Sunan Darimi 42 – Barokah Makanan Nabi-Nya (1/4)

Rangkaian Pos: Sunan Darimi Kitab 1 Bab 7 - Barokah Makanan Nabi-Nya

24. أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ أَبَانَ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْمُحَارِبِيُّ، عَنْ عَبْدِ الْوَاحِدِ بْنِ أَيْمَنَ الْمَكِّيِّ، عَنِ أَبِيْهِ، قَالَ قُلْتُ لِجَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ حَدِّثْنِيْ بِحَدِيْثٍ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ سَمِعْتَهُ مِنْهُ، أَرْوِيْهِ عَنْكَ فَقَالَ جَابِرٌ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَوْمَ الْخَنْدَقِ نَحْفُرُهُ فَلَبِثْنَا ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ لَا نَطْعَمُ طَعَامًا وَ لَا نَقْدِرُ عَلَيْهِ فَعَرَضَتْ فِي الْخَنْدَقِ كُدْيَةٌ فَجِئْتُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ هذِهِ كُدْيَةٌ قَدْ عَرَضَتْ فِي الْخَنْدَقِ فَرَشَشْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ بَطْنُهُ مَعْصُوْبٌ بِحَجَرٍ فَأَخَذَ الْمِعْوَلَ أَوِ الْمِسْحَاةَ ثُمَّ سَمَّى ثَلَاثًا ثُمَّ ضَرَبَ فَعَادَتْ كَثِيبًا أَهْيَلَ فَلَمَّا رَأَيْتُ ذلِكَ مِنْ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ ايْذَنْ لِيْ قَالَ فَأَذِنَ لِيْ فَجِئْتُ امْرَأَتِيْ فَقُلْتُ ثَكِلَتْكِ أُمُّكِ فَقُلْتُ قَدْ رَأَيْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ شَيْئًا لَا صَبْرَ لِيْ عَلَيْهِ فَهَلْ عِنْدَكِ مِنْ شَيْءٍ فَقَالَتْ عِنْدِيْ صَاعٌ مِنْ شَعِيْرٍ وَ عَنَاقٌ قَالَ فَطَحَنَّا الشَّعِيْرَ وَ ذَبَحْنَا الْعَنَاقَ وَ سَلَخْتُهَا وَ جَعَلْتُهَا فِي الْبُرْمَةِ وَ عَجَنْتُ الشَّعِيْرَ ثُمَّ رَجَعْتُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَلَبِثْتُ سَاعَةً ثُمَّ اسْتَأْذَنْتُهُ الثَّانِيَةَ فَأَذِنَ لِيْ فَجِئْتُ فَإِذَا الْعَجِيْنُ قَدْ أَمْكَنَ فَأَمَرْتُهَا بِالْخَبْزِ وَ جَعَلْتُ الْقِدْرَ عَلَى الْأَثَاثِيْ قَالَ أَبُوْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ إِنَّمَا هِيَ الْأَثَافِيُّ وَ لكِنْ هكَذَا قَالَ ثُمَّ جِئْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقُلْتُ إِنَّ عِنْدَنَا طُعَيِّمًا لَنَا فَإِنْ رَأَيْتَ أَنْ تَقُوْمَ مَعِيْ أَنْتَ وَ رَجُلٌ أَوْ رَجُلَانِ مَعَكَ فَقَالَ وَ كَمْ هُوَ قُلْتُ صَاعٌ مِنْ شَعِيْرٍ وَ عَنَاقٌ فَقَالَ ارْجِعْ إِلَى أَهْلِكَ وَ قُلْ لَهَا لَا تَنْزِعِ الْقِدْرَ مِنَ الْأَثَافِيِّ وَ لَا تُخْرِجْ الْخُبْزَ مِنَ التَّنُّوْرِ حَتَّى آتِيَ ثُمَّ قَالَ لِلنَّاسِ قُوْمُوْا إِلَى بَيْتِ جَابِرٍ قَالَ فَاسْتَحْيَيْتُ حَيَاءً لَا يَعْلَمُهُ إِلَّا اللهُ فَقُلْتُ لِامْرَأَتِيْ ثَكِلَتْكِ أُمُّكِ قَدْ جَاءَكِ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ فَقَالَتْ أَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ سَأَلَكَ كَمِ الطَّعَامُ فَقُلْتُ نَعَمْ فَقَالَتْ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَدْ أَخْبَرْتَهُ بِمَا كَانَ عِنْدَنَا قَالَ فَذَهَبَ عَنِّيْ بَعْضُ مَا كُنْتُ أَجِدُ وَ قُلْتُ لَقَدْ صَدَقْتِ فَجَاءَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَدَخَلَ ثُمَّ قَالَ لِأَصْحَابِهِ لَا تَضَاغَطُوْا ثُمَّ بَرَّكَ عَلَى التَّنُّوْرِ وَ عَلَى الْبُرْمَةِ قَالَ فَجَعَلْنَا نَأْخُذُ مِنَ التَّنُّوْرِ الْخُبْزَ وَ نَأْخُذُ اللَّحْمَ مِنَ الْبُرْمَةِ فَنُثَرِّدُ وَ نَغْرِفُ لَهُمْ وَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لِيَجْلِسْ عَلَى الصَّحْفَةِ سَبْعَةٌ أَوْ ثَمَانِيَةٌ فَإِذَا أَكَلُوْا كَشَفْنَا عَنِ التَّنُّوْرِ وَ كَشَفْنَا عَنِ الْبُرْمَةِ فَإِذَا هُمَا أَمْلَأُ مَا كَانَا فَلَمْ نَزَلْ نَفْعَلُ ذلِكَ كُلَّمَا فَتَحْنَا التَّنُّوْرَ وَ كَشَفْنَا عَنِ الْبُرْمَةِ وَجَدْنَاهُمَا أَمْلَأَ مَا كَانَا حَتَّى شَبِعَ الْمُسْلِمُوْنَ كُلُّهُمْ وَبَقِيَ طَائِفَةٌ مِنَ الطَّعَامِ فَقَالَ لَنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ النَّاسَ قَدْ أَصَابَتْهُمْ مَخْمَصَةٌ فَكُلُوْا وَ أَطْعِمُوْا فَلَمْ نَزَلْ يَوْمَنَا ذلِكَ نَأْكُلُ وَ نُطْعِمُ قَالَ وَ أَخْبَرَنِيْ أَنَّهُمْ كَانُوْا ثَمَانَ مِائَةٍ أَوْ قَالَ ثَلَاثَ مِائَةٍ قَالَ أَيْمَنُ لَا أَدْرِيْ أَيُّهُمَا قَالَ.

Sunan ad-Dārimī 42. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin ‘Umar bin Abān], telah menceritakan kepada kami [‘Abd-ur-Raḥmān bin Muḥammad al-Muḥāribī], dari [‘Abd-ul-Wāḥid bin Aimān al-Makkī], dari [ayahnya] ia berkata: Aku berkata kepada Jābir bin ‘Abdullāh radhiyallāhu ‘anhu: ia berkata: Riwayatkanlah kepadaku sebuah hadits dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang kamu dengar dari beliau dan dapat saya riwayatkan dari kamu. Jābir berkata: Dahulu kami bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam pada perang Khandaq dan kami sedang menggali parit. Selama tiga hari kami tidak makan dan tidak mampu untuk mendapatkan makanan. Kemudian dalam parit saya menemukan sebongkah tanah yang keras, maka saya pun mendatangi Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Saya berkata: “Wahai Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, tanah keras ini telah menghalangi penggalian parit ini, padahal sudah kami siram dengan air”. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri dengan perut yang diikat dengan batu lalu beliau mengambil cangkul kemudian membaca Bismillāh sebanyak tiga kali. Beliau memukulnya lalu menjadikannya debu yang lembut. Ketika saya melihat kondisi Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang demikian itu, saya berkata kepada beliau: “Wahai Rasulullah izinkanlah saya pulang sebentar, lalu beliau mengizinkan saya (untuk pulang sebentar).” Kemudian saya datangi istri, aku berkata: “Keadaan betul-betul gawat”. Dan saya berkata kepada istriku: “Saya telah menyaksikan keadaan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam yang membuat diri saya tidak dapat menahannya apakah kamu memiliki sesuatu untuk dimakan?” Ia menjawab: “Ada, sekedar satu shā‘ tepung yang masih kasar dan seekor anak kambing betina. ” Jābir berkata: “Lalu kami menumbuk tepung yang masih kasar itu agar layak dikunyah dan kami sembelih anak kambing, kami kuliti dan kutaruh di periuk. Saya terus mengadon tepung kemudian saya kembali menemui Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan diam beberapa saat. Kemudian saya minta izin lagi untuk pulang kedua kalinya. Beliau mengizinkan saya, maka ketika saya menemui istri saya ternyata adonan gandum telah siap, lalu saya memerintahkan istri saya untuk membuat roti, dan saya letakkan periuk di atas batu pemasak. ‘Abd-ur-Raḥmān mengatakan: Maksudnya adalah di atas tungku/dapur. Kemudian Jābir berkata: Kemudian saya menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lagi, lalu saya katakan kepada beliau: “Saya punya makanan tak seberapa, aduhai sekiranya baginda mau yā Rasūlullāh, baginda bisa datang ke rumah saya bersama seseorang atau dua orang saja. ” Beliau bertanya: “Memangnya berapa banyak makanannya?” Saya menjawab: “Sekedar satu shā‘ gandum dan seekor anak kambing. ” Lalu Rasūl berkata: Begini saja, pulanglah kamu ke keluargamu dan katakan kepadanya agar jangan mengangkat periuk dari dapur dan jangan mengangkat roti dari panggangannya sampai saya datang. “ Kemudian beliau berkata kepada para sahabat: “Marilah kita pergi ke rumah Jābir. ” Jābir berkata: “Saya pun malu dengan malu sangat serius, yang tidak ada yang mengetahui kecuali Allah. “- (karena Nabi mengajak sahabatnya, padahal jumlah masakan tak seberapa banyaknya) — Saya katakan kepada istri saya: “Wah, persoalan jadi gawat, Rasūlullāh datang dengan para keseluruhan sahabat-sahabatnya. ” Istri saya berkata: “Tadi apakah Rasūl bertanya kepadamu berapa banyak makanan kita?”. Saya jawab: “Iya, telah kujelaskan! ” lalu istriku berkata: “Allah dan Rasūl-Nya yang lebih tahu, yang jelas engkau telah melaporkan kepada beliau seberapa banyak makanan yang kita punya”. Jābir berkata: “Perkataannya istriku itu menjadikanku tenang dari segala yang saya khawatirkan. ” Lalu saya katakan kepadanya: “Sungguh adinda benar. ” Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam kemudian datang dan masuk, lalu mengatakan kepada para sahabatnyaAwas, jangan kalian berdesak-desakkan ya! Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam memberkahi panggangan roti dan periuk. Jābir berkata: “Lalu kami mengambil roti dari panggangan dan daging dari periuk, lalu kami aduk dan kami sendokkan untuk mereka. ” Kemudian Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berkata:Hendaklah masing-masing tujuh atau delapan orang duduk berkumpul pada satu piring, Ketika mereka sudah memakannya, kami buka lagi tutup panggangan dan periuk ternyata keduanya masih dalam keadaan penuh seperti semula. Dan keadaan tersebut berlangsung terus-menerus berlangsung sampai seluruh kaum muslimin kenyang dan makanan tersisa tinggal sebagian. Maka berkatalah Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam kepada kami: Sesungguhnya orang-orang telah kenyang semua, kini makanlah kamu dan keluargamu! Maka pada hari itu kami makan dengan roti dan daging tersebut berkali-kali. Jābir berkata: “Saya diberitahu bahwa jumlah para sahabat yang makan di rumah Jābir sekitar delapan ratus orang atau tiga ratus orang. ” Aimān berkata: Saya tidak tahu mana yang benar dari di antara jumlah tersebut.

Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnādnya Dha‘īf.

Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak Ditemukan.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *