Sunan Darimi 190 s.d 192- Perubahan Zaman Dan Kejadiannya (2/5)

190 . أَخْبَرَنَا صَالِحُ بْنُ سُهَيْلٍ، مَوْلَى يَحْيَى بْنِ أَبِيْ زَائِدَةَ حَدَّثَنَا يَحْيَى، عَنْ مُجَالِدٍ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوْقٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ لَا يَأْتِيْ عَلَيْكُمْ عَامٌ إِلَّا وَ هُوَ شَرٌّ مِنَ الَّذِيْ كَانَ قَبْلَهُ أَمَا إِنِّيْ لَسْتُ أَعْنِيْ عَامًا أَخْصَبَ مِنْ عَامٍ وَ لَا أَمِيْرًا خَيْرًا مِنْ أَمِيْرٍ وَ لكِنْ عُلَمَاؤُكُمْ وَ خِيَارُكُمْ وَ فُقَهَاؤُكُمْ يَذْهَبُوْنَ ثُمَّ لَا تَجِدُوْنَ مِنْهُمْ خَلَفًا وَ يَجِيْءُ قَوْمٌ يَقِيْسُوْنَ الْأُمُوْرَ بِرَأْيِهِمْ.

Sunan ad-Dārimī 190. Telah mengabarkan kepada kami [Shāliḥ bin Suhail] -bekas budak Yaḥyā bin Abī Zā’idah-, telah menceritakan kepada kami [Yaḥyā] dari [Mujālid] dari [asy-Sya‘bī] dari [Masrūq] dari [‘Abdullāh] ia berkata: “Tidaklah akan datang satu tahun, kecuali tahun tersebut lebih jelek dari sebelumnya. Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa suatu tahun lebih baik dari pada tahun lainnya, dan seorang amīr (pemimpin) lebih baik dari amir lainnya. Akan tetapi ‘ulamā’-‘ulamā’, orang-orang pilihan, dan para ahli fikih kalian telah banyak yang wafat, kemudian kalian tidak mendapatkan ganti mereka, hingga datang orang-orang yang menggunakan qiyās (analogi dalam masalah agama) berdasarkan akal semata”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 6541; MA: 13256.

191 . أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِيْ خَلَفٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمٍ، قَالَ سَمِعْتُ دَاوُدَ بْنَ أَبِيْ هِنْدٍ، عَنِ ابْنِ سِيْرِيْنَ، قَالَ أَوَّلُ مَنْ قَاسَ إِبْلِيْسُ وَ مَا عُبِدَتْ الشَّمْسُ وَ الْقَمَرُ إِلَّا بِالْمَقَايِيْسِ.

Sunan ad-Dārimī 191. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin Aḥmad bin Abī Khalaf] telah menceritakan kepada kami [Yaḥyā bin Sulaim] ia berkata: “Aku pernah mendengar [Dāūd bin Hind] dari [Ibnu Sīrīn] raḥimahullāhu, ia berkata: “Yang pertama-tama menggunakan qiyās adalah Iblīs, dan tidaklah matahari dan bulan disembah melainkan karena alasan qiyās”.”

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Jayyid.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SD: 192.

192 . أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ كَثِيْرٍ، عَنِ ابْنِ شَوْذَبٍ، عَنْ مَطَرٍ، عَنِ الْحَسَنِ، أَنَّهُ تَلَا هذِهِ الْآيَةَ خَلَقْتَنِيْ مِنْ نَارٍ وَ خَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ قَالَ قَاسَ إِبْلِيْسُ وَ هُوَ أَوَّلُ مَنْ قَاسَ.

Sunan ad-Dārimī 192. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin Katsīr] dari [Ibnu Syaudzab] dari [Mathar] dari [al-Ḥasan]: “ia membaca ayat ini: “KHALAQTANĪ MIN NĀRIN WA KHALAQTAHU MIN THĪN” (Engkau ciptakan aku dengan api dan Engkau ciptakan ia dengan tanah) -Qs. al-A‘rāf: 7-, ia berkata: “Iblīs telah melakukan qiyās, dan dialah yang pertama kali melakukan qiyās”.”

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: MA: 13113.