Sunan Darimi 32 – Mimbar Merintih, Penghormatan Allah Kepada Nabi-Nya (2/5)

Rangkaian Pos: Sunan Darimi Kitab 1 Bab 6 - Mimbar Merintih (sebagai) Penghormatan Allah Kepada Nabi-Nya

23. أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حُمَيْدٍ، حَدَّثَنَا تَمِيْمُ بْنُ عَبْدِ الْمُؤْمِنِ، حَدَّثَنَا صَالِحُ بْنُ حَيَّانَ، حَدَّثَنِي ابْنُ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيْهِ، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا خَطَبَ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ فَكَانَ يَشُقُّ عَلَيْهِ قِيَامُهُ فَأُتِيَ بِجِذْعِ نَخْلَةٍ فَحُفِرَ لَهُ وَ أُقِيْمَ إِلَى جَنْبِهِ قَائِمًا لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا خَطَبَ فَطَالَ الْقِيَامُ عَلَيْهِ اسْتَنَدَ إِلَيْهِ فَاتَّكَأَ عَلَيْهِ فَبَصُرَ بِهِ رَجُلٌ كَانَ وَرَدَ الْمَدِيْنَةَ فَرَآهُ قَائِمًا إِلَى جَنْبِ ذلِكَ الْجِذْعِ فَقَالَ لِمَنْ يَلِيْهِ مِنَ النَّاسِ لَوْ أَعْلَمُ أَنَّ مُحَمَّدًا يَحْمَدُنِيْ فِيْ شَيْءٍ يَرْفُقُ بِهِ لَصَنَعْتُ لَهُ مَجْلِسًا يَقُوْمُ عَلَيْهِ فَإِنْ شَاءَ جَلَسَ مَا شَاءَ وَ إِنْ شَاءَ قَامَ فَبَلَغَ ذلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ: ائْتُوْنِيْ بِهِ فَأَتَوْهُ بِهِ فَأُمِرَ أَنْ يَصْنَعَ لَهُ هذِهِ الْمَرَاقِيَ الثَّلَاثَ أَوِ الْأَرْبَعَ هِيَ الْآنَ فِيْ مِنْبَرِ الْمَدِيْنَةِ فَوَجَدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِيْ ذلِكَ رَاحَةً فَلَمَّا فَارَقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْجِذْعَ وَ عَمَدَ إِلَى هذِهِ الَّتِيْ صُنِعَتْ لَهُ جَزِعَ الْجِذْعُ فَحَنَّ كَمَا تَحِنُّ النَّاقَةُ حِيْنَ فَارَقَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَزَعَمَ ابْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيْهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ حِيْنَ سَمِعَ حَنِيْنَ الْجِذْعِ رَجَعَ إِلَيْهِ فَوَضَعَ يَدَهُ عَلَيْهِ وَ قَالَ اخْتَرْ أَنْ أَغْرِسَكَ فِي الْمَكَانِ الَّذِيْ كُنْتَ فِيْهِ فَتَكُوْنَ كَمَا كُنْتَ وَ إِنْ شِئْتَ أَنْ أَغْرِسَكَ فِي الْجَنَّةِ فَتَشْرَبَ مِنَ انْهَارِهَا وَ عُيُوْنِهَا فَيَحْسُنُ نَبْتُكَ وَ تُثْمِرُ فَيَأْكُلَ أَوْلِيَاءُ اللهِ مِنْ ثَمَرَتِكَ وَ نَخْلِكَ فَعَلْتُ فَزَعَمَ أَنَّهُ سَمِعَ مِنَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ هُوَ يَقُوْلُ لَهُ نَعَمْ قَدْ فَعَلْتُ مَرَّتَيْنِ فَسُئِلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ اخْتَارَ أَنْ أَغْرِسَهُ فِي الْجَنَّةِ.

Sunan ad-Dārimī 32. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin Ḥumaid], telah menceritakan kepada kami [Tamīm bin ‘Abd-ul-Mu’min], telah menceritakan kepada kami [Shāliḥ bin Ḥayyān], telah menceritakan kepadaku [Ibnu Buraidah], dari [Ayahnya] ia berkata: Pada awal mulanya Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam apabila berkhutbah dengan berdiri, dan beliau lama sekali berdiri. Maka hal itu sangat memberatkan beliau. Kemudian didatangkan pelepah kurma, tanah dibuat kubangan, dan pohon kurma itu ditancapkannya di samping Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam agar beliau pergunakan saat berdiri. Jika Nabi berkhutbah dan berdiri lama, beliau bersandar pada batang kurma tersebut. Seorang lelaki yang baru datang ke Madinah melihat kejadian ini, yaitu beliau sedang berdiri di samping batang kurma tersebut. Maka si lelaki itu menyampaikan uneg-unegnya kepada orang-orang di sekelilingnya: “Kalaulah saya tahu bahwa Muḥammad akan memujiku karena kulakukan suatu hal yang meringankan bebannya niscaya aku membuatkannya suatu tempat duduk yang dapat beliau pergunakan untuk berdiri, apabila dia suka maka dia dapat duduk dan apabila dia suka dia bisa berdiri di tempat tersebut.” Lalu perihal tersebut disampaikan kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan beliau pun berkata: Bawa orang tersebut ke hadapanku. Lalu orang tersebut didatangkan dan diperintahkannya untuk membuatkan tangga yang memiliki tiga atau empat tangga seperti yang sekarang ada pada mimbar Madinah. Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam merasakan kenyamanan dengan hal itu. Tatkala beliau meninggalkan batang pohon tersebut (yang dulu pernah digunakannya) dan bersandar pada mimbar yang dibuat untuknya, maka batang pohon kurma itu merasa sedih dan merintih sebagaimana rintihan unta tatkala Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam meninggalkannya. Ibnu Buraidhah berkeyakinan dari ayahnya: bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam ketika mendengarkan rintihan batang kurma tersebut beliau kembali meletakkan tangannya padanya dan berkata: Pilihlah apakah kamu saya tanam kembali di tempat semula atau saya tanam (nanti) di surga sehingga kamu dapat menghisap dari sungai dan mata airnya yang membuat pertumbuhan kamu menjadi baik dan berbuah, dan sehingga para wali Allah subḥānahu wa ta‘ālā dapat memakan buah kamu (kurma) maka saya akan melakukannya. Ayah Ibnu Buraidah berkeyakinan bahwa dia mendengar dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau (saw) berkata kepada batang kurma tersebut: “Baik, telah kulakukan (Nabi mengulangi ucapannya dua kali.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya dan beliau menjawab: “Batang tersebut memilih agar saya menanamnya di surga nanti.”

Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnādnya Dha‘īf, Yaitu Muḥammad bin Ḥumaid.

Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak Ditemukan.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *