261 أَخْبَرَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، حَدَّثَنَا عُمَرُ بْنُ مَزْيَدٍ، عَنْ أَوْفَى بْنِ دَلْهَمٍ، أَنَّهُ بَلَغَهُ عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ تَعَلَّمُوا الْعِلْمَ تُعْرَفُوْا بِهِ وَ اعْمَلُوْا بِهِ تَكُوْنُوْا مِنْ أَهْلِهِ فَإِنَّهُ سَيَأْتِيْ بَعْدَ هذَا زَمَانٌ لَا يَعْرِفُ فِيْهِ تِسْعَةُ عُشَرَائِهِمُ الْمَعْرُوْفَ وَ لَا يَنْجُوْ مِنْهُ إِلَّا كُلُّ نُوَمَةٍ فَأُولئِكَ أَئِمَّةُ الْهُدَى وَ مَصَابِيْحُ الْعِلْمِ لَيْسُوْا بِالْمَسَايِيْحِ وَ لَا الْمَذَايِيْعِ الْبُذْرِ قَالَ أَبُوْ مُحَمَّد نُوَمَةٌ غَافِلٌ عَنِ الشَّرِّ الْمَذَايِيْعُ الْبُذْرِ كَثِيْرُ الْكَلَامِ.
Sunan ad-Dārimī 261. Telah mengabarkan kepada kami [‘Utsmān bin ‘Umar] menceritakan kepada kami [‘Umar bin Yazīd] dari [Aufā bin Dahlān], bahwasanya telah [disampaikan kabar] dari [‘Alī] radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: “Pelajarilah ilmu, kamu akan mengenalnya, dan amalkanlah ‘ilmu kalian, kalian menjadi ahlinya. Akan datang satu jaman yang ketika itu sembilan persepuluh kebaikan sudah tidak dikenali lagi. Tidak ada yang selamat kecuali sekelompok kecil. Mereka adalah para pemimpin yang tercerahkan dan menjadi cahaya ‘ilmu, mereka bukanlah orang yang selalu berbuat buruk dan mengadu domba, dan mereka juga bukan orang yang hanya pandai bicara.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Munqathi‘. Perawinya Tsiqah.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
262 أَخْبَرَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيْزِ، عَنْ يَزِيْدَ بْنِ جَابِرٍ، قَالَ قَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ اعْمَلُوْا مَا شِئْتُمْ بَعْدَ أَنْ تَعْلَمُوْا فَلَنْ يَأْجُرَكُمُ اللهُ بِالْعِلْمِ حَتَّى تَعْمَلُوْا.
Sunan ad-Dārimī 262. Telah mengabarkan kepada kami [Marwān bin Muḥammad] telah menceritakan kepada kami [Sa‘īd bin ‘Abd-il-‘Azīz] dari [Yazīd bin Jābir] ia berkata: “[Mu‘ādz bin Jabal] berkata: “Kerjakanlah sesuatu semaksimal kemampuan kalian setelah kalian mempelajari ‘ilmu. Kalian tidak diberikan ganjaran oleh Allah atas ‘ilmu kalian hingga kalian meng‘amalkannya”.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnād Perawinya Tsiqah.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
263 أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ خَالِدِ بْنِ حَازِمٍ، حَدَّثَنَا الْوَلِيْدُ بْنُ مَزْيَدٍ، قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمنِ بْنَ يَزِيْدَ بْنِ جَابِرٍ، يُحَدِّثُ عَنْ سَعْدٍ، أَنَّهُ أَتَى ابْنَ مُنَبِّهٍ فَسَأَلَهُ عَنِ الْحَسَنِ، وَ قَالَ، لَهُ كَيْفَ عَقْلُهُ فَأَخْبَرَهُ ثُمَّ، قَالَ إِنَّا لَنَتَحَدَّثُ أَوْ نَجِدُ فِي الْكُتُبِ أَنَّهُ مَا آتَى اللهُ عَبْدًا عِلْمًا فَعَمِلَ بِهِ عَلَى سَبِيْلِ الْهُدَى فَيَسْلُبَهُ عَقْلَهُ حَتَّى يَقْبِضَهُ اللهُ إِلَيْهِ.
Sunan ad-Dārimī 263. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Khālid bin Ḥāzim] telah menceritakan kepada kami [al-Walīd bin Mazyad] ia berkata: “Aku pernah mendengar [‘Abd-ur-Raḥmān bin Yazīd bin Jābir] menyampaikan yang ia dapatkan dari [Sa‘ad]; ‘bahwasanya [Ibnu Munabbih] pernah mendatangi Sa‘ad dan bertanya tentang al-Ḥasan, ia bertanya kepadanya: “Bagaimana pemikirannya?”. Kemudian ia memberitahukannya, lalu ia berkata: “Kami hanya bercerita dengan dasar hadits atau apa yang kami temukan dalam al-Qur’ān. Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ‘ilmu yang diberikan-Nya kepada seseorang yang ‘ilmu tersebut di‘amalkannya dengan baik, hingga ia meninggal dunia”.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Perawinya Tsiqah Kecuali Sa‘ad.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
264 أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ أَبَانَ، عَنِ ابْنِ الْقَاسِمِ بْنِ قَيْسٍ، حَدَّثَنِيْ يُوْنُسُ بْنُ سَيْفٍ الْحِمْصِيُّ، قَالَ حَدَّثَنِيْ أَبُوْ كَبْشَةَ السَّلُوْلِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا الدَّرْدَاءِ، يَقُوْلُ إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَالِمًا لَا يَنْتَفِعُ بِعِلْمِهِ.
Sunan ad-Dārimī 264. Telah mengabarkan kepada kami [Ismā‘īl bin Abān] dari [Ibn-ul-Qāsim bin Qais] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Yūnus bin Saif al-Ḥimshī] ia berkata: Telah menceritakan kepadaku [Abū Kabsyah as–Salūlī] ia berkata: “Aku pernah mendengar [Abū-d-Dardā’] radhiyallāhu ‘anhu berkata: “Orang terjelek tempatnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang yang memiki ‘ilmu, namun ia tidak meng‘amalkannya.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf Jiddan.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
265 أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ، أَخْبَرَنَا أَبُوْ قُدَامَةَ، عَنْ مَالِكِ بْنِ دِيْنَارٍ، قَالَ قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ مَنْ يَزْدَدْ عِلْمًا يَزْدَدْ وَجَعًا وَ قَالَ أَبُو الدَّرْدَاءِ مَا أَخَافُ عَلَى نَفْسِيْ أَنْ يُقَالَ لِيْ مَا عَلِمْتَ وَ لكِنْ أَخَافُ أَنْ يُقَالَ لِيْ مَاذَا عَمِلْتَ.
Sunan ad-Dārimī 265. Telah mengabarkan kepada kami [‘Amr bin ‘Aun] telah mengabarkan kepada kami [Abū Qudāmah] dari [Mālik bin Dīnār] ia berkata: “[Abū-d-Dardā’] radhiyallāhu ‘anhu pernah berkata: “Barang siapa yang bertambah ilmunya, bertambah pula bebannya. Dan Abu Darda` radhiyallahu ‘’anhu berkata: “Aku tidak takut akan pernyataan atasku: Apa yang telah kamu ketahui? Namun yang aku takutkan adalah pernyataan atasku: Apa yang telah kamu kerjakan?”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: 1). Isnādnya Cacat, 2). Isnādnya Seperti Sebelumnya.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
266 أَخْبَرَنَا هَارُوْنُ بْنُ مُعَاوِيَةَ، عَنْ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، قَالَ سَمِعْتُ ابْنَ جُرَيْجٍ، يَذْكُرُ عَمَّنْ حَدَّثَهُ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ تَدَارُسُ الْعِلْمِ سَاعَةً مِنَ اللَّيْلِ خَيْرٌ مِنَ احْيَائِهَا و قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ إِنِّيْ لَأُجَزِّئُ اللَّيْلَ ثَلَاثَةَ أَجْزَاءٍ فَثُلُثٌ أَنَامُ وَ ثُلُثٌ أَقُوْمُ وَ ثُلُثٌ أَتَذَكَّرُ أَحَادِيْثَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ.
Sunan ad-Dārimī 266. Telah menghabarka kepada kami [Hārūn bin Mu‘āwiyah] dari [Ḥafsh bin Ghiyāts] ia berkata: Aku telah mendengar [Ibnu Juraij] menerangkan apa yang telah [diceritakan padanya] dari [Ibnu ‘Abbās] radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: “Mempelajari ‘ilmu dalam satu malam lebih baik dibandingkan dengan menghidupkannya (Memperbanyak ‘ibādah)”. [Abū Hurairah] radhiyallāhu ‘anhu pernah berkata: “Sungguh aku membagi malamku menjadi tiga bagian, sepertiga waktu malam untuk tidur, sepertiga untuk ber‘ibādah, dan sepertiga lagi untuk mempelajari hadits Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: 1). Dha‘īf-ul-Isnād, 2). Isnād Seperti Sebelumnya.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
267 أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَرَفَةَ، حَدَّثَنَا جَرِيْرٌ، عَنِ الْحَسَنِ بْنِ عَمْرٍو، عَنْ إِبْرَاهِيْمَ، قَالَ مَنِ ابْتَغَى شَيْئًا مِنَ الْعِلْمِ يَبْتَغِيْ بِهِ وَجْهَ اللهِ آتَاهُ اللهُ مِنْهُ مَا يَكْفِيْهِ.
Sunan ad-Dārimī 267. Telah mengabarkan kepada kami [al-Ḥasan bin ‘Arafah] telah menceritakan kepada kami [Jarīr] dari [al-Ḥasan bin ‘Amr] dari [Ibrāhīm] ia berkata: “Barang siapa yang mencari ‘ilmu dengan tujuan mengharapkan dengannya “wajah Allah”, Ia akan mencukupi kebutuhannya.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Shaḥīḥ-ul-Isnād.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.