25. أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، حَدَّثَنِيْ يَزِيْدُ، هُوَ ابْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ الْهَادِ عَنْ عَمْرِو بْنِ أَبِيْ عَمْرٍو، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ: إِنِّيْ لَأَوَّلُ النَّاسِ تَنْشَقُّ الْأَرْضُ عَنْ جُمْجُمَتِيْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ لَا فَخْرَ وَ أُعْطَى لِوَاءَ الْحَمْدِ وَ لَا فَخْرَ وَ أَنَا سَيِّدُ النَّاسِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ لَا فَخْرَ وَ أَنَا أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ لَا فَخْرَ وَ آتِيْ بَابَ الْجَنَّةِ فَآخُذُ بِحَلْقَتِهَا فَيَقُوْلُوْنَ مَنْ هذَا فَأَقُوْلُ أَنَا مُحَمَّدٌ فَيَفْتَحُوْنَ لِيْ فَأَدْخُلُ فَأَجِدُ الْجَبَّارَ مُسْتَقْبِلِيْ فَأَسْجُدُ لَهُ فَيَقُوْلُ ارْفَعْ رَأْسَكَ يَا مُحَمَّدُ وَ تَكَلَّمْ يُسْمَعْ مِنْكَ وَ قُلْ يُقْبَلْ مِنْكَ وَ اشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِيْ فَأَقُوْلُ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ يَا رَبِّ فَيَقُوْلُ اذْهَبْ إِلَى أُمَّتِكَ فَمَنْ وَجَدْتَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ شَعِيْرٍ مِنَ الْإِيْمَانِ فَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ فَأَذْهَبُ فَمَنْ وَجَدْتُ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذلِكَ أَدْخَلْتُهُمُ الْجَنَّةَ فَأَجِدُ الْجَبَّارَ مُسْتَقْبِلِيْ فَأَسْجُدُ لَهُ فَيَقُوْلُ ارْفَعْ رَأْسَكَ يَا مُحَمَّدُ وَ تَكَلَّمْ يُسْمَعْ مِنْكَ وَ قُلْ يُقْبَلْ مِنْكَ وَ اشْفَعْ تُشَفَّعْ فَأَرْفَعُ رَأْسِيْ فَأَقُوْلُ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ يَا رَبِّ فَيَقُوْلُ اذْهَبْ إِلَى أُمَّتِكَ فَمَنْ وَجَدْتَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ مِنَ الْإِيْمَانِ فَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ فَأَذْهَبُ فَمَنْ وَجَدْتُ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالَ ذلِكَ أَدْخَلْتُهُمُ الْجَنَّةَ وَ فُرِغَ مِنْ حِسَابِ النَّاسِ وَ أُدْخِلَ مَنْ بَقِيَ مِنْ أُمَّتِيْ فِي النَّارِ مَعَ أَهْلِ النَّارِ فَيَقُوْلُ أَهْلُ النَّارِ مَا أَغْنَى عَنْكُمْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَعْبُدُوْنَ اللهَ وَ لَا تُشْرِكُوْنَ بِهِ شَيْئًا فَيَقُوْلُ الْجَبَّارُ فَبِعِزَّتِيْ لَأَعْتِقَنَّهُمْ مِنَ النَّارِ فَيُرْسِلُ إِلَيْهِمْ فَيَخْرُجُوْنَ مِنَ النَّارِ وَ قَدْ امْتُحِشُوْا فَيُدْخَلُوْنَ فِيْ نَهَرِ الْحَيَاةِ فَيَنْبُتُوْنَ فِيْهِ كَمَا تَنْبُتُ الْحِبَّةُ فِيْ غُثَاءِ السَّيْلِ وَ يُكْتَبُ بَيْنَ أَعْيُنِهِمْ هؤُلَاءِ عُتَقَاءُ اللهِ فَيُذْهَبُ بِهِمْ فَيَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ فَيَقُوْلُ لَهُمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ هؤُلَاءِ الْجَهَنَّمِيُّوْنَ فَيَقُوْلُ الْجَبَّارُ بَلْ هؤُلَاءِ عُتَقَاءُ الْجَبَّارِ.
Sunan ad-Dārimī 52. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Shāliḥ], telah menceritakan kepada kami [al-Laits], telah menceritakan kepadaku [Yazīd Ibnu ‘Abdullāh bin al-Hād], dari [‘Amr bin Abī ‘Amr], dari [Anas bin Mālik] radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: Saya mendengar Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam: “Sesungguhnya saya adalah orang pertama yang bumi akan terbelah karena kemuliaanku pada hari kiamat (nanti) dan tidak ada kesombongan (dariku-ed-), saya orang pertama yang masuk surga pada hari kiamat dan tidak ada kesombongan, dan saya mendekati pintu surga serta memegang talinya, mereka (penjaga surga) bertanya siapakah orang ini? saya menjawab: Saya Muḥammad kemudian mereka membukanya untuk saya, lalu saya masuk dan saya mendapatkan Yang Maha Kuasa di hadapan saya maka saya bersujud kepada-Nya. Lalu Dia berfirman: Angkat kepalamu wahai Muḥammad, dan bicaralah niscaya akan didengar perkataanmu, memohonlah niscaya akan dikabulkan permohonanmu, berilah syafa‘at niscaya kamu dapat memberi syafa‘at. Maka saya mengangkat kepala saya dan berkata: Umat saya, umat saya wahai Tuhan saya. Dia berfirman: “Pergilah kepada umatmu dan barang siapa yang kamu dapati keimanan di hatinya sebesar biji gandum niscaya akan Kumasukkan ke dalam surga. Kemudian saya pergi dan siapa saja yang saya jumpai dalam hatinya sebesar biji tersebut, saya masukkan mereka kedalam surga. Lalu saya mendapatkan Yang Maha Kuasa di hadapan saya, maka saya sujud kepada-Nya. Dia berfirman: Angkatlah kepalamu dan berbicaralah niscaya akan didengar perkataanmu dan katakanlah niscaya akan didengar pula dan berilah syafa‘at niscaya kamu dapat memberi syafa‘at. Maka saya mengangkat kepala dan saya berkata umatku ya Tuhan kemudian Dia berfirman: ‘Pergilah kepada umatmu barang siapa yang kamu dapati di hatinya keimanan sebesar biji gandum maka masukkanlah ia ke surga kemudian saya pergi dan barang siapa yang saya dapati di hatinya keimanan sebesar biji tersebut saya masukkan mereka ke surga.’ Selesai sudah penghitungan amal perbuatan semua manusia, dan dimasukkan yang tersisa dari umat saya ke neraka bersama penghuni neraka, maka penghuni neraka berkata: Tidak berguna bagimu bahwa kamu dahulu telah menyembah Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan kamu tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Maka Yang Maha Kuasa berfirman: Dengan keagungan-Ku, Aku akan membebaskan mereka dari api neraka. Kemudian diutus kepada mereka dan dikeluarkanlah mereka dari neraka dalam keadaan terpanggang, lalu mereka dimasukkan ke dalam sungai kehidupan, maka mereka tumbuh sebagaimana tumbuhnya sebuah biji di dalam buih yang mengalir, dan dituliskan pada kening mereka; mereka adalah orang-orang yang dibebaskan Allah subḥānahu wa ta‘ālā. Kemudian mereka digiring dan dimasukkan ke dalam surga. Maka penghuni surga berkata kepada mereka: “Mereka ini adalah penghuni neraka jahannam”. Maka Yang Maha Kuasa berfirman: “Oh Bukan, mereka itu adalah orang-orang yang dibebaskan oleh Yang Maha Kuasa. “
Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnād-nya Dha‘īf Karena Dha‘īf-nya al-Laits.
Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: MA: 12013.
35. أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِيْ مُعَاوِيَةُ، عَنْ يُوْنُسَ بْنِ مَيْسَرَةَ، عَنْ أَبِيْ، إِدْرِيْسَ الْخَوْلَانِيِّ عَنِ ابْنِ غَنْمٍ، قَالَ نَزَلَ جِبْرِيْلُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَشَقَّ بَطْنَهُ ثُمَّ قَالَ جِبْرِيْلُ قَلْبٌ وَكِيْعٌ فِيْهِ أُذُنَانِ سَمِيْعَتَانِ وَ عَيْنَانِ بَصِيْرَتَانِ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ الْمُقَفِّي الْحَاشِرُ خُلُقُكَ قَيِّمٌ وَ لِسَانُكَ صَادِقٌ وَ نَفْسُكَ مُطْمَئِنَّةٌ قَالَ أَبُوْ مُحَمَّد وَكِيْعٌ يَعْنِيْ شَدِيْدًا.
Sunan ad-Dārimī 53. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Shāliḥ], telah menceritakan kepadaku [Mu‘āwiyah], dari [Yūnus bin Maisarah], dari [Abū Idrīs al-Khaulānī], dari [Ibnu Ghanm] ia berkata: Jibril ‘alaih-is-salām turun kepada Rasulullah dan membelah perutnya, kemudian Jibril berkata: ‘Hati yang kokoh terdapat di sana dua telinga yang dapat mendengar dan dua mata yang dapat melihat, Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Rasūlullāh al-Muqaffī (yang dimuliakan) dan al-Ḥāsyir (yang mengumpulkan), akhlakmu mulia, lidahmu dapat dipercaya dan jiwamu tenang. Abū Muḥammad berkata arti kata Wakī‘ adalah yang kuat.
Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Dalam Isnād-nya ada tiga perawi yang (statusnya?)
Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: Tidak Ditemukan.
45. أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِيْ مُعَاوِيَةُ، عَنْ عُرْوَةَ بْنِ، رُوَيْمٍ عَنْ عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قال: إِنَّ اللهَ أَدْرَكَ بِيَ الْأَجَلَ الْمَرْحُوْمَ وَ اخْتَصَرَ لِيَ اخْتِصَارًا فَنَحْنُ الْآخِرُوْنَ وَ نَحْنُ السَّابِقُوْنَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ إِنِّيْ قَائِلٌ قَوْلًا غَيْرَ فَخْرٍ إِبْرَاهِيْمُ خَلِيْلُ اللهِ وَ مُوْسَى صَفِيُّ اللهِ وَ أَنَا حَبِيْبُ اللهِ وَ مَعِيْ لِوَاءُ الْحَمْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَ إِنَّ اللهَ – عَزَّ وَ جَلَّ – وَعَدَنِيْ فِيْ أُمَّتِيْ وَ أَجَارَهُمْ مِنْ ثَلَاثٍ لَا يَعُمُّهُمْ بِسَنَةٍ وَ لَا يَسْتَأْصِلُهُمْ عَدُوٌّ وَ لَا يَجْمَعُهُمْ عَلَى ضَلَالَةٍ.
Sunan ad-Dārimī 54. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Shāliḥ], telah menceritakan kepadaku [Mu‘āwiyah], dari [‘Urwah bin Ruwaim], dari [‘Amr bin Qais], Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah memberitahuku ajal kematianku yang dikasihani dan Dia memperpendek umurku.” Maka kita adalah orang-orang yang terakhir namun kita orang-orang pendahulu pada hari kiamat. Saya akan menyatakan sebuah pernyataan dan maaf ini tidak ada kesombongan, Ibrāhīm adalah sahabat karib Allah subḥānahu wa ta‘ālā (khalīlullāh), Mūsā adalah pilihan Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan saya adalah kekasih Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan bersamaku bendera pujian pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah subḥānahu wa ta‘ālā telah menjanjikan untuk umat saya dan melindungi mereka dari tiga hal; tidak akan ditimpakan kepada mereka musim paceklik yang maha dahsyat, tidak akan dicerai-beraikan oleh musuh dan tidak akan dikumpulkan dalam kesesatan.
Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Di Dalam Isnād-nya ada dua perawi (yang statusnya?)
Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.
Pembanding: S: 231, 2736, 6134, 6379, 6941; SM: 1412; MA: 7009, 7092.