Sunan Darimi 172 s.d 178 – Orang yang Selalu Berfatwa Dalam Setiap Permasalahan (1/2)

بَابُ فِي الَّذِيْ يُفْتِي النَّاسَ فِيْ كُلِّ مَا يُسْتَفْتَى

  1. Bab Tentang Orang yang Selalu Berfatwa Dalam Setiap Permasalahan yang Ditanyakan (Kepadanya)

172 . أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ يُوْسُفَ، عَنْ سُفْيَانَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ أَبِيْ وَائِلٍ، عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ، قَالَ إِنَّ الَّذِيْ يُفْتِي النَّاسَ فِيْ كُلِّ مَا يُسْتَفْتَى لَمَجْنُوْنٌ.

Sunan ad-Dārimī 172. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin Yūsuf] dari [Sufyān] dari [al-A‘masy] dari [Abū Wā’il] dari [Ibnu Mas‘ūd] ia berkata: “Orang yang selalu berfatwa dalam setiap permasalahan yang ditanyakan (kepadanya) adalah orang gila.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

173 . أَخْبَرَنَا سَعِيْدُ بْنُ عَامِرٍ، عَنْ هِشَامٍ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ حُذَيْفَةَ، قَالَ إِنَّمَا يُفْتِي النَّاسَ ثَلَاثَةٌ رَجُلٌ إِمَامٌ أَوْ وَالٍ وَ رَجُلٌ يَعْلَمُ نَاسِخَ الْقُرْآنِ مِنَ الْمَنْسُوْخِ قَالُوْا يَا حُذَيْفَةُ وَ مَنْ ذَاكَ قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَوْ أَحْمَقُ مُتَكَلِّفٌ.

Sunan ad-Dārimī 173. Telah menhabarkan kepada kami [Sa‘īd bin ‘Āmir] dari [Hisyām] dari [Muḥammad] dari [Ḥudzaifah] ia berkata: “Ada tiga golongan manusia yang memberikan fatwa (yaitu): Seorang imām, atau walī (yang mengatur urusan kaum muslimīn) atau seorang yang mengetahui nāsikh dan mansūkh dalam al-Qur’ān, mereka bertanya: “Wahai Ḥudzaifah, lalu siapakah gerangan dia itu?”. Itu ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu, Atau orang bodoh yang memaksakan diri.”

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf. Munqathi‘

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SD: 174.

174 . أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ سَعِيْدٍ، أَخْبَرَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ، عَنْ هِشَامِ بْنِ حَسَّانَ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيْ عُبَيْدَةَ بْنِ حُذَيْفَةَ قَالَ قَالَ حُذَيْفَةُ إِنَّمَا يُفْتِي النَّاسَ أَحَدُ ثَلَاثَةٍ رَجُلٌ عَلِمَ نَاسِخَ الْقُرْآنِ مِنْ مَنْسُوْخِهِ قَالُوْا وَ مَنْ ذَاكَ قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ وَ أَمِيْرٌ لَا يَجِدُ بُدًّا أَوْ أَحْمَقُ مُتَكَلِّفٌ ثُمَّ قَالَ مُحَمَّدٌ فَلَسْتُ بِوَاحِدٍ مِنْ هَذَيْنِ وَ أَرْجُوْ أَنْ لَا أَكُوْنَ الثَّالِثَ.

Sunan ad-Dārimī 174. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Sa‘īd] telah mengabarkan kepada kami [Abū Usāmah] dari [Hisyām bin Ḥassān] dari [Muḥammad] dari [Abū ‘Ubaidah bin Ḥudzaifah] ia berkata: “[Ḥudzaifah] berkata: “Orang yang berfatwa kepada orang lain adalah salah satu dari tiga golongan: Seorang yang mengetahui nāsikh dan mansūkh dalam al-Qur’ān”, mereka bertanya: “Siapakah ia gerangan?”, ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu menyambung: “atau seorang pemimpin yang tidak takut, atau orang bodoh yang memaksakan diri”.” Kemudian Muḥammad berkata: “Aku bukanlah satu dari dua kriteria (pertama) dan aku berharap tidak menjadi bagian yang ke tiga”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Jayyid.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

175 . أَخْبَرَنَا جَعْفَرُ بْنُ عَوْنٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ مُسْلِمٍ، عَنْ مَسْرُوقٍ، عَنْ عَبْدِ اللهِ، قَالَ مَنْ عَلِمَ مِنْكُمْ عِلْمًا فَلْيَقُلْ بِهِ وَ مَنْ لَمْ يَعْلَمْ فَلْيَقُلْ لِمَا لَا يَعْلَمُ اللهُ أَعْلَمُ فَإِنَّ الْعَالِمَ إِذَا سُئِلَ عَمَّا لَا يَعْلَمُ قَالَ اللهُ أَعْلَمُ وَ قَدْ قَالَ اللهُ لِرَسُوْلِهِ ‏{‏قُلْ لَا أَسْأَلُكُمْ عَلَيْهِ مِنْ أَجْرٍ وَ مَا أَنَا مِنَ الْمُتَكَلِّفِيْنَ‏}‏.

Sunan ad-Dārimī 175. Telah mengabarkan kepada kami [Ja‘far bin ‘Aun] dari [al-A‘masy] dari [Muslim] dari [Masrūq] dari [‘Abdullāh] ia berkata: “Barang siapa di antara kalian yang memiliki suatu ‘ilmu, hendaklah ia mengatakannya, dan barang siapa yang tidak memiliki ‘ilmu, katakanlah dalam permasalahan yang ia tidak tahu: “ALLĀHU A‘LAM” (Allah lebih mengetahuinya), karena seorang ‘ulamā’ itu adalah seorang yang jika ditanya tentang sesuatu yang tidak diketahuinya ia akan mengatakan: “Allāhu a‘lam” dan sungguh Allah telah berfirman kepada Rasūl-Nya: “QUL LĀ AS’ALUKUM ‘ALAIHI MIN AJRIN WA MĀ ANA MIN-AL-MUTAKALLIFĪN”(Katakanlah wahai Muḥammad: “Aku tidak meminta upah sedikitpun dari kalian atas da‘wahku, dan bukanlah aku termasuk orang-orang yang memaksakan diri”) -Qs. Shād: 86- ”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

176 . أَخْبَرَنَا يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ، حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ، عَنْ أَبِيْ رَجَاءٍ عَنْ أَبِي الْمُهَلَّبِ، أَنَّ أَبَا مُوْسَى، قَالَ فِيْ خُطْبَتِهِ مَنْ عَلِمَ عِلْمًا فَلْيُعَلِّمْهُ النَّاسَ وَ إِيَّاهُ أَنْ يَقُوْلَ مَا لَا عِلْمَ لَهُ بِهِ فَيَمْرُقَ مِنَ الدِّيْنِ وَ يَكُوْنَ مِنَ الْمُتَكَلِّفِيْنَ.

Sunan ad-Dārimī 176. Telah mengabarkan kepada kami [Yazīd bin Hārūn] telah menceritakan kepada kami [Ḥumaid] dari [Abū Rajā’] dari [Abū-l-Muḥallab]: “[Abū Mūsā] radhiyallāhu ‘anhu berkata dalam khutbahnya: “Barang siapa yang mengetahui suatu ‘ilmu, hendaklah ia mengajarkannya kepada manusia, dan berhati-hatilah seseorang yang mengatakan sesuatu yang ia tidak memiliki ilmu tentangnya, ia akan melenceng dari agama dan menjadi orang-orang yang memaksakan diri.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Munqathi‘ Dan Para Perawinya Tsiqah.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

177 . أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ عَوْنٍ، عَنْ خَالِدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ، وَ زَاذَانَ، قَالَا قَالَ عَلِيٌّ وَا بَرْدَهَا عَلَى الْكَبِدِ إِذَا سُئِلْتُ عَمَّا لَا أَعْلَمُ أَنْ أَقُوْلَ اللهُ أَعْلَمُ.

Sunan ad-Dārimī 177. Telah mengabarkan kepada kami [‘Amr bin ‘Aun] dari [Khālid bin ‘Abdillāh] dari [‘Athā’ bin as-Sā’ib] dari [Abū-l-Bakhtarī] dan [Zādzān] keduanya berkata: “[‘Alī] berkata: “Alangkah sejuknya hati ini, jika aku ditanya tentang sesuatu yang tidak aku ketahui, kemudian aku mengatakan: “Allāhu a‘lam”.”

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SD: 178, 185.

178 . أَخْبَرَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا شَرِيْكٌ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، عَنْ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ يَا بَرْدَهَا عَلَى الْكَبِدِ أَنْ تَقُوْلَ لِمَا لَا تَعْلَمُ اللهُ أَعْلَمُ.

Sunan ad-Dārimī 178. Telah mengabarkan kepada kami [Abū Nu‘aim] telah menceritakan kepada kami [Syarīk] dari [‘Athā’ bin as-Sā’ib] dari [Abū-l-Bakhtarī] dari [‘Alī] ia berkata: “Duhai sejuknya hati ini, ketika kamu mengatakan dalam hal yang tidak kamu ketahui: “Allāhu a‘lam”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dah‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.