سنن ابن ماجه ١٨٨: حَدَّثَنَا حَرْمَلَةُ بْنُ يَحْيَى وَ يُوْنُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى قَالَا حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ وَهْبٍ أَخْبَرَنِيْ يُوْنُسُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ حَدَّثَنِيْ سَعِيْدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ يَقُوْلُ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقْبِضُ اللهُ الْأَرْضَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ يَطْوِي السَّمَاءَ بِيَمِيْنِهِ ثُمَّ يَقُوْلُ أَنَا الْمَلِكُ أَيْنَ مُلُوْكُ الْأَرْضِ.
Sunan Ibnu Mājah 188: Telah menceritakan kepada kami Ḥarmalah bin Yaḥyā dan Yūnus bin ‘Abd-ul-A‘lā keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullāh bin Wahb berkata: Telah mengabarkan kepadaku Yūnus, dari Ibnī Syihāb, dari Sa‘īd bin al-Musayyab bahwa Abū Hurairah berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah akan menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit dengan tangan kanan-Nya, kemudian berfirman: ‘Akulah raja, mana raja-raja bumi?”
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: SB: 4438, 6834, 6863; MA: 8508; SD: 2679.
سنن ابن ماجه ١٨٩: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّبَّاحِ حَدَّثَنَا الْوَلِيْدُ بْنُ أَبِيْ ثَوْرٍ الْهَمْدَانِيُّ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمِيْرَةَ عَنِ الْأَحْنَفِ بْنِ قَيْسٍ عَنِ الْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ قَالَ كُنْتُ بِالْبَطْحَاءِ فِيْ عِصَابَةٍ وَ فِيْهِمْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَمَرَّتْ بِهِ سَحَابَةٌ فَنَظَرَ إِلَيْهَا فَقَالَ مَا تُسَمُّوْنَ هذِهِ قَالُوا السَّحَابُ قَالَ وَ الْمُزْنُ قَالُوْا وَ الْمُزْنُ قَالَ وَ الْعَنَانُ قَالَ أَبُوْ بَكْرٍ قَالُوْا وَ الْعَنَانُ قَالَ كَمْ تَرَوْنَ بَيْنَكُمْ وَ بَيْنَ السَّمَاءِ قَالُوْا لَا نَدْرِيْ قَالَ فَإِنَّ بَيْنَكُمْ وَ بَيْنَهَا إِمَّا وَاحِدًا أَوْ اثْنَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا وَ سَبْعِينَ سَنَةً وَ السَّمَاءُ فَوْقَهَا كَذلِكَ حَتَّى عَدَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ ثُمَّ فَوْقَ السَّمَاءِ السَّابِعَةِ بَحْرٌ بَيْنَ أَعْلَاهُ وَ أَسْفَلِهِ كَمَا بَيْنَ سَمَاءٍ إِلَى سَمَاءٍ ثُمَّ فَوْقَ ذلِكَ ثَمَانِيَةُ أَوْعَالٍ بَيْنَ أَظْلَافِهِنَّ وَ رُكَبِهِنَّ كَمَا بَيْنَ سَمَاءٍ إِلَى سَمَاءٍ ثُمَّ عَلَى ظُهُوْرِهِنَّ الْعَرْشُ بَيْنَ أَعْلَاهُ وَ أَسْفَلِهِ كَمَا بَيْنَ سَمَاءٍ إِلَى سَمَاءٍ ثُمَّ اللهُ فَوْقَ ذلِكَ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى.
Sunan Ibnu Mājah 189: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Yaḥyā berkata: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin ash-Shabbāḥ berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Walīd bin Abū Tsaur al-Hamdānī, dari Simāk, dari ‘Abdullāh bin ‘Amīrah, dari al-Aḥnaf bin Qais, dari ‘Abbās bin ‘Abd-ul-Muththalib ia berkata: “Ketika aku sedang berada di Bathhā’ bergabung bersama pasukan perang yang dihadiri Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Tiba-tiba melintas segumpal awan, Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam lantas melihat seraya bersabda: “Kalian sebut apakah ini?” mereka menjawab: “Awan.” Beliau bersabda: “Dan mendung, ” mereka berkata: “Dan mendung.” Beliau bersabda: “Dan mega, ” Abū Bakar berkata: mereka pun berkata: “Dan mega.” Beliau bertanya: “Menurut kalian, berapakah jarak antara kalian dengan langit?” mereka menjawab: “Kami tidak mengetahuinya.” Rasūlullāh bersabda: “Sesungguhnya jarak antara kalian dan langit bisa jadi satu, atau dua, atau tujuh puluh tahun. Dan langit yang ada di atasnya, jaraknya seperti itu juga.” Hingga beliau menghitung langit ketujuh. Beliau melanjutkan: “Kemudian di atas langit yang ketujuh itu adalah lautan, jarak antara atas dan bawahnya sebagai mana satu langit ke langit yang lainnya. Kemudian di atas itu ada delapan malaikat, ketinggian antara kuku-kukunya dan lutut-lututnya sebagaimana antara satu langit ke langit yang lainnya, kemudian di atas punggungnya ada ‘Arsy yang jarak antara tinggi dan bawahnya antara langit satu ke langit yang lainnya. Dan Allah Tabāraka wa Ta‘ālā berada di atas itu.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Dha‘īf.
Pembanding: SAD: 4100.
سنن ابن ماجه ١٩٠: حَدَّثَنَا يَعْقُوْبُ بْنُ حُمَيْدِ بْنِ كَاسِبٍ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِيْنَارٍ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِذَا قَضَى اللهُ أَمْرًا فِي السَّمَاءِ ضَرَبَتْ الْمَلَائِكَةُ أَجْنِحَتَهَا خُضْعَانًا لِقَوْلِهِ كَأَنَّهُ سِلْسِلَةٌ عَلَى صَفْوَانٍ فَ{ إِذَا فُزِّعَ عَنْ قُلُوْبِهِمْ قَالُوْا مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ قَالُوا الْحَقَّ وَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيْرُ }فَيَسْمَعُهَا مُسْتَرِقُو السَّمْعِ بَعْضُهُمْ فَوْقَ بَعْضٍ فَيَسْمَعُ الْكَلِمَةَ فَيُلْقِيهَا إِلَى مَنْ تَحْتَهُ فَرُبَّمَا أَدْرَكَهُ الشِّهَابُ قَبْلَ أَنْ يُلْقِيَهَا إِلَى الَّذِيْ تَحْتَهُ فَيُلْقِيهَا عَلَى لِسَانِ الْكَاهِنِ أَوِ السَّاحِرِ فَرُبَّمَا لَمْ يُدْرَكْ حَتَّى يُلْقِيَهَا فَيَكْذِبُ مَعَهَا مِائَةَ كَذْبَةٍ فَتَصْدُقُ تِلْكَ الْكَلِمَةُ الَّتِيْ سُمِعَتْ مِنَ السَّمَاءِ.
Sunan Ibnu Mājah 190: Telah menceritakan kepada kami Ya‘qūb bin Ḥumaid bin Kāsib berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyān bin ‘Uyainah, dari ‘Amru bin Dīnār dari ‘Ikrimah, dari Abū Hurairah: Bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Apabila Allah menetapkan satu perkara di atas langit maka para malaikat mengepakkan sayap-sayap mereka karena tunduk kepada firman-Nya, seakan-akan rantai yang berada di atas batu besar. Apabila hati mereka telah menjadi stabil, mereka berkata; ‘Apa yang difirmankan Rabb kita? ‘ mereka menjawab: ‘al-Ḥaqq, dan Dia Maha Tinggi lagi Maha Besar.’ Jin-jin pencuri berita mendengarkannya, (mereka bersusun) sebagian di atas sebagian yang lainnya. Mencuri dengar kalimat lalu menyampaikannya kepada yang berada di bawahnya. Bisa jadi jin itu diterjang bintang sebelum menyampaikannya kepada yang di bawahnya, kemudian mereka menyampaikanya kepada lisan dukun atau tukang sihir. Bisa jadi mereka tidak diterjang oleh bintang sehingga dapat menyampaikannya, kemudian dicampur dengan seratus kebohongan. Maka kalimat yang didengar bisa sesuai dengan yang dari langit.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: SB: 4332, 4426, 6927.
سنن ابن ماجه ١٩١: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِيْ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ قَامَ فِينَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِخَمْسِ كَلِمَاتٍ فَقَالَ إِنَّ اللهَ لَا يَنَامُ وَ لَا يَنْبَغِيْ لَهُ أَنْ يَنَامَ يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَ يَرْفَعُهُ يُرْفَعُ إِلَيْهِ عَمَلُ اللَّيْلِ قَبْلَ عَمَلِ النَّهَارِ وَ عَمَلُ النَّهَارِ قَبْلَ عَمَلِ اللَّيْلِ حِجَابُهُ النُّوْرُ لَوْ كَشَفَهُ لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ مَا انْتَهَى إِلَيْهِ بَصَرُهُ مِنْ خَلْقِهِ.
Sunan Ibnu Mājah 191: Telah menceritakan kepada kami ‘Alī bin Muḥammad berkata: Telah menceritakan kepada kami Abū Mu‘āwiyah, dari al-A‘masy, dari ‘Amru bin Murrah, dari Abū ‘Ubaidah, dari Abū Mūsā ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam berdiri di tengah-tengah kami seraya menyampaikan lima kalimat, beliau bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak layak baginya untuk tidur, menurunkan timbangan dan mengangkatnya, akan diangkat kepada-Nya amalan di waktu malam sebelum amalan di waktu siang, dan amalan di waktu siang sebelum amalan di waktu malam dan hijab-Nya adalah cahaya. Sekiranya Dia menyingkapnya niscaya cahaya wajah-Nya akan membakar segala sesuatu sepanjang pandangan mata-Nya.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: SIM: 192; MA: 18709, 18765, 18806.
سنن ابن ماجه ١٩٢: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ حَدَّثَنَا الْمَسْعُوْدِيُّ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِيْ عُبَيْدَةَ عَنْ أَبِيْ مُوْسَى قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ اللهَ لَا يَنَامُ وَ لَا يَنْبَغِيْ لَهُ أَنْ يَنَامَ يَخْفِضُ الْقِسْطَ وَ يَرْفَعُهُ حِجَابُهُ النُّوْرُ لَوْ كَشَفَهَا لَأَحْرَقَتْ سُبُحَاتُ وَجْهِهِ كُلَّ شَيْءٍ أَدْرَكَهُ بَصَرُهُ ثُمَّ قَرَأَ أَبُوْ عُبَيْدَةَ
{ أَنْ بُوْرِكَ مَنْ فِي النَّارِ وَ مَنْ حَوْلَهَا وَ سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ }.
Sunan Ibnu Mājah 192: Telah menceritakan kepada kami ‘Alī bin Muḥammad berkata: Telah menceritakan kepada kami Wakī‘ berkata: Telah menceritakan kepada kami al-Mas‘ūdī, dari ‘Amru bin Murrah, dari Abū ‘Ubaidah, dari Abū Mūsā ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tidak tidur dan tidak layak bagi-Nya untuk tidur. Dia merendahkan dan menaikan timbangan. Hijab-Nya dari cahaya. Seandainya Dia menyingkapnya niscaya kesucian wajah-Nya akan membakar setiap sesuatu sejauh pandangan mata-Nya.” Kemudian Abū ‘Ubaidah membaca ayat: “Bahwa telah diberkati orang-orang yang berada di dekat api itu, dan orang-orang yang berada di sekitarnya. Dan Maha Suci Allah, Rabb semesta Alam.”
Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: MA: 18709, 18765, 18806.