن ابن ماجه ٢٣٩: حَدَّثَنَا يَعْقُوْبُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ كَاسِبٍ الْمَدَنِيُّ حَدَّثَنِيْ إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ عَنْ صَفْوَانَ بْنِ سُلَيْمٍ عَنْ عُبَيْدِ اللهِ بْنِ طَلْحَةَ عَنِ الْحَسَنِ الْبَصْرِيِّ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ الْمَرْءُ الْمُسْلِمُ عِلْمًا ثُمَّ يُعَلِّمَهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ.

Sunan Ibnu Mājah 239: Telah menceritakan kepada kami Ya‘qūb bin Ḥumaid bin Kāsib al-Madanī berkata: Telah menceritakan kepadaku Isḥāq bin Ibrāhīm, dari Shafwān Sulaim, dari Thalḥah, dari al-Ḥasan al-Bashrī, dari Abū Hurairah bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sedekah yang paling utama adalah seorang muslim yang mempelajari satu disiplin ilmu kemudian mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim.

Derajat: Syaikh al-Albani: Dha‘īf.

Pembanding: Tidak ada.