Shahih Muslim no.301-302 – Do’a dan Tangisan Nabi

96 (162). Doa Nabi s.a.w. Bagi Umatnya Dan Tangisannya Karena Kasih Pada Umatnya.

صحيح مسلم ٣٠١: حَدَّثَنِيْ يُوْنُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ قَالَ أَخْبَرَنِيْ عَمْرُو بْنُ الْحَارِثِ أَنَّ بَكْرَ بْنَ سَوَادَةَ حَدَّثَهُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ تَلَا قَوْلَ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ فِيْ إِبْرَاهِيْمَ{ رَبِّ إِنَّهُنَّ أَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَإِنَّهُ مِنِّيْ }
الْآيَةَ وَ قَالَ عِيْسَى عَلَيْهِ السَّلَام{ إِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَإِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَ إِنْ تَغْفِرْ لَهُمْ فَإِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ }. فَرَفَعَ يَدَيْهِ وَ قَالَ اللَّهُمَّ أُمَّتِيْ أُمَّتِيْ وَ بَكَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ يَا جِبْرِيْلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ وَ رَبُّكَ أَعْلَمُ فَسَلْهُ مَا يُبْكِيْكَ فَأَتَاهُ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَام فَسَأَلَهُ فَأَخْبَرَهُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِمَا قَالَ وَ هُوَ أَعْلَمُ فَقَالَ اللهُ يَا جِبْرِيْلُ اذْهَبْ إِلَى مُحَمَّدٍ فَقُلْ إِنَّا سَنُرْضِيْكَ فِيْ أُمَّتِكَ وَ لَا نَسُوْءُكَ.

Shaḥīḥ Muslim 301: Telah menceritakan kepada kami Yūnus bin ‘Abd-il A‘lā ash-Shadafī telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami ‘Amru bin al-Ḥārits bahwa Bakr bin Sawādah telah menceritakan kepadanya dari ‘Abd-ur-Raḥmān bin Jubair dari ‘Abdullāh bin ‘Amr bin al-‘Ash bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam pernah membaca firman Allah mengenai Ibrāhīm: “(Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu termasuk golonganku)” (Qs. Ibrāhīm: 36) hingga akhir ayat. Dan mengenai ‘Īsā ‘alaih-is-salām: “(Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana)” (Qs. al-Mā’idah: 118).

Kemudian beliau mengangkat kedua tangannya seraya berdo’a: “Ya Allah, selamatkanlah umatku, selamatkanlah umatku,” dengan bercucuran air mata. Kemudian Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat Jibrīl: “Temuilah Muḥammad -dan Rabbmulah yang lebih tahu- dan tanyakan kepadanya: “Apa yang membuatmu menangis?” Maka malaikat Jibrīl pun bertanya kepada beliau, dan beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjawabnya dengan apa yang dikatakan Allah-dan Allah lebih mengetahui hal itu-. Kemudian Allah berkata: “Wahai Jibrīl, temuilah Muḥammad dan katakan bahwa Kami akan membuatmu senang dengan umatmu dan tidak akan membuatmu sedih karenanya (Kami akan menyelamatkan semua umatmu-pentj)”.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: Tidak ada.

97 (163). Penjelasan Bahwa Orang Yang Mati Dalam Kekafiran Akan Masuk Neraka Dan Tidak Akan Mendapatkan Syafā‘at.

صحيح مسلم ٣٠٢: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيْنَ أَبِيْ قَالَ فِي النَّارِ فَلَمَّا قَفَّى دَعَاهُ فَقَالَ إِنَّ أَبِيْ وَ أَبَاكَ فِي النَّارِ.

Shaḥīḥ Muslim 302: Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah telah menceritakan kepada kami ‘Affān telah menceritakan kepada kami Ḥammād bin Salamah dari Tsābit dari Anas bahwa seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rasūlullāh, di manakah bapakku?” Beliau menjawab: “Dia di dalam neraka.” Ketika laki-laki tersebut berlalu pergi, maka beliau memanggilnya seraya berkata: “Sesungguhnya bapakku dan bapakmu di dalam neraka.

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SAD: 4095; MA: 11747, 13332.