Sunan Darimi 121 s.d 129 – Dimakruhkan Berfatwa (Karena Masalah Belum Terjadi)

  1. Dimakruhkan Berfatwa.

121 . أَخْبَرَنَا مُسْلِمُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ يَزِيْدَ الْمِنْقَرِيُّ، حَدَّثَنِيْ أَبِيْ قَالَ، جَاءَ رَجُلٌ يَوْمًا إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ، لَا أَدْرِيْ مَا هُوَ فَقَالَ لَهُ ابْنُ عُمَرَ لَا تَسْأَلْ عَمَّا لَمْ يَكُنْ فَإِنِّيْ سَمِعْتُ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ يَلْعَنُ مَنْ سَأَلَ عَمَّا لَمْ يَكُنْ.

Sunan ad-Dārimī 121. Telah mengabarkan kepada kami [Muslim bin Ibrāhīm] telah menceritakan kepada kami [Aḥmad bin Yazīd al-Manqarī] telah menceritakan kepadaku [ayahku] ia berkata: “Pada suatu hari seseorang datang kepada Ibnu ‘Umar radhiyallāhu ‘anhu, ia menanyakan sesuatu tetapi aku tidak tahu hal apa itu. Kemudian [Ibnu ‘Umar] radhiyallāhu ‘anhu berkata: “Janganlah kamu menanyakan sesuatu yang belum terjadi, karena aku pernah mendengar [‘Umar bin Khaththāb] radhiyallāhu ‘anhu melaknat orang yang bertanya suatu hal yang belum terjadi.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Jayyid.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SD: 124.

122 . أَخْبَرَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ، أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، قَالَ بَلَغَنَا أَنَّ زَيْدَ بْنَ ثَابِتٍ الْأَنْصَارِيَّ، كَانَ يَقُوْلُ إِذَا سُئِلَ عَنِ الْأَمْرِ، أَكَانَ هذَا فَإِنْ قَالُوْا نَعَمْ قَدْ كَانَ حَدَّثَ فِيْهِ بِالَّذِيْ يَعْلَمُ وَ الَّذِيْ يَرَى وَ إِنْ قَالُوْا لَمْ يَكُنْ قَالَ فَذَرُوْهُ حَتَّى يَكُوْنَ.

Sunan ad-Dārimī 122. Telah mengabarkan kepada kami [al-Ḥakam bin Nāfi‘] telah mengabarkan kepada kami [Syu‘aib] dari [az-Zuhrī] ia berkata: “[Telah sampai berita] kepada kami bahwa [Zaid bin Tsābit al-Anshārī] radhiyallāhu ‘anhu, apabila ia ditanya sesuatu selalu berkata: “Apakah hal ini sudah terjadi?”, apabila mereka menjawab: “Ya”, sungguh ia menjawab pertanyaan sesuai dengan apa yang ia ketahui, tetapi jika mereka menjawab: “belum terjadi”, maka ia pasti mengatakan: “tunggulah sampai benar-benar terjadi”.”

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Mauqūf Kepada az-Zuhrī.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

123 . أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ، أَخْبَرَنَا أَبُوْ هِشَامٍ الْمَخْزُوْمِيُّ، حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ، حَدَّثَنَا دَاوُدُ، عَنْ عَامِرٍ، قَالَ سُئِلَ عَمَّارُ بْنُ يَاسِرٍ عَنْ مَسْأَلَةٍ، فَقَالَ هَلْ كَانَ هذَا بَعْدُ قَالُوْا لَا قَالَ دَعُوْنَا حَتَّى تَكُوْنَ فَإِذَا كَانَتْ تَجَشَّمْنَاهَا لَكُمْ.

Sunan ad-Dārimī 123. Telah mengabarkan kepada kami [Isḥāq bin Ibrāhīm] telah mengabarkan kepada kami [Abū Hisyām al-Makhzūmī] telah menceritakan kepada kami [Wuhaib] telah menceritakan kepada kami [Dāūd] dari [‘Āmir] ia berkata: “[‘Ammār bin Yāsir] radhiyallāhu ‘anhu jika ditanya tentang suatu masalah, maka ia berkata: “Apakah hal ini sudah terjadi?”, mereka menjawab: “belum”, ia berkata: “biarkanlah sampai hal itu benar-benar terjadi. Apabila telah terjadi kami akan memberikan jawabannya kepada kalian”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Perawinya Tsiqah, Munqathi‘ Amir.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: SD: 150.

124 . أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَحْمَدَ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَمْرٍو، عَنْ طَاوُسٍ، قَالَ قَالَ عُمَرُ عَلَى الْمِنْبَرِ أُحَرِّجُ بِاللهِ عَلَى رَجُلٍ سَأَلَ عَمَّا لَمْ يَكُنْ فَإِنَّ اللهَ قَدْ بَيَّنَ مَا هُوَ كَائِنٌ.

Sunan ad-Dārimī 124. Telah mengabarkan kepada kami [Muḥammad bin Aḥmad] telah menceritakan kepada kami [Sufyān] dari [‘Amr] dari [Thāwūs] ia berkata: “[‘Umar] radhiyallāhu ‘anhu berkata (ketika) di atas mimbar: “Demi Allah aku sangat tidak suka dengan orang yang bertanya sesuatu yang belum terjadi, sebab Allah menjelaskan permasalahan yang terjadi.””

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

125 . أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ أَبِيْ شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا ابْنُ فُضَيْلٍ، عَنْ عَطَاءٍ، عَنْ سَعِيْدٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ مَا رَأَيْتُ قَوْمًا كَانُوْا خَيْرًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مَا سَأَلُوْهُ إِلَّا عَنْ ثَلَاثَ عَشْرَةَ مَسْأَلَةً حَتَّى قُبِضَ كُلُّهُنَّ فِي الْقُرْآنِ مِنْهُنَّ يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ وَ يَسْأَلُوْنَكَ عَنِ الْمَحِيْضِ قَالَ مَا كَانُوْا يَسْأَلُوْنَ إِلَّا عَمَّا يَنْفَعُهُمْ.

Sunan ad-Dārimī 125. Telah mengabarkan kepada kami [‘Abdullāh bin Muḥammad bin Abī Syaibah] telah menceritakan kepada kami [Ibnu Fudhail] dari [‘Athā’] dari [Sa‘īd] dari [Ibnu ‘Abbās] radhiyallāhu ‘anhu ia berkata: “Aku tidak pernah melihat suatu kaum yang lebih baik dari pada para sahabat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, mereka tidak pernah menanyakan (kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam) sampai beliau wafat kecuali tentang tiga belas masalah, semuanya ada dalam al-Qur’ān. Di antara yang ditanyakan itu adalah: “YAS’ALŪNAKA ‘AN-ISY-SYAHR-IL-ḤARĀM” (Mereka bertanya kepadamu tentang bulan-bulan haram) -Qs. al-Baqarah: 217-, dan “WA YAS’ALŪNAKA ‘AN-IL-MAḤĪDH” (Mereka bertanya kepada kamu tentang ḥaidh) -Qs. al-Baqarah: 222-“.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

126 . حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ عُمَرَ، أَخْبَرَنَا ابْنُ عَوْنٍ، عَنْ عُمَيْرِ بْنِ إِسْحاقَ، قَالَ لَمَنْ أَدْرَكْتُ مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَكْثَرُ مِمَّنْ سَبَقَنِيْ مِنْهُمْ فَمَا رَأَيْتُ قَوْمًا أَيْسَرَ سِيْرَةً وَ لَا أَقَلَّ تَشْدِيْدًا مِنْهُمْ.

Sunan ad-Dārimī 126. Telah menceritakan kepada kami [‘Utsmān bin ‘Umar] telah mengabarkan kepada kami [Ibnu ‘Aun] dari [‘Umair bin Isḥāq] ia berkata: “Orang-orang yang sempat aku temui dari para sahabat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam lebih banyak yang telah wafat mendahuluiku, aku tidak pernah dapati satu kaum yang lebih ringan perjalanan hidupnya dan lebih sederhana dalam suatu permasalahan dari pada mereka.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Jayyid.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

127 أَخْبَرَنِي الْعَبَّاسُ بْنُ سُفْيَانَ، عَنْ زَيْدِ بْنِ حُبَابٍ، أَخْبَرَنِيْ رَجَاءُ بْنُ أَبِيْ سَلَمَةَ، قَالَ سَمِعْتُ عُبَادَةَ بْنَ نُسَيٍّ الْكِنْدِيَّ، وَ سُئِلَ، عَنِ امْرَأَةٍ، مَاتَتْ مَعَ قَوْمٍ لَيْسَ لَهَا وَلِيٌّ فَقَالَ أَدْرَكْتُ أَقْوَامًا مَا كَانُوْا يُشَدِّدُوْنَ تَشْدِيْدَكُمْ وَ لَا يَسْأَلُوْنَ مَسَائِلَكُمْ.

Sunan ad-Dārimī 127. Telah mengabarkan kepadaku [al-‘Abbās bin Sufyān] dari [Zaid bin Ḥubāb] telah mengabarkan kepadaku [Rajā’ bin Abī Salamah] ia berkata: “Aku pernah mendengar [‘Ubādah bin Nusaī al-Kindī], ia ditanya tentang seorang wanita yang mati di suatu kaum dan tidak memiliki wali, maka ia berkata: “Telah aku dapati beberapa kaum mereka tidak memiliki sikap keras sekeras kalian, mereka juga tidak menanyakan apa yang kalian tanyakan.””

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Shaḥīḥ.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

128 أَخْبَرَنَا الْعَبَّاسُ بْنُ سُفْيَانَ، أَخْبَرَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ، أَخْبَرَنِيْ رَجَاءُ بْنُ أَبِيْ سَلَمَةَ، حَدَّثَنِيْ خَالِدُ بْنُ حَازِمٍ، عَنْ هِشَامِ بْنِ مُسْلِمٍ الْقُرَشِيِّ، قَالَ كُنْتُ مَعَ ابْنِ مُحَيْرِيْزٍ بِمَرْجِ الدِّيْبَاجِ فَرَأَيْتُ مِنْهُ خَلْوَةً فَسَأَلْتُهُ عَنْ مَسْأَلَةٍ فَقَالَ لِيْ مَا تَصْنَعُ بِالْمَسَائِلِ قُلْتُ لَوْ لَا الْمَسَائِلُ لَذَهَبَ الْعِلْمُ قَالَ لَا تَقُلْ ذَهَبَ الْعِلْمُ إِنَّهُ لَا يَذْهَبُ الْعِلْمُ مَا قُرِئَ الْقُرْآنُ وَ لكِنْ لَوْ قُلْتَ يَذْهَبُ الْفِقْهُ.

Sunan ad-Dārimī 128. Telah mengabarkan kepada kami [al-‘Abbās bin Sufyān] telah mengabarkan kepada kami [Zaid bin Ḥubāb] telah mengabarkan kepadaku [Rajā’ bin Abī Salamah] telah menceritaan kepadaku [Khālid bin Ḥāzim] dari [Hisyām bin Muslim al-Qurasyī] ia berkata: “Dahulu aku bersama [Ibnu Muḥairīz] di hamparan sutra, aku melihatnya sedang sendirian lalu aku menanyakan sesuatu hal, maka ia menanyakan kepadaku: “Apa yang akan kamu lakukan tentang permasalahan-permasalahan tersebut?”Aku menjawab: “Sekiranya tidak ada (pembahasan) masalah-masalah maka akan hilanglah ‘ilmu.” Ia pun berkata: “Kamu jangan mengatakan ‘ilmu itu hilang, ‘ilmu tidak akan hilang selama al-Qur’ān dibaca, akan tetapi yang paling tepat kau katakan telah hilang pemahaman terhadapnya”.

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.

129 . أَخْبَرَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ، عَنْ دَاوُدَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، أَنَّ عُمَرَ، قَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا لَا نَدْرِيْ لَعَلَّنَا نَأْمُرُكُمْ بِأَشْيَاءَ لَا تَحِلُّ لَكُمْ وَ لَعَلَّنَا نُحَرِّمُ عَلَيْكُمْ أَشْيَاءَ هِيَ لَكُمْ حَلَالٌ إِنَّ آخِرَ مَا نَزَلَ مِنَ الْقُرْآنِ آيَةُ الرِّبَا وَ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ لَمْ يُبَيِّنْهَا لَنَا حَتَّى مَاتَ فَدَعُوْا مَا يَرِيْبُكُمْ إِلَى مَا لَا يَرِيْبُكُمْ.

Sunan ad-Dārimī 129. Telah mengabarkan kepada kami [Sulaimān bin Ḥarb] telah menceritakan kepada kami [Ḥammād bin Salamah] dari [Dāūd] dari [asy-Sya‘bī], bahwasanya [‘Umar] radhiyallāhu ‘anhu berkata: “Wahai manusia, kami tidak mengetahui mungkin saja kami memerintah kalian melakukan beberapa hal yang tidak halal bagi kalian, dan mungkin saja kami mengharamkan beberapa hal atas kalian padahal ia halal bagi kalian, sesungguhnya yang terakhir turun dari al-Qur’ān adalah ayat (tentang) riba. Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam tidak menjelaskannya kepada kami hingga beliau wafat maka tinggalkanlah apa saja yang membuat kalian ragu dan berpeganglah pada sesuatau yang kalian tidak ragu (padanya).

Derajat: Ḥusain Sālim Asad ad-Dāranī: Isnādnya Dha‘īf.

Dan Syaikh al-Albānī: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ditemukan.