Sunan Daraquthni 36 s.d 41 – Hukum Air yang Terkena Najis – Berbagai Jalur Riwayat “2 Qullah” – Dalam Riwayat Lain Air “40 Qullah” atau “40 Cidukan menurut Tarikh Imam Bukhari” (habis)

سُنَنُ الدَّارَقُطْنِيِّ
SUNAN AD-DĀRAQUTHNĪ
Oleh: Imam al-Hafizh ‘Ali bin ‘Umar ad-Daraquthni

Penerjemah: Amir Hamzah Fachrudin, Asep Saefullah, Hanif Yahya.
Penerbit: PUSTAKA AZZAM

Rangkaian Pos: Sunan Daraquthni Kitab 1 Bab 1 - Hukum Air yang Terkena Najis

1 – 63 – حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، نا إِبْرَاهِيْمُ الْحَرْبِيُّ، نا عُبَيْدُ اللهِ بْنِ عُمَرَ، نا يَزِيْدُ بْنُ زُرَيْعٍ، عَنْ رَوْحِ بْنِ الْقَاسِمِ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: إِذَا بَلَغَ الْمَاءُ أَرْبَعِيْنَ قُلَّةً لَمْ يَنجُسْ.

1-36. Aḥmad bin Muḥammad bin Ziyād menceritakan kepada kami, Ibrāhīm al-Ḥarbī mengabarkan kepada kami, ‘Ubaidullāh bin ‘Umar mengabarkan kepada kami, Yazīd bin Zurai‘ mengabarkan kepada kami dari Rauḥ bin al-Qāsim, dari Muḥammad bin al-Munkadir, dari ‘Abdullāh bin ‘Amr, ia mengatakan:Jika airnya mencapai empat puluh qullah maka tidak menjadi najis. (361).

1 – 73 – حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَخْلَدٍ، نا مُحَمَّدُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ الْحَسَّانِيُّ، نا وَكِيْعٌ، ح وَ نا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْوَاسِطِيُّ، نا مُوْسَى بْنُ إِسْحَاقَ، نا أَبُوْ بَكْرٍ، نا وَكِيْعٌ، ح وَ نا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، نا إِبْرَاهِيْمُ الْحَرْبِيُّ، نا أَبُوْ نَعِيْمٍ جَمِيْعًا، عَنْ سُفْيَانَ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: إِذَا كَانَ الْمَاءُ أَرْبَعِيْنَ قُلَّةً لَمْ يُنَجِّسْهُ شَيْءٌ.

1-37. Muḥammad bin Makhlad menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Ismā‘īl al-Ḥassānī mengabarkan kepada kami, Wakī‘ mengabarkan kepada kami {h} Ja‘far bin Muḥammad al-Wāsithī mengabarkan kepada kami, Mūsā bin Isḥāq mengabarkan kepada kami, Abū Bakar mengabarkan kepada kami, Wakī‘ mengabarkan kepada kami, {h} Aḥmad bin Muḥammad bin Ziyād mengabarkan kepada kami, Ibrāhīm al-Ḥarbī mengabarkan kepada kami, Abū Nu‘aim mengabarkan kepada kami, semuanya dari Sufyān, dari Muḥammad bin al-Munkadir, dari ‘Abdullāh bin ‘Amr, ia berkata:Jika airnya sebanyak empat puluh qullah, maka tidak dinajiskan oleh sesuatu pun. (372).

1 – 83 – حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ بْنُ مُحَمَّدٍ الصَّفَّارُ، نا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُوْرٍ الرَّمَادِيُّ، نا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، نا الثَّوْرِيُّ وَ مَعْمَرٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو مِثْلَهُ سَوَاءً.

1-38. Ismā‘īl bin Muḥammad ash-Shaffār menceritakan kepada kami, Aḥmad bin Manshūr ar-Ramādī mengabarkan keapda kami, ‘Abd-ur-Razzāq mengabarkan kepada kami, ats-Tsaurī dan Ma‘mar mengabarkan kepada kami dari Muḥammad bin al-Munkadir, dari ‘Abdullāh bin ‘Amr sama seperti itu.

1 – 93 – حَدَّثَنَا الْقَاضِي الْحُسَيْنُ بْنُ إِسْمَاعِيْلَ، نا الْحَسَنُ بْنُ أَبِي الرَّبِيْعِ، نا عَبْدُ الرّزَّاقِ، نا مَعْمَرٌ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ، عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: إِذَا كَانَ الْمَاءُ أَرْبَعِيْنَ قُلَّةً لَمْ يُنَجِّسْهُ شَيْءٌ.

1-39. Al-Qādhī al-Ḥusain bin Ismā‘īl menceritakan kepada kami, al-Ḥasan bin Abī ar-Rabī‘ mengabarkan kepada kami, ‘Abd-ur-Razzāq mengabarkan kepada kami, Ma‘mar memberitahukan kepada kami dari Muḥammad bin al-Munkadir, dari ‘Abdullāh bin ‘Amr, ia mengatakan: Jika airnya sebanyak empat puluh qullah, maka tidak dinajiskan oleh sesuatu pun. (383).

1 – 04 – حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ مُحَمَّدٍ الْوَاسِطِيُّ، نا مُوْسَى بْنُ إِسْحَاقَ، نا أَبُوْ بَكْرٍ، نا ابْنُ عُلَيَّةَ، عَنْ أَيُّوْبٍ، عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ الْمُنْكَدِرِ قَالَ: إِذَا بَلَغَ الْمَاءُ أَرْبَعِيْنَ قُلَّةً لَمْ يَنْجُسْ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا.

1-40. Ja‘far bin Muḥammad al-Wāsithī menceritakan kepada kami, Mūsā bin Isḥāq mengabarkan kepada kami, Abū Bakar menceritakan kepada kami, Ibnu ‘Ulayyah mengabarkan kepada kami dari Ayyūb, dari Muḥammad bin al-Munkadir, ia mengatakan: Jika airnya mencapai empat puluh qullah, maka tidak menjadi najis.” (394) Atau kalimat lain yang menyerupainya.

1 – 14 – حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ زِيَادٍ، نا إِبْرَاهِيْمُ بْنُ إِسْحَاقَ الْحَرْبِيُّ، نا هَارُوْنُ بْنُ مَعْرُوْفٍ، نا بِشْرُ بْنُ السَّرِيِّ، عَنِ ابْنِ لَهِيْعَةَ، عَنْ يَزِيْدِ بْنِ أَبِيْ حَبِيْبٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ سِنَانٍ، عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، عَنْ أَبِيْهِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: إِذَا كَانَ الْمَاءُ قَدْرَ أَرْبَعِيْنَ قُلَّةً لَمْ يَحْمِلْ خَبَثًا.

1-41. Aḥmad bin Muḥammad bin Ziyād menceritakan kepada kami, Ibrāhīm bin Isḥāq al-Ḥarbī mengabarkan kepada kami, Hārūn bin Ma‘rūf mengabarkan kepada kami, Bisyr bin as-Sarī mengabarkan kepada kami dari Ibnu Lahī‘ah, dari Yazīd bin Abī Ḥabīb, dari Sulaimān bin Sinān, dari ‘Abd-ur-Raḥmān bin Abī Hurairah, dari ayahnya r.a., ia mengatakan: Jika airnya sekitar empat puluh qullah, maka tidak mengandung kotoran. (405).

كَذَا قَالَ: وَ خَالَفَهُ غَيْرُ وَاحِدٍ، رَوَوْهُ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ فَقَالُوْا أَرْبَعِيْنَ غَرْبًا. وَ مِنْهُمْ مَنْ قَالَ: أَرْبَعُوْنَ دَلْوًا. سُلَيْمَانُ بْنُ سِنَانٍ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ وَ أَبَا هُرَيْرَةَ كَذَا ذَكَرَهُ الْبُخَارِيُّ.

Demikianlah yang dikatakannya, namun riwayat ini diselisihi oleh lebih dari satu orang, yang mana mereka meriwayatkannya dari Abū Hurairah dengan redaksi: empat puluh gayung.” Di antara mereka ada juga yang mengatakan: empat puluh ember”. Sulaimān bin Sinān mendengar Ibnu ‘Abbās dan Abū Hurairah. Demikian yang disebutkan oleh al-Bukhārī. (416)

Catatan:

  1. (36). Isnād-nya Shaḥīḥ: Disebutkan oleh al-Baihaqi (1/262); H.R. ath-Thabari di dalam Tahdzīb al-Atsar (2/724).
  2. (37). H.R. ath-Thabari di dalam Tahdzīb al-Atsar (2/723-724); Keduanya juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah (1/144).
  3. (38). Isnadnya shaḥīḥ. H.R. al-Baihaqi (1/262) dari jalur ‘Abd-ur-Razzaq: ats-Tsauri dan Ma‘mar menceritakan kepada kami, dari Muhammad bin al-Munkadir; ath-Thabari di dalam Tahdzīb al-Atsar (2/724).
  4. (39). Isnād-nya shaḥīḥ. H.R. ath-Thabari di dalam Tahdzīb al-Atsar. (2/724).
  5. (40). Isnād-nya lemah. H.R. al-Baihaqi (1/263); al-‘Uqaili (3/473). Di dalam sanadnya terdapat Lahi‘ah, ia lemah, ia seorang syaikh yang shāliḥ, namun kadang men-tadlīs (melakukan penipuan ringan) dari pada perawi lemah sebelum kitab-kitabnya terbakar, kemudian kitab-kitabnya terbakar pada tahun 170, yaitu empat tahun sebelum ia meninggal. Para sahabat kami mengatakan: “Sesungguhnya mendengarnya orang yang mendengar darinya sebelum terbakarnya kitab-kitabnya adalah seperti para ‘Abdullah, jadi mendengarnya mereka itu shaḥīḥ, adapun yang mendengar darinya setelah terbakarnya kitab-kitabnya, maka pendengarannya itu tidak dianggap.” Al-Majrūḥīn karya Ibnu Hibban (2/11). Saya katakan: Termasuk para ‘Abdullah juga adalah mereka yang mendengar darinya sebelum terbakarnya kitab-kitabnya, seperti ‘Abd-ur-Rahman bin Mahdi dan yang lainnya. Riwayat ini dikeluarkan juga oleh ath-Thabari di dalam at-Tahdzīb (2/724) dari jalur Ibnu Lahi‘ah, dari Yazid, dari ‘Amr bin Huraits, dari Abu Hurairah secara mauqūf.
  6. (41). Disebutkan oleh al-Bukhari di dalam kitab Tārīkh-nya (2/1712); H.R. ath-Thabari di dalam at-Tahdzīb dari jalur ‘Abdullah bin al-Mubarak, dari Sa‘id Ibnu Abi Ayyub, dari Basyir bin Abu ‘Amr al-Khaulani, dari ‘Ikrimah, dari Ibnu ‘Abbas, dari Abu Hurairah, ia mengatakan: Jika (kadar) air (mencapai) empat puluh cidukan, maka tidak dirusakkan oleh sesuatu pun. (2/724).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *