Sunan Darimi 11 – Sifat Nabi Dalam Beberapa Kitab Sebelum Diutus (7/8)

Rangkaian Pos: Sunan Darimi Kitab 1 Bab 2 - Sifat Nabi Dalam Beberapa Kitab Sebelum Diutus

11. أَخْبَرَنَا مُجَاهِدُ بْنُ مُوْسَى، حَدَّثَنَا رَيْحَانُ، هُوَ ابْنُ سَعِيْدٍ حَدَّثَنَا عَبَّادٌ، هُوَ ابْنُ مَنْصُوْرٍ عَنْ أَيُّوْبَ، عَنْ أَبِيْ قِلَابَةَ عَنْ عَطِيَّةَ، أَنَّهُ سَمِعَ رَبِيْعَةَ الْجُرَشِيَّ، يَقُوْلُ أُتِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقِيْلَ لَهُ لِتَنَمْ عَيْنُكَ وَ لْتَسْمَعْ أُذُنُكَ وَ لْيَعْقِلْ قَلْبُكَ قَالَ فَنَامَتْ عَيْنَايَ وَ سَمِعَتْ أُذُنَايَ وَ عَقَلَ قَلْبِي قَالَ فَقِيْلَ لِيْ سَيِّدٌ بَنَى دَارًا فَصَنَعَ مَأْدُبَةً وَ أَرْسَلَ دَاعِيًا فَمَنْ أَجَابَ الدَّاعِيَ دَخَلَ الدَّارَ وَ أَكَلَ مِنَ الْمَأْدُبَةِ وَ رَضِيَ عَنْهُ السَّيِّدُ وَ مَنْ لَمْ يُجِبْ الدَّاعِيَ لَمْ يَدْخُلْ الدَّارَ وَ لَمْ يَطْعَمْ مِنَ الْمَأْدُبَةِ وَ سَخِطَ عَلَيْهِ السَّيِّدُ قَالَ فَاللهُ السَّيِّدُ وَ مُحَمَّدٌ الدَّاعِيْ وَ الدَّارُ الْإِسْلَامُ وَ الْمَأْدُبَةُ الْجَنَّةُ

Sunan ad-Dārimī 11. Telah mengabarkan kepada kami [Mujāhid bin Mūsā], telah menceritakan kepada kami [Raiḥān Ibnu Sa‘īd], telah menceritakan kepada kami [‘Abbād Ibnu Manshūr], dari [Ayyūb], dari [Abū Qilābah], dari [‘Athiyah] bahwasanya ia mendengar [Rabī‘ah al-Jurasyī] berkata: Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam didatangkan lalu dikatakan kepada beliau: Silakan mata baginda tidur, telinga baginda mendengar, dan hati baginda berpikir. Beliau berkata: Maka mata saya melihat, telinga saya mendengar, dan hati saya berpikir. Ia berkata: Saya memperoleh informasi “Ada seorang Tuan yang membangun rumah, lalu menyediakan jamuan, kemudian ia mengutus seorang untuk mengundang ke jamuan, barang siapa yang menyambut seruan penyeru dan memasuki rumah lalu makan hidangan maka baginda tersebut akan ridha kepadanya. Sebaliknya barang siapa yang tidak menyambut seruan penyeru dan tidak masuk ke rumah serta tidak makan hidangan, maka Tuan akan marah kepadanya. Lalu ia berkata: Tuan tersebut adalah Allah subḥānahu wa ta‘ālā, penyerunya adalah Muḥammad shallallāhu ‘alaihi wa sallam, rumahnya adalah Islam, dan hidangannya adalah surga.

Derajat: Husain Salim Asad ad-Darani: Isnādnya Dha‘īf, Karena Dha‘īfnyaAthiyah.

Dan Syaikh al-Albani: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak Ditemukan.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *