216 . أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُيَيْنَةَ، أَخْبَرَنَا عَلِيٌّ، هُوَ ابْنُ مُسْهِرٍ عَنْ أَبِيْ إِسْحَاقَ عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ زِيَادِ بْنِ حُدَيْرٍ، قَالَ قَالَ لِيْ عُمَرُ هَلْ تَعْرِفُ مَا يَهْدِمُ الْإِسْلَامَ قَالَ قُلْتُ لَا قَالَ يَهْدِمُهُ زَلَّةُ الْعَالِمِ وَ جِدَالُ الْمُنَافِقِ بِالْكِتَابِ وَ حُكْمُ الْأَئِمَّةِ الْمُضِلِّيْنَ.
Sunan ad-Dārimī 216. . Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin ‘Uyainah] telah mengabarkan kepada kami [‘Alī Ibnu Mushir], dari [Abū Isḥāk] dari [asy-Sya‘bī] dari [Ziyād bin Ḥudair] ia berkata: “[‘Umar] radhiyallāhu ‘anhu telah berkata kepadaku: “Apakah kamu tahu apa yang dapat menghancurkan Islām itu?”, perawi berkata: “aku menjawab: aku tidak tahu”, ia (‘Umar radhiyallāhu ‘anhu) berkata: “Yang dapat menghancurkan Islām adalah tergelincirnya seorang ‘ulamā’, perdebatan orang munāfiq berdasarkan al-Qur’ān, dan hukum para pemimpin yang menyesatkan”.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
Pembanding: Tidak ditemukan.
217 . أَخْبَرَنَا هَارُوْنُ، عَنْ حَفْصِ بْنِ غِيَاثٍ، عَنْ لَيْثٍ، عَنِ الْحَكَمِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِيٍّ، قَالَ لَا تُجَالِسُوْا أَصْحَابَ الْخُصُوْمَاتِ فَإِنَّهُمْ يَخُوْضُوْنَ فِيْ آيَاتِ اللهِ.
Sunan ad-Dārimī 217. Telah mengabarkan kepada kami [Hārūn] dari [Ḥafsh bin Ghiyāts] dari [Laits] dari [al-Ḥakam] dari [Muḥammad bin ‘Alī] ia berkata: “Janganlah kalian duduk-duduk bersama orang yang menyulut permusuhan, karena mereka bersilat lidah dalam permasalahan ayat Allah.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
Pembanding: SD:402.
218 أَخْبَرَنَا الْحُسَيْنُ بْنُ مَنْصُوْرٍ، حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ، عَنْ مُبَارَكٍ، عَنِ الْحَسَنِ، قَالَ سُنَّتُكُمْ وَاللهِ الَّذِيْ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ بَيْنَهُمَا بَيْنَ الْغَالِي وَ الْجَافِيْ فَاصْبِرُوْا عَلَيْهَا رَحِمَكُمُ اللهُ فَإِنَّ أَهْلَ السُّنَّةِ كَانُوْا أَقَلَّ النَّاسِ فِيْمَا مَضَى وَ هُمْ أَقَلُّ النَّاسِ فِيْمَا بَقِيَ الَّذِيْنَ لَمْ يَذْهَبُوْا مَعَ أَهْلِ الْإِتْرَافِ فِيْ إِتْرَافِهِمْ وَ لَا مَعَ أَهْلِ الْبِدَعِ فِيْ بِدَعِهِمْ وَ صَبَرُوْا عَلَى سُنَّتِهِمْ حَتَّى لَقُوْا رَبَّهُمْ فَكَذلِكُمْ إِنْ شَاءَ اللهُ فَكُوْنُوْا.
Sunan ad-Dārimī 218. Telah mengabarkan kepada kami [al-Ḥusain bin Manshūr] telah menceritakan kepada kami [Abū Usāmah] dari [Mubārak] dari [al-Ḥasan] ia berkata: “Demi Dzāt yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Dia, sunnah kalian adalah di antara dua hal, yaitu antara orang yang terlalu berlebih-lebihan dan orang yang tidak acuh atau meremehkan (sunnah). Maka hendaklah kalian bersabar atasnya (menjaga dan menegakkan sunnah). Mudah-mudahan Allah merahmati kalian, karena orang yang berpegang teguh kepada sunnah zaman dahulu lebih sedikit jumlahnya, dan yang tersisa dari mereka juga sedikit, yaitu mereka yang tidak hanyut bersama orang-orang yang hanyut dalam kemewahan hidup, dan tidak ikut bersama pengikut bid`ah, dan mereka selalu bersabar (menjaga dan menegakkan) sunnah sampai mereka wafat, semoga kalian semua termasuk orang yang demikian.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Dha‘īf-ul-Isnād.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.
Pembanding: (Catatan: Program Hadits Lidwa sudah tidak berfungsi lagi, jadi dari sini, dan seterusnya tidak ada lagi Pembandingnya).
219 أَخْبَرَنَا مُوْسَى بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا عِيْسَى بْنُ يُوْنُسَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ عُمَارَةَ، وَ مَالِكِ بْنِ الْحَارِثِ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ يَزِيْدَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ الْقَصْدُ فِي السُّنَّةِ خَيْرٌ مِنَ الِاجْتِهَادِ فِي الْبِدْعَةِ.
Sunan ad-Dārimī 219. Telah mengabarkan kepada kami [Mūsā bin Khālid] telah menceritakan kepada kami [‘Īsā bin Yūnus] dari [al-A‘masy] dari [‘Umārah] dan [Mālik bin Ḥārits] dari [‘Abd-ur-Raḥmān bin Yazīd] dari [‘Abdullāh] ia berkata: “Pertengahan, sederhana, (tidak berlebih-lebihan dan tidak meremehkan) dalam menjalankan sunnah lebih baik dari pada bersungguh-sungguh dalam melakukan bid‘ah.”
Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Jayyid.
Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.