Hati Senang

Sunan Darimi 145 s.d 151 – Keterhati-hatian Dalam Berfatwa (4/4)

145 . أَخْبَرَنَا أَبُو الْوَلِيْدِ الطَّيَالِسِيُّ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، وَ يَزِيْدُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ أَبِيْ مُلَيْكَةَ، عَنِ الْقَاسِمِ، عَنْ عَائِشَةَ، قَالَتْ تَلَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ هُوَ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَ أُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِذَا رَأَيْتُمُ الَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَاحْذَرُوْهُمْ.

Sunan ad-Dārimī 145. Telah mengabarkan kepada kami [Abū-l-Walīd at-Thayālisī] telah menceritakan kepada kami [Ḥammād bin Salamah] dan [Yazīd bin Ibrāhīm] dari [‘Abdullāh bin Abī Mulaikah] dari [al-Qāsim] dari [‘Ā’isyah] radhiyallāhu ‘anha ia berkata: “Rasūlullāh sallallāhu ‘alaihi wa sallam membaca ayat: “HUWALLADZĪ ANZALA ‘ALAIKAL KITĀBA MINHU ĀYĀTUN MUḤKAMĀTUN HUNNA UMM-UL-KITĀBI WA UKHARU MUTASYĀBIHĀT” (Dialah yang telah menurunkan al-Kitāb (al-Qur’ān) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat muḥkamāt itulah pokok-pokok isi al-Qur’ān dan yang lain (ayat-ayat) mutasyābihāt) -Qs. Āli ‘Imrān: 7-, Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika kalian menemukan orang-orang yang mengikuti ayat-ayat mutasyabihat, berhati-hatilah terhadap mereka.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 4183; SM: 4817; SAD: 3982; ST: 2920; MA: 25001.

146 . أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا حَفْصٌ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ شَقِيْقٍ، قَالَ سُئِلَ عَبْدُ اللهِ عَنْ شَيْءٍ، فَقَالَ إِنِّيْ لَأَكْرَهُ أَنْ أُحِلَّ، لَكَ شَيْئًا حَرَّمَهُ اللهُ عَلَيْكَ أَوْ أُحَرِّمَ مَا أَحَلَّهُ اللهُ لَكَ.

Sunan ad-Dārimī 146. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Muḥammad] telah menceritakan kepada kami [Ḥafsh] dari [al-A‘masy] dari [Syaqīq] ia berkata: “[‘Abdullāh] ditanya tentang satu hal, lalu ia berkata: “Aku sangat membenci untuk mengḥalālkan sesuatu yang Allah ḥarāmkan atasmu, atau mengḥarāmkan sesuatu yang Allah subḥānahu wa ta‘ālā ḥalālkan bagimu.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

147 . أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُيَيْنَةَ، عَنْ أَبِيْ إِسْحَاقَ الْفَزَارِيِّ عَنِ ابْنِ عَوْنٍ، عَنِ ابْنِ سِيْرِيْنَ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ، قَالَ لَأَنْ أَرُدَّهُ بِعِيِّهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ انْ أَتَكَلَّفَ لَهُ مَا لَا أَعْلَمُ.

Sunan ad-Dārimī 147. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin ‘Uyainah] dari [Abū Isḥāq al-Fazārī] dari [Ibnu ‘Aun] dari [Ibnu Sīrīn] dari [Ḥumaid bin ‘Abd-ir-Raḥmān] ia berkata: “Menjawab dengan jawaban tidak tahu, itu lebih kusukai dari pada aku harus memaksakan diri menjawab sesuatu yang aku tidak tahu.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Jayyid.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

148 . أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ صَالِحٍ، حَدَّثَنِي اللَّيْثُ، أَخْبَرَنِي ابْنُ عَجْلَانَ، عَنْ نَافِعٍ، مَوْلَى عَبْدِ اللهِ أَنَّ صَبِيْغًا، الْعِرَاقِيَّ جَعَلَ يَسْأَلُ عَنْ أَشْيَاءَ مِنَ الْقُرْآنِ فِيْ أَجْنَادِ الْمُسْلِمِيْنَ حَتَّى قَدِمَ مِصْرَ فَبَعَثَ بِهِ عَمْرُو بْنُ الْعَاصِ إِلَى عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ فَلَمَّا أَتَاهُ الرَّسُوْلُ بِالْكِتَابِ فَقَرَأَهُ فَقَالَ أَيْنَ الرَّجُلُ قَالَ فِي الرَّحْلِ قَالَ عُمَرُ أَبْصِرْ أَيَكُوْنُ ذَهَبَ فَتُصِيْبَكَ مِنْهُ الْعُقُوْبَةُ الْمُوْجِعَةُ فَأَتَاهُ بِهِ فَقَالَ عُمَرُ تَسْأَلُ مُحْدَثَةً وَ أَرْسَلَ عُمَرُ إِلَى رَطَائِبَ مِنْ جَرِيْدٍ فَضَرَبَهُ بِهَا حَتَّى تَرَكَ ظَهْرَهُ دَبِرَةً ثُمَّ تَرَكَهُ حَتَّى بَرَأَ ثُمَّ عَادَ لَهُ ثُمَّ تَرَكَهُ حَتَّى بَرَأَ فَدَعَا بِهِ لِيَعُوْدَ لَهُ قَالَ فَقَالَ صَبِيْغٌ إِنْ كُنْتَ تُرِيْدُ قَتْلِيْ فَاقْتُلْنِيْ قَتْلًا جَمِيْلًا وَ إِنْ كُنْتَ تُرِيْدُ أَنْ تُدَاوِيَنِيْ فَقَدْ وَ اللهِ بَرَأْتُ فَأَذِنَ لَهُ إِلَى أَرْضِهِ وَ كَتَبَ إِلَى أَبِيْ مُوْسَى الْأَشْعَرِيِّ أَنْ لَا يُجَالِسَهُ أَحَدٌ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ فَاشْتَدَّ ذلِكَ عَلَى الرَّجُلِ فَكَتَبَ أَبُوْ مُوْسَى إِلَى عُمَرَ أَنْ قَدْ حَسُنَتْ تَوْبَتُهُ فَكَتَبَ عُمَرُ أَنْ ائْذَنْ لِلنَّاسِ بِمُجَالَسَتِهِ.

Sunan ad-Dārimī 148. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Shāliḥ] telah menceritakan kepadaku [al-Laits] telah mengabarkan kepadaku [Ibnu ‘Ajlān] dari [Nāfi‘] -bekas budaknya ‘Abdullāh-, (ia berkata): “Shabīgh al-‘Irāqī bertanya beberapa hal berkenaan dengan al-Qur’ān (yaitu ayat-ayat mutasyābih) kepada para tentara muslim hingga ia mendatangi Mesir, kemudian ‘Amr bin al-‘Āsh radhiyallāhu ‘anhu mengirimnya kepada ‘Umar bin Khaththāb radhiyallāhu ‘anhu. Tatkala utusan ‘Amru bin ‘Āsh menyampaikan surat kepada ‘Umar, dan ‘Umar membacanya, ia berkata: “Mana yang namanya Shabīgh?” ia (utusan) menjawab: “ia masih di tempat persinggahannya”, ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu berkata: “Tolong awasi dia, jika ia kabur maka hukuman berat justru segera menimpa kamu. Tatkala Shabīgh datang, [‘Umar] berkata: “Kamu telah bertanya hal baru yang diada-adakan, kemudian ‘Umar membawa Shabīgh ke pelepah kurma. ‘Umar memukuli orang tersebut dengan pelepah kurma sampai punggungnya terluka. Ketika lukanya pulih, ‘Umar kembali lagi memukul, dan ketika mulai pulih, ‘Umar pun kembali memukulnya, ketika mulai pulih ‘Umar memanggilnya untuk segera menghadapnya. Kemudian Shabīgh berkata: “Jika kamu hendak membunuhku, bunuh saja aku dengan cara baik-baik, tetapi jika kamu ingin mengobatiku maka demi Allah aku telah sembuh (tidak mempertanyakan lagi perihal ayat-ayat mutasyābih dalam al-Qur’ān). Lalu ia mengidzinkannya untuk kembali ke negaranya dan mengirim surat kepada Abū Mūsā al-Asy‘arī yang isinya tertulis: “Agar tidak ada seorang pun dari kaum muslimīn yang mengajaknya berkawan”. Hal itu membuat orang tersebut menderita, lalu Abū Mūsā al-Asy‘arī radhiyallāhu ‘anhu mengirim surat kepada ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu: “Taubatnya sudah membaik”, lalu ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu membalas surat: “Idzinkanlah ia bergaul dengan orang-orang”.”

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

149 . أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ يُوْنُسَ، حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ أَبِيْ خَالِدٍ، قَالَ سَمِعْتُ عَامِرًا، يَقُوْلُ اسْتَفْتَى رَجُلٌ أُبَيَّ بْنَ كَعْبٍ فَقَالَ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ مَا تَقُوْلُ فِيْ كَذَا وَ كَذَا قَالَ يَا بُنَيَّ أَكَانَ الَّذِيْ سَأَلْتَنِيْ عَنْهُ قَالَ لَا قَالَ أَمَّا لَا فَأَجِّلْنِيْ حَتَّى يَكُوْنَ فَنُعَالِجَ أَنْفُسَنَا حَتَّى نُخْبِرَكَ.

Sunan ad-Dārimī 149. Telah mengabarkan kepada kami [Aḥmad bin ‘Abdullāh bin Yūnus] telah menceritakan kepada kami [Zuhair] telah menceritakan kepada kami [Ismā‘īl bin Abī Khālid] ia berkata: “Aku mendengar [‘Āmir] berkata: “Seseorang telah meminta fatwa kepada [Ubay bin Ka‘ab] radhiyallāhu ‘anhu, dengan bertanya: “Wahai Abū-l-Mundzir, bagaimana pendapatmu tentang hal ini dan ini?”. Lalu ia menjawab: “Apakah yang kamu tanyakan itu sudah terjadi?”, ia menjawab: “belum terjadi”. Lalu ia berkata lagi: “Kalau memang belum, tunggulah sampai benar-benar terjadi, maka kami akan berusaha dan mengabarkan kepadamu.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SD: 150.

150 . أَخْبَرَنَا يَحْيَى بْنُ حَمَّادٍ، أَخْبَرَنَا أَبُوْ عَوَانَةَ، فَأَخْبَرَنَا عَنْ فِرَاسٍ، عَنْ عَامِرٍ، عَنْ مَسْرُوْقٍ، قَالَ كُنْتُ أَمْشِيْ مَعَ أُبَيِّ بْنِ كَعْبٍ فَقَالَ فَتًى مَا تَقُوْلُ يَا عَمَّاهُ فِيْ كَذَا وَ كَذَا قَالَ يَا ابْنَ أَخِيْ أَكَانَ هذَا قَالَ لَا قَالَ فَأَعْفِنَا حَتَّى يَكُوْنَ.

Sunan ad-Dārimī 150. Telah mengabarkan kepada kami [Yaḥyā bin Ḥammād] telah mengabarkan kepada kami [Abū ‘Awānah] telah mengabarkan kepada kami dari [Firās] dari [‘Āmir] dari [Masrūq] ia berkata: “Aku pernah berjalan bersama [Ubay bin Ka‘ab] lalu, lalu seorang pemuda bertanya: “Wahai paman bagaimana pendapatmu tentang permasalahan ini?”, ia menjawab: “Apakah hal itu sudah terjadi?”, ia (pemuda) menjawab: “Belum terjadi”, ia berkata: “Kalau demikian tunggulah sampai benar-benar terjadi”.”

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

151 حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ سَعِيْدٍ، حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ، عَنِ الْأَعْمَشِ، قَالَ كَانَ إِبْرَاهِيْمُ إِذَا سُئِلَ عَنْ شَيْءٍ، لَمْ يُجِبْ فِيْهِ إِلَّا جَوَابَ الَّذِيْ سُئِلَ عَنْهُ.

Sunan ad-Dārimī 151. Telah menceritakan kepada kami [‘Abdullāh bin Sa‘īd] telah menceritakan kepada kami [Abū Usāmah] dari [al-A‘masy] ia berkata: “[Ibrāhīm] apabila ditanya tentang sesuatu ia tidak menjawabnya melainkan sebatas permasalahan yang ditanyakan (saja).

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.