Sunan Ibnu Majah no.183 s.d 187 – Pengingkaran Terhadap Jahmiyyah (3/5)

سنن ابن ماجه ١٨٣: حَدَّثَنَا عَبْدُ الْقُدُّوْسِ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا حَجَّاجٌ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ أَبِيْ لَيْلَى عَنْ صُهَيْبٍ قَالَ تَلَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ هذِهِ الْآيَةَ { لِلَّذِيْنَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَ زِيَادَةٌ }.وَ قَالَ إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ وَ أَهْلُ النَّارِ النَّارَ نَادَى مُنَادٍ يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ إِنَّ لَكُمْ عِنْدَ اللهِ مَوْعِدًا يُرِيْدُ أَنْ يُنْجِزَكُمُوْهُ فَيَقُوْلُوْنَ وَ مَا هُوَ أَلَمْ يُثَقِّلْ اللهُ مَوَازِيْنَنَا وَ يُبَيِّضْ وُجُوْهَنَا وَ يُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَ يُنْجِنَا مِنَ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَيَنْظُرُوْنَ إِلَيْهِ فَوَاللهِ مَا أَعَطَاهُمْ اللهُ شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ يَعْنِيْ إِلَيْهِ وَ لَا أَقَرَّ لِأَعْيُنِهِمْ.

Sunan Ibnu Mājah 183: Telah menceritakan kepada kami ‘Abd-ul-Quddūs bin Muḥammad berkata: Telah menceritakan kepada kami Ḥajjāj berkata: Telah menceritakan kepada kami Ḥammād, dari Tsābit al-Bunani, dari ‘Abd-ur-Raḥmān bin Abū Lailā, dari Shuhaib ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam membaca ayat ini: “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya, ” Beliau bersabda: “Apabila penghuni surga telah masuk ke dalam surga dan penghuni neraka telah masuk ke dalam neraka, berserulah seorang penyeru: ‘Hai penduduk surga, sesungguhnya bagi kalian terdapat janji yang akan Allah tepati untuk kalian, ‘ mereka bertanya: ‘Apakah itu? Bukankah Allah telah memberatkan timbangan kami, memutihkan wajah-wajah kami, memasukakan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari api neraka? ‘” Beliau bersabda: “Maka tersingkaplah hijab, sehingga mereka dapat melihat kepada-Nya. Demi Allah, tidak ada sesuatu yang diberikan Allah yang lebih mereka sukai dan lebih menyejukkan pandangan mata selain melihat-Nya.

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ada.

سنن ابن ماجه ١٨٤: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ تَمِيْمِ بْنِ سَلَمَةَ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ وَسِعَ سَمْعُهُ الْأَصْوَاتَ لَقَدْ جَاءَتْ الْمُجَادِلَةُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ أَنَا فِيْ نَاحِيَةِ الْبَيْتِ تَشْكُوْ زَوْجَهَا وَ مَا أَسْمَعُ مَا تَقُوْلُ فَأَنْزَلَ اللهُ { قَدْ سَمِعَ اللهُ قَوْلَ الَّتِيْ تُجَادِلُكَ فِيْ زَوْجِهَا }.

Sunan Ibnu Mājah 184: Telah menceritakan kepada kami ‘Alī bin Muḥammad berkata: Telah menceritakan kepada kami Abū Mu‘āwiyah berkata: Telah menceritakan kepada kami al-A‘masy, dari Tamīm bin Salamah, dari ‘Urwah bin Zubair, dari ‘Ā’isyah ia berkata: “Segala puji bagi Allah yang pendengaran-Nya meliputi semua suara. Telah datang seorang perempuan mengajukan gugatan kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam sedang aku berada di samping rumah, ia mengadukan suaminya. Aku tidak mendengar apa yang ia ucapkan, namun Allah menurunkan: “Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya.

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: SAD: 1893; SIM: 2053; MA: 23064, 26056.

سنن ابن ماجه ١٨٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يَحْيَى حَدَّثَنَا صَفْوَانُ بْنُ عِيْسَى عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَتَبَ رَبُّكُمْ عَلَى نَفْسِهِ بِيَدِهِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ الْخَلْقَ رَحْمَتِيْ سَبَقَتْ غَضَبِيْ.

Sunan Ibnu Mājah 185: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Yaḥyā berkata: Telah menceritakan kepada kami Shafwān bin ‘Īsā, dari Ibnu ‘Ajlān, dari Bapaknya, dari Abū Hurairah ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Dengan tangan-Nya, Rabb kalian telah menulis ketetapan untuk diri-Nya sebelum menciptakan makhluk; rahmat-Ku telah mendahului murka-Ku.

Derajat: Syaikh al-Albani: Ḥasan Shaḥīḥ.

Pembanding: SIM: 4285; MA: 9225.

سنن ابن ماجه ١٨٦: حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ الْمُنْذِرِ الْحِزَامِيُّ وَ يَحْيَى بْنُ حَبِيْبِ بْنِ عَرَبِيٍّ قَالَا حَدَّثَنَا مُوْسَى بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ كَثِيْرٍ الْأَنْصَارِيُّ الْحَرَامِيُّ قَالَ سَمِعْتُ طَلْحَةَ بْنَ خِرَاشٍ قَالَ سَمِعْتُ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللهِ يَقُوْلُ
لَمَّا قُتِلَ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَمْرِو بْنِ حَرَامٍ يَوْمَ أُحُدٍ لَقِيَنِيْ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ يَا جَابِرُ أَلَا أُخْبِرُكَ مَا قَالَ اللهُ لِأَبِيْكَ وَ قَالَ يَحْيَى فِيْ حَدِيْثِهِ فَقَالَ يَا جَابِرُ مَا لِيْ أَرَاكَ مُنْكَسِرًا قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ اسْتُشْهِدَ أَبِيْ وَ تَرَكَ عِيَالًا وَ دَيْنًا قَالَ أَفَلَا أُبَشِّرُكَ بِمَا لَقِيَ اللهُ بِهِ أَبَاكَ قَالَ بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ مَا كَلَّمَ اللهُ أَحَدًا قَطُّ إِلَّا مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ وَ كَلَّمَ أَبَاكَ كِفَاحًا فَقَالَ يَا عَبْدِيْ تَمَنَّ عَلَيَّ أُعْطِكَ قَالَ يَا رَبِّ تُحْيِيْنِيْ فَأُقْتَلُ فِيْكَ ثَانِيَةً فَقَالَ الرَّبُّ سُبْحَانَهُ إِنَّهُ سَبَقَ مِنِّيْ أَنَّهُمْ إِلَيْهَا لَا يَرْجِعُوْنَ قَالَ يَا رَبِّ فَأَبْلِغْ مَنْ وَرَائِيْ قَالَ فَأَنْزَلَ اللهُ تَعَالَى
{ وَ لَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَ }.

Sunan Ibnu Mājah 186: Telah menceritakan kepada kami Ibrāhīm bin al-Mundzir al-Ḥizāmī dan Yaḥyā bin Ḥabīb bin ‘Arabī keduanya berkata dari Mūsā bin Ibrāhīm bin Katsīr al-Anshārī al-Ḥarāmī ia berkata: Aku mendengar Thalḥah bin Khirāsy berkata: Aku mendengar Jābir bin ‘Abdullāh berkata: Tatkala ‘Abdullāh bin ‘Amru bin Ḥarām gugur di perang Uhud, Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjumpaiku seraya mengatakan: “Wahai Jābir, maukah engkau aku kabarkan apa yang diucapkan Allah kepada ayahmu?” Yaḥyā dalam haditsnya menyebutkan; Beliau bersabda: “Hai Jābir, kenapa aku melihatmu murung?” aku (Jābir) menjawab; “Wahai Rasūlullāh, ayahku telah menemumi syahidnya, sementara dia meninggalkan anak-anak dan hutang.” Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maukah kamu aku beri kabar gembira dengan apa yang Allah berikan kepada ayahmu?” ia menjawab: “Mau ya Rasūlullāh.” Beliau bersabda: “Tidak pernah Allah mengajak bicara seseorang melainkan dari balik hijab, sementara Dia mengajak bicara ayahmu dengan berhadapan muka, Ia lalu berfirman: ‘Wahai Hambaku, memohonlah kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu, ‘ ia menjawab: ‘Wahai Rabb, hidupkan aku kembali agar aku terbunuh di jalan-Mu untuk kedua kalinya.’ Allah berfirman: ‘Sesungguhnya telah berlalu dari-Ku bahwasanya mereka tidak akan kembali lagi ke sana, ‘ ia berkata: ‘Wahai Rabb, kalau begitu sampaikanlah kepada orang yang berada di belakangku.'” Beliau bersabda: “Maka Allah Ta’ala menurunkan: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Rabbnya dengan mendapat rizki.

Derajat: Syaikh al-Albani: Ḥasan.

Pembanding: SIM: 2790.

سنن ابن ماجه ١٨٧: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ أَبِي الزِّنَادِ عَنْ الْأَعْرَجِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ اللهَ يَضْحَكُ إِلَى رَجُلَيْنِ يَقْتُلُ أَحَدُهُمَا الْآخَرَ كِلَاهُمَا دَخَلَ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُ هذَا فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَيُسْتَشْهَدُ ثُمَّ يَتُوْبُ اللهُ عَلَى قَاتِلِهِ فَيُسْلِمُ فَيُقَاتِلُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ فَيُسْتَشْهَدُ.

Sunan Ibnu Mājah 187: Telah menceritakan kepada kami Abū Bakr bin Abī Syaibah berkata: Telah menceritakan kepada kami Wakī‘, dari Sufyān, dari Abuz-Zinād, dari al-A‘raj, dari Abū Hurairah ia berkata: Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah tertawa kepada dua orang, salah satu dari keduanya membunuh yang lainnya, sementara keduanya tetap masuk surga. Yang satu berperang di jalan Allah dan gugur, kemudian Allah mengampuni si pembunuh. Setelah itu ia masuk Islam, kemudian berperang di jalan Allah dan gugur pula.

Derajat: Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 2614; MA: 7877, 9597, 10225.