245 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّلْتِ، حَدَّثَنَا أَبُوْ كُدَيْنَةَ، عَنْ قَابُوْسَ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ هَلْ تَدْرُوْنَ مَا ذَهَابُ الْعِلْمِ قُلْنَا لَا قَالَ ذَهَابُ الْعُلَمَاءِ.
Sunan ad-Dārimī 245. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin ash-Shalt] telah menceritakan kepada kami [Abū Kudainah] dari [Qābūs] dari [ayahnya] dari [Ibnu ‘Abbās] radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: “Apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan hilangnya ‘ilmu itu?, kami menjawab: “(kami) tidak tahu”, ia berkata: “Meninggalnya para ‘ulamā’ ”.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Shaḥīḥ-ul-Isnād.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
246 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَسْعَدَ، حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ، عَنْ عَاصِمٍ، عَنْ أَبِيْ، وَائِلٍ، قَالَ قَالَ حُذَيْفَةُ أَتَدْرِيْ كَيْفَ يُنْقَصُ الْعِلْمُ قَالَ قُلْتُ كَمَا يُنْفَضُ الثَّوْبُ وَ كَمَا يَقْسُو الدِّرْهَمُ قَالَ لَا وَ إِنَّ ذلِكَ لَمِنْهُ قَبْضُ الْعِلْمِ قَبْضُ الْعُلَمَاءِ.
Sunan ad-Dārimī 246. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin As‘ad] telah menceritakan kepada kami [Abū Bakar] dari [‘Āshim] dari [Abū Wā’il] ia berkata: “[Ḥudzaifah] pernah berkata: “Apakah kamu tahu bagaimana cara ‘ilmu itu berkurang?” aku menjawab: “Seperti berkurangnya baju, dan seperti berkurangnya dirham”. Lalu ia berkata: “tidak demikian”, sesungguhnya itu bagian darinya, tetapi hilangnya ‘ilmu dengan sebab wafatnya para ‘ulamā’ ”.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Dha‘īf-ul-Isnād.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
247 أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الصَّلْتِ، عَنْ مَنْصُوْرِ بْنِ أَبِي الْأَسْوَدِ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ سَالِمِ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ مَا لِيْ أَرَى عُلَمَاءَكُمْ يَذْهَبُوْنَ وَ جُهَّالَكُمْ لَا يَتَعَلَّمُوْنَ فَتَعَلَّمُوْا قَبْلَ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ فَإِنَّ رَفْعَ الْعِلْمِ ذَهَابُ الْعُلَمَاءِ.
Sunan ad-Dārimī 247. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin ash-Shalt] dari [Manshūr bin Abī-l-Aswad] dari [Ḥushain] dari [Sālim bin Abī-l-Ja‘d] dari [Abū-d-Dardā’] radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: “Mengapa aku melihat para ‘ulamā’ kalian wafat sedang orang-orang bodoh di antara kalian tidak (mau) belajar?, hendaklah kalian belajar sebelum ‘ilmu itu diangkat, karena pengangkatan ‘ilmu itu dengan kepergian (wafat) -nya para ‘ulamā’ ”.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Dha‘īf-ul-Isnād sebab Munqathi‘.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
248 أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ أَسَدٍ أَبُوْ عَاصِمٍ، حَدَّثَنَا عَبْثَرٌ، عَنْ بُرْدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ مُوْسَى، عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ، قَالَ النَّاسُ عَالِمٌ وَ مُتَعَلِّمٌ وَ لَا خَيْرَ فِيْمَا بَعْدَ ذلِكَ.
Sunan ad-Dārimī 248. Telah mengabarkan kepada kami [Aḥmad bin Asad Abū ‘Āshim] telah menceritakan kepada kami [‘Abtsar] dari [Burd] dari [Sulaimān bin Mūsā] dari [Abuū-d-Dardā’] radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: “Manusia itu (terbagi menjadi dua) golongan, yang ber‘ilmu serta pelajar (pemburu ‘ilmu), sungguh tidak ada kebaikan pada golongan yang ketiga.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Dha‘īf-ul-Isnād sebab Munqathi‘.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.