Sunan Darimi 74 – Ketawadhu’an Rasūlullāh

47. حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوْسَى، حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ وَاقِدٍ، عَنْ يَحْيَى بْنِ عُقَيْلٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ أَوْفَى، قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يُكْثِرُ الذِّكْرَ وَ يُقِلُّ اللَّغْوَ وَ يُطِيْلُ الصَّلَاةَ وَ يُقْصِرُ الْخُطْبَةَ وَ لَا يَأْنَفُ وَ لَا يَسْتَنْكِفُ أَنْ يَمْشِيَ مَعَ الْأَرْمَلَةِ وَ الْمِسْكِيْنِ فَيَقْضِيَ لَهُمَا حَاجَتَهُمَا.

Sunan ad-Dārimī 74. Telah menceritakan kepada kami [Muḥammad bin Ḥumaid], telah menceritakan kepada kami [al-Fadhl bin Mūsā], telah menceritakan kepada kami [al-Ḥusain bin Wāqid], dari [Yaḥyā bin ‘Uqail], dari [‘Abdullāh bin Abī Aufā] ia berkata: Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam selalu memperbanyak dzikir, mengurangi (menghindari) hal sia-sia, memperpanjang shalat, memendekkan khutbah, tidak berbuat kasar, tidak merasa malu berbicara dengan para janda dan orang miskin untuk menyelesaikan urusan mereka.

Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnād-nya Dha‘īf, Muḥammad Bin Ḥumaid.

Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: SN: 1397.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *