Sunan Darimi 12 – Sifat Nabi Dalam Beberapa Kitab Sebelum Diutus (8/8)

Rangkaian Pos: Sunan Darimi Kitab 1 Bab 2 - Sifat Nabi Dalam Beberapa Kitab Sebelum Diutus

12. أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ، حَدَّثَنَا أَبُوْ أُسَامَةَ، عَنْ جَعْفَرِ بْنِ مَيْمُوْنٍ التَّمِيْمِيِّ، عَنْ أَبِيْ عُثْمَانَ النَّهْدِيِّ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ خَرَجَ إِلَى الْبَطْحَاءِ وَ مَعَهُ ابْنُ مَسْعُوْدٍ فَأَقْعَدَهُ وَ خَطَّ عَلَيْهِ خَطًّا ثُمَّ قَالَ لَا تَبْرَحَنَّ فَإِنَّهُ سَيَنْتَهِيْ إِلَيْكَ رِجَالٌ فَلَا تُكَلِّمْهُمْ فَإِنَّهُمْ لَنْ يُكَلِّمُوْكَ فَمَضَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ حَيْثُ أَرَادَ ثُمَّ جَعَلُوْا يَنْتَهُوْنَ إِلَى الْخَطِّ لَا يُجَاوِزُوْنَهُ ثُمَّ يَصْدُرُوْنَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ حَتَّى إِذَا كَانَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ جَاءَ إِلَيَّ فَتَوَسَّدَ فَخِذِيْ وَ كَانَ إِذَا نَامَ نَفَخَ فِي النَّوْمِ نَفْخًا فَبَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ مُتَوَسِّدٌ فَخِذِيْ رَاقِدٌ إِذْ أَتَانِيْ رِجَالٌ كَأَنَّهُمُ الْجِمَالُ عَلَيْهِمْ ثِيَابٌ بِيْضٌ اللهُ أَعْلَمُ مَا بِهِمْ مِنَ الْجَمَالِ حَتَّى قَعَدَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ رَأْسِهِ وَ طَائِفَةٌ مِنْهُمْ عِنْدَ رِجْلَيْهِ فَقَالُوْا بَيْنَهُمْ مَا رَأَيْنَا عَبْدًا أُوْتِيَ مِثْلَ مَا أُوْتِيَ هذَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنَّ عَيْنَيْهِ لَتَنَامَانِ وَ إِنَّ قَلْبَهُ لَيَقْظَانُ اضْرِبُوْا لَهُ مَثَلًا سَيِّدٌ بَنَى قَصْرًا ثُمَّ جَعَلَ مَأْدُبَةً فَدَعَا النَّاسَ إِلَى طَعَامِهِ وَ شَرَابِهِ ثُمَّ ارْتَفَعُوْا وَ اسْتَيْقَظَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عِنْدَ ذلِكَ فَقَالَ لِيْ: أَتَدْرِيْ مَنْ هؤُلَاءِ قُلْتُ: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ: هُمُ الْمَلَائِكَةُ قَالَ: وَ هَلْ تَدْرِيْ مَا الْمَثَلُ الَّذِيْ ضَرَبُوْهُ قُلْتُ: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ: الرَّحْمنُ بَنَى الْجَنَّةَ فَدَعَا إِلَيْهَا عِبَادَهُ فَمَنْ أَجَابَهُ دَخَلَ جَنَّتَهُ وَ مَنْ لَمْ يُجِبْهُ عَاقَبَهُ وَ عَذَّبَهُ

Sunan ad-Dārimī 12. Telah mengabarkan kepada kami [al-Ḥasan bin ‘Alī], telah menceritakan kepada kami [Abū Usāmah], dari [Ja‘far bin Maimūn at-Tamīmī], dari [Abū ‘Utsmān an-Nahdī]: Bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam keluar ke Bathhā’ dan bersamanya Ibnu Mas‘ūd radhiyallāhu ‘anhu, lalu Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam pergi menuju Bathhā’ bersama Ibnu Mas‘ūd, lalu beliau mengajak duduk Ibnu Mas‘ūd dan membuat satu garis pembatas untuknya. Lalu berkata: Jangan sekali-kali kamu tinggalkan tempat ini, karena beberapa orang laki-laki akan menemuimu yang kamu tidak berbicara kepada mereka, dan mereka pun tidak akan berbicara kepadamu. Lalu Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam meneruskan perjalanannya ke mana saja beliau kehendaki. Kemudian sampailah orang-orang tersebut pada garis pembatas dan mereka tidak melewatinya, kemudian mereka pergi menuju Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Sampai ketika pada akhir malam beliau mendatangiku lalu tidur dengan menjadikan pahaku sebagai bantalnya, dan beliau apabila tidur terdengar hembusan nafasnya. Tatkala Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam sedang tidur di pahaku datanglah para lelaki seperti dengan paras yang tampan memakai pakaian yang serba putih. Huuh, alangkah indahnya mereka! sehingga segolongan dari mereka duduk di sisi kepala Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan segolongan yang lain di sisi kakinya lalu mereka saling berkata: Kami belum pernah mendapatkan seorang hamba yang diberi anugerah seperti apa yang diberikan kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Orang ini matanya tertidur tapi hatinya dalam keadaan sadar, buatlah baginya suatu perumpamaan. Baiklah, dia seperti seorang tuan yang membangun sebuah istana, kemudian membuat hidangan lalu mengundang orang-orang untuk makan dan minum, kemudian orang-orang tersebut naik ke langit. Lalu terbangunlah Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam ketika itu lalu beliau berkata kepadaku: “Tahukah kamu siapa mereka itu?” lalu aku menjawab: Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan Rasūl-Nya yang lebih tahu. Lalu beliau berkata: “Mereka adalah malaikat”. Lalu beliau berkata lagi: “Tahukah anda apa yang diumpamakan?” Aku katakan: “Allah subḥānahu wa ta‘ālā dan Rasūl-Nya yang lebih tahu”. Beliau menjawab: “Ar-Raḥmān membangun surga, lalu menyeru (mengundang) hamba-hambaNya kepadanya, barang siapa yang menyambut maka dia akan masuk surga dan barang siapa yang menolak maka Dia menghukum dan menyiksanya.

Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnādnya Ḥasan.

Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: ST: 2788.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *