Shahih Muslim no.52 s.d 54 – Penjelasan Tentang Cabang Keimanan Dari Yang Utama Sampai Yang Rendah Serta Keutamaan Malu (2/2)

صحيح مسلم ٢٥: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ وَ عَمْرٌو النَّاقِدُ وَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ قَالُوْا حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنِ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمٍ عَنْ أَبِيْهِ: سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ رَجُلًا يَعِظُ أَخَاهُ فِي الْحَيَاءِ فَقَالَ الْحَيَاءُ مِنَ الْإِيْمَانِ. حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ بِهذَا الْإِسْنَادِ وَ قَالَ مَرَّ بِرَجُلٍ مِنَ الْأَنْصَارِ يَعِظُ أَخَاهُ.

Shaḥīḥ Muslim 52: Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah dan ‘Amru an-Nāqid serta Zuhair bin Ḥarb mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Sufyān bin ‘Uyainah dari az-Zuhrī dari Sālim dari bapaknya, bahwa Nabi mendengar seorang laki-laki menasihati saudaranya karena malu, maka beliau pun bersabda: “Malu itu adalah sebagian dari iman.” Telah menceritakan kepada kami ‘Abd bin Ḥumaid, telah menceritakan kepada kami ‘Abd-ur-Razzāq, telah mengabarkan kepada kami Ma‘mar dari az-Zuhrī dengan sanad ini seraya berkata: “Beliau melewati seorang laki-laki dari kalangan Anshār yang sedang menasihati saudaranya.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 23, 5653; SAD: 4162; SN: 4920, 4947; SIM: 57; MA: 4936, 6057, 9333; MM: 1407.

صحيح مسلم ٣٥: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى وَ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ وَ اللَّفْظُ لِابْنِ الْمُثَنَّى قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ قَالَ سَمِعْتُ أَبَا السَّوَّارِ يُحَدِّثُ أَنَّهُ سَمِعَ عِمْرَانَ بْنَ حُصَيْنٍ يُحَدِّثُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ الْحَيَاءُ لَا يَأْتِيْ إِلَّا بِخَيْرٍ. فَقَالَ بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ إِنَّهُ مَكْتُوْبٌ فِي الْحِكْمَةِ أَنَّ مِنْهُ وَقَارًا وَ مِنْهُ سَكِيْنَةً فَقَالَ عِمْرَانُ أُحَدِّثُكَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ تُحَدِّثُنِيْ عَنْ صُحُفِكَ.

Shaḥīḥ Muslim 53: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin al-Mutsannā dan Muḥammad bin Basysyār dan lafazh tersebut milik Ibn-ul-Mutsannā, keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Ja‘far, telah menceritakan kepada kami Syu‘bah, dari Qatādah dia berkata: “Saya mendengar Abus-Sawwār menceritakan: Bahwa dia mendengar ‘Imrān bin Ḥushain menceritakan dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Malu itu tidak mendatangkan kecuali kebaikan.” Busyair bin Ka‘b berkata: “Itu tertulis dalam hikmah bahwa dari malu melahirkan kewibawaan dan ketenangan.” ‘Imrān berkata: “Aku ceritakan kepadamu dari Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, dan kamu ceritakan kepadaku apa yang ada dalam lembaran-lembaranmu.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 5652; MA: 18989.

صحيح مسلم ٤٥: حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ حَبِيْبٍ الْحَارِثِيُّ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ إِسْحَاقَ وَ هُوَ ابْنُ سُوَيْدٍ أَنَّ أَبَا قَتَادَةَ حَدَّثَ قَالَ كُنَّا عِنْدَ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ فِيْ رَهْطٍ مِنَّا وَ فِيْنَا بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ فَحَدَّثَنَا عِمْرَانُ يَوْمَئِذٍ قَالَ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْحَيَاءُ خَيْرٌ كُلُّهُ قَالَ أَوْ قَالَ الْحَيَاءُ كُلُّهُ خَيْرٌ. فَقَالَ بُشَيْرُ بْنُ كَعْبٍ إِنَّا لَنَجِدُ فِي بَعْضِ الْكُتُبِ أَوِ الْحِكْمَةِ أَنَّ مِنْهُ سَكِيْنَةً وَ وَقَارًا للهِ وَ مِنْهُ ضَعْفٌ قَالَ فَغَضِبَ عِمْرَانُ حَتَّى احْمَرَّتَا عَيْنَاهُ وَ قَالَ أَلَا أَرَانِيْ أُحَدِّثُكَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ تُعَارِضُ فِيْهِ قَالَ فَأَعَادَ عِمْرَانُ الْحَدِيْثَ قَالَ فَأَعَادَ بُشَيْرٌ فَغَضِبَ عِمْرَانُ قَالَ فَمَا زِلْنَا نَقُوْلُ فِيْهِ إِنَّهُ مِنَّا يَا أَبَا نُجَيْدٍ إِنَّهُ لَا بَأْسَ بِهِ حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ أَخْبَرَنَا النَّضْرُ حَدَّثَنَا أَبُوْ نَعَامَةَ الْعَدَوِيُّ قَالَ سَمِعْتُ حُجَيْرَ بْنَ الرَّبِيْعِ الْعَدَوِيَّ يَقُوْلُ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ نَحْوَ حَدِيْثِ حَمَّادِ بْنِ زَيْدٍ.

Shaḥīḥ Muslim 54: Telah menceritakan kepada kami Yaḥyā bin Ḥabīb al-Ḥāritsī, telah menceritakan kepada kami Ḥammād bin Zaid, dari Isḥāq -yaitu Ibnu Suwaid- bahwa Abū Qatādah menceritakan hadits, dia berkata: “Kami berada di sisi ‘Imrān bin Ḥushain dalam sebuah rombongan, dan di antara kami ada Busyair bin Ka‘b, maka ‘Imrān bin Ḥushain, saat itu, menceritakan kepada kami, dia katakan: ‘Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Malu itu adalah baik semuanya.” Atau dia berkata bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Malu itu semuanya adalah baik.” Maka Busyair bin Ka‘b berkata: “Sungguh, dalam sebagian kitab atau hikmah kami mendapatkan bahwa dari rasa malu itu akan muncul ketenangan dan kewibawaan kepada Allah, dan dari malu itu ada kelemahan.” Maka ‘Imrān marah hingga kedua matanya merah seraya berkata: “Kenapa kulihat aku ceritakan kepadamu dari Rasūlullāh namun kamu justru menentang!” Abū Qatādah berkata: “Maka ‘Imrān mengulangi hadits tersebut.” Abū Qatādah berkata: “Dan Busyair juga mengulanginya lagi, sehingga ‘Imrān marah.” Abū Qatādah melanjutkan: “Maka kita tetap mengatakan tentangnya, karena kata-kata tersebut berasal dari kita wahai Abū Nujaid. Itu tidak apa-apa.” Telah menceritakan kepada kami Isḥāq bin Ibrāhīm, telah mengabarkan kepada kami an-Nadhr, telah menceritakan kepada kami Abū Na‘āmah al-‘Adawī dia berkata: Aku telah mendengar Ḥujair bin ar-Rabī-ul-‘Adawī berkata dari ‘Imrān bin Ḥushain dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dengan semisal hadits Ḥammād bin Zaid.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SAD: 4163; MA: 18977, 19058, 19109, 19122, 19126, 19148, 19157.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *