Sunan Darimi 31 – Mimbar Merintih, Penghormatan Allah Kepada Nabi-Nya (1/5)

Rangkaian Pos: Sunan Darimi Kitab 1 Bab 6 - Mimbar Merintih (sebagai) Penghormatan Allah Kepada Nabi-Nya

13.أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا مُعَاذُ بْنُ الْعَلَاءِ، عَنْ نَافِعٍ، عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ يَخْطُبُ إِلَى جِذْعٍ فَلَمَّا اتَّخَذَ الْمِنْبَرَ حَنَّ الْجِذْعُ حَتَّى أَتَاهُ فَمَسَحَهُ

Sunan ad-Dārimī 31. Telah mengabarkan kepada kami [‘Utsmān bin ‘Umar], telah mengabarkan kepada kami [Mu‘ādz bin al-‘Alā’], dari [Nāfi‘], dari [Ibnu ‘Umar]: Pada awal mulanya Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam selalu berkhutbah dengan bersandar pada sebatang kayu. Setelah beliau menggunakan mimbar (dan kayu itu tak dipakai lagi)-posisi mimbar masih berdekatan dengan kayu-ed, kayu itu merintih sehingga beliau mengelusnya.

Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: SIM: 1407; MA: 2277; SD: 33, 36.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *