Sunan Darimi 135 s.d 139 – Keterhati-hatian Dalam Berfatwa (2/4)

135 . أَخْبَرَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ السَّائِبِ، قَالَ سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمنِ بْنَ أَبِيْ لَيْلَى، يَقُوْلُ لَقَدْ أَدْرَكْتُ فِيْ هذَا الْمَسْجِدِ عِشْرِيْنَ وَ مِائَةً مِنَ الْأَنْصَارِ وَ مَا مِنْهُمْ مِنَ احَدٍ يُحَدِّثُ بِحَدِيْثٍ إِلَّا وَدَّ أَنَّ أَخَاهُ كَفَاهُ الْحَدِيْثَ وَ لَا يُسْأَلُ عَنْ فُتْيَا إِلَّا وَدَّ أَنَّ أَخَاهُ كَفَاهُ الْفُتْيَا.

Sunan ad-Dārimī 135. Telah mengabarkan kepada kami [Abū Nu‘aim] telah menceritakan kepada kami [Sufyān] dari [‘Athā’ bin as-Sā’ib] ia berkata aku pernah mendengar [‘Abd-ur-Raḥmān bin Abī Lailā] mengatakan: “Sungguh telah kudapati di masjid ini (Nabawi) seratus dua puluh orang dari kaum anshar, tidak ada seorang pun dari mereka yang menceritakan suatu hadits kecuali ia lebih senang jika saudaranya yang mengutarakan hadits, Dan tidaklah ia ditanya tentang satu fatwa hukum melainkan ia lebih senang jika saudaranya yang mengutarakan fatwa”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

136 . حَدَّثَنَا يُوْسُفُ بْنُ يَعْقُوْبَ الصَّفَّارُ، حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ، عَنْ دَاوُدَ، قَالَ سَأَلْتُ الشَّعْبِيَّ كَيْفَ كُنْتُمْ تَصْنَعُوْنَ إِذَا سُئِلْتُمْ قَالَ عَلَى الْخَبِيْرِ وَقَعْتَ كَانَ إِذَا سُئِلَ الرَّجُلُ قَالَ لِصَاحِبِهِ أَفْتِهِمْ فَلَا يَزَالُ حَتَّى يَرْجِعَ إِلَى الْأَوَّلِ.

Sunan ad-Dārimī 136. Telah menceritakan kepada kami [Yūsuf bin Ya‘qūb ash-Shaffār] telah menceritakan kepada kami [Abū Bakar] dari [Dāūd] ia berkata aku pernah bertannya kepada [asy-Sya‘bī]: “Apa yang kalian lakukan apabila kalian ditanya?”. Ia menjawab: “Jawaban akan diberikan oleh orang yang benar-benar menguasai, apabila ia ditanya maka ia akan mengatakan kepada sahabatnya yang lain: “Berikanlah fatwa kepada mereka, kemudian sahabatnya tersebut juga akan mengatakan hal yang serupa kepada sahabat yang lain hingga akhirnya kembali kepada orang pertama”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Ḥasan.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

137 . أَخْبَرَنَا أَحْمَدُ بْنُ الْحَجَّاجِ، قَالَ سَمِعْتُ سُفْيَانَ، عَنِ ابْنِ الْمُنْكَدِرِ، قَالَ إِنَّ الْعَالِمَ يَدْخُلُ فِيْمَا بَيْنَ اللهِ وَ بَيْنَ عِبَادِهِ فَلْيَطْلُبْ لِنَفْسِهِ الْمَخْرَجَ.

Sunan ad-Dārimī 137. Telah mengabarkan kepada kami [Aḥmad bin al-Ḥajjāj] ia berkata: Aku mendengar [Sufyān] dari [Ibn-ul-Munkadir] ia berkata: “Seorang ‘ulamā’ (berada) di antara Allah dan para hamba-Nya, maka hendaklah ia meminta jalan keluar untuk dirinya”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

138 . أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ قُدَامَةَ، حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ، عَنْ مِسْعَرٍ، قَالَ أَخْرَجَ إِلَيَّ مَعْنُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ كِتَابًا فَحَلَفَ لِيْ بِاللهِ إِنَّهُ خَطُّ أَبِيْهِ فَإِذَا فِيْهِ قَالَ عَبْدُ اللهِ وَ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَشَدَّ عَلَى الْمُتَنَطِّعِيْنَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ مَا رَأَيْتُ أَحَدًا كَانَ أَشَدَّ عَلَيْهِمْ مِنْ أَبِيْ بَكْرٍ وَ إِنِّيْ لَأَرَى عُمَرَ كَانَ أَشَدَّ خَوْفًا عَلَيْهِمْ أَوْ لَهُمْ.

Sunan ad-Dārimī 138. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin Qudāmah] telah mengabarkan kepada kami [Abū Usāmah] dari [Mis‘ar] ia berkata: [Ma‘n bin ‘Abd-ir-Raḥmān] pernah menyodorkan kepadaku sebuah kitab dan ia bersumpah dengan kalimat, “Demi Allah, kitab tersebut adalah hasil tulisan [Ayahnya]. Ternyata dalam kitab tersebut terdapat tulisan: [‘Abdullah] berkata: “Demi Dzāt yang tidak ada Tuhan melainkan Dia, aku tidak pernah melihat orang yang sikapnya lebih keras terhadap orang-orang yang suka melampui batas daripada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, selanjutnya tidak kulihat orang yang lebih keras sikapnya terhadap mereka daripada Abū Bakar radhiyallāhu ‘anhu. Dan aku lihat ‘Umar termasuk orang yang paling khawatir terhadap mereka atau bencana yang akan menimpa mereka”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: MA: 24229.

139 أَخْبَرَنَا أَبُوْ نُعَيْمٍ، حَدَّثَنَا زَمْعَةُ بْنُ صَالِحٍ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ حَاضِرٍ الْأَزْدِيِّ، قَالَ دَخَلْتُ عَلَى ابْنِ عَبَّاسٍ فَقُلْتُ أَوْصِنِيْ فَقَالَ نَعَمْ عَلَيْكَ بِتَقْوَى اللهِ وَ الِاسْتِقَامَةِ اتَّبِعْ وَ لَا تَبْتَدِعْ.

Sunan ad-Dārimī 139. Telah menceritakan kepada kami [Abū Nu‘aim] telah menceritakan kepada kami [Zam‘ah bin Shāliḥ] dari [‘Utsmān bin Ḥādhir al-Azdī] ia berkata: “Aku pernah datang menemui [Ibnu ‘Abbās] radhiyallāhu ‘anhu, kemudian aku berkata kepadanya: “Berikanlah wasiat untukku”. Ia menjawab: “Ya, akan aku berikan wasiat untukmu. Bertaqwālah kepada Allah dan bersikaplah istiqāmah di jalan-Nya. Ikutilah sunnah dan jangan membuat bid‘ah”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.