Sunan Darimi 29 – Air Memancar (dan Makanan Bertasbih), Penghormatan Allah Kepada Nabi-Nya (5/6)

Rangkaian Pos: Sunan Darimi Kitab 1 Bab 5 Air Memancar - Penghormatan Allah Kepada Nabi-Nya

29. أَخْبَرَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُوْسَى، عَنِ اسْرَائِيْلَ، عَنْ مَنْصُوْرٍ، عَنْ إِبْرَاهِيْمَ، عَنْ عَلْقَمَةَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: سَمِعَ عَبْدُ اللهِ، بِخَسْفٍ فَقَالَ: كُنَّا أَصْحَابَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَعُدُّ الْآيَاتِ بَرَكَةً وَ أَنْتُمْ تَعُدُّوْنَهَا تَخْوِيْفًا إِنَّا بَيْنَمَا نَحْنُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ لَيْسَ مَعَنَا مَاءٌ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اطْلُبُوْا مَنْ مَعَهُ فَضْلُ مَاءٍ فَأُتِيَ بِمَاءٍ فَصَبَّهُ فِي الْإِنَاءِ ثُمَّ وَضَعَ كَفَّهُ فِيْهِ فَجَعَلَ الْمَاءُ يَخْرُجُ مِنْ بَيْنِ أَصَابِعِهِ ثُمَّ قَالَ: حَيَّ عَلَى الطَّهُوْرِ الْمُبَارَكِ وَ الْبَرَكَةُ مِنَ اللهِ تَعَالَى فَشَرِبْنَا و قَالَ عَبْدُ اللهِ: كُنَّا نَسْمَعُ تَسْبِيْحَ الطَّعَامِ وَ هُوَ يُؤْكَلُ.

Sunan ad-Dārimī 29. Telah mengabarkan kepada kami [‘Ubaidullāh bin Mūsā], dari [Isrā’īl], dari [Manshūr], dari [Ibrāhīm], dari [‘Alqamah], dari [‘Abdullāh] ia berkata: ‘Abdullāh mendengar tentang gerhana bulan, lalu ia berkata: Kami para sahabat Nabi Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam menganggap tanda-tanda (kekuasaan Allah subḥānahu wa ta‘ālā) sebagai suatu keberkahan sementara kalian menganggapnya sebagai sesuatu yang menakutkan. Sesungguhnya ketika kami berada bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam kami tidak memiliki air. Lalu Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam berkata: “Mintalah kepada yang mempunyai kelebihan air.” Kemudian didatangkan kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan beliau pun menuangkannya ke sebuah bejana, beliau meletakkan telapak tangan ke dalamnya maka terpancarlah air dari jari-jemari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan beliau menyeru: Mari bersegera bersuci yang penuh keberkahan, dan keberkahan itu hanya milik Allah subḥānahu wa ta‘ālā, lalu kami meminumnya. ‘Abdullāh berkata: Bahkan dulu kami pernah mendengar tasbih suatu makanan padahal ia sedang disantap.

Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 3307, 3837; SM: 4224.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *