93 (159). Ahlu Surga Yang Paling Rendah Derajatnya
صحيح مسلم ٢٧٥: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ أَبِيْ بُكَيْرٍ حَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ عَنْ سُهَيْلِ بْنِ أَبِيْ صَالِحٍ عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ أَبِيْ عَيَّاشٍ عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ إِنَّ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً رَجُلٌ صَرَفَ اللهُ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ قِبَلَ الْجَنَّةِ وَ مَثَّلَ لَهُ شَجَرَةً ذَاتَ ظِلٍّ فَقَالَ أَيْ رَبِّ قَدِّمْنِيْ إِلَى هذِهِ الشَّجَرَةِ أَكُوْنُ فِيْ ظِلِّهَا وَ سَاقَ الْحَدِيْثَ بِنَحْوِ حَدِيْثِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ وَ لَمْ يَذْكُرْ فَيَقُوْلُ يَا ابْنَ آدَمَ مَا يَصْرِيْنِيْ مِنْكَ إِلَى آخِرِ الْحَدِيْثِ وَ زَادَ فِيْهِ وَ يُذَكِّرُهُ اللهُ سَلْ كَذَا وَ كَذَا فَإِذَا انْقَطَعَتْ بِهِ الْأَمَانِيُّ قَالَ اللهُ هُوَ لَكَ وَ عَشَرَةُ أَمْثَالِهِ قَالَ ثُمَّ يَدْخُلُ بَيْتَهُ فَتَدْخُلُ عَلَيْهِ زَوْجَتَاهُ مِنْ الْحُوْرِ الْعِيْنِ فَتَقُوْلَانِ الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَحْيَاكَ لَنَا وَ أَحْيَانَا لَكَ قَالَ فَيَقُوْلُ مَا أُعْطِيَ أَحَدٌ مِثْلَ مَا أُعْطِيْتُ
Shaḥīḥ Muslim 275: Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah telah menceritakan kepada kami Yaḥyā bin Abū Bukair telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Muḥammad dari Suhail bin Abī Shāliḥ dari an-Nu‘mān bin Abī ‘Ayyāsy dari Abū Sa‘īd al-Khudrī bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya penghuni surga yang paling rendah kedudukannya adalah orang yang dipalingkan wajahnya dari neraka ke arah surga, dan Allah menggambarkan baginya keberadaan sebuah pohon yang memiliki naungan. Lalu orang itu mengatakan: “Wahai Rabbku, dekatkanlah aku ke pohon itu supaya aku berada dalam naungannya”.” Lalu beliau menyebutkan hadits ini tentang masuknya dia ke surga serta keinginan-keinginannya, sampai akhirnya beliau mengatakan: “Apabila dia tidak lagi memiliki keinginan, maka Allah berfirman kepadanya: “Ini untukmu dan yang sepuluh kali ini.” Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam melanjutkan: “Lalu orang itu masuk rumahnya (di surga), dan setelah itu dua istrinya dari kalangan dua bidadari masuk menemuinya. Keduanya mengatakan: “Segala puji bagi Allah, Dzāt Yang telah menghidupkanmu buat kami, dan menghidupkan kami buatmu.” Rasūlullāh mengatakan: “Orang itu mengatakan: “Tidak ada seorang pun yang mendapatkan pemberian sebagaimana pemberian yang Allah berikan buatku”.”
Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.
Pembanding: Tidak ada.
صحيح مسلم ٢٧٦: حَدَّثَنَا سَعِيْدُ بْنُ عَمْرٍو الْأَشْعَثِيُّ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ مُطَرِّفٍ وَ ابْنِ أَبْجَرَ عَنِ الشَّعْبِيِّ قَالَ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةَ بْنَ شُعْبَةَ رِوَايَةً إِنْ شَاءَ اللهُ ح وَ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِيْ عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ حَدَّثَنَا مُطَرِّفُ بْنُ طَرِيْفٍ وَ عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ سَعِيْدٍ سَمِعَا الشَّعْبِيَّ يُخْبِرُ عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ سَمِعْتُهُ عَلَى الْمِنْبَرِ يَرْفَعُهُ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ وَ حَدَّثَنِيْ بِشْرُ بْنُ الْحَكَمِ وَ اللَّفْظُ لَهُ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ حَدَّثَنَا مُطَرِّفٌ وَ ابْنُ أَبْجَرَ سَمِعَا الشَّعْبِيَّ يَقُوْلُ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةَ بْنَ شُعْبَةَ يُخْبِرُ بِهِ النَّاسَ عَلَى الْمِنْبَرِ قَالَ سُفْيَانُ رَفَعَهُ أَحَدُهُمَا أُرَاهُ ابْنَ أَبْجَرَ قَالَ:
سَأَلَ مُوْسَى رَبَّهُ مَا أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً قَالَ هُوَ رَجُلٌ يَجِيْءُ بَعْدَ مَا أُدْخِلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ فَيُقَالُ لَهُ ادْخُلِ الْجَنَّةَ فَيَقُوْلُ أَيْ رَبِّ كَيْفَ وَ قَدْ نَزَلَ النَّاسُ مَنَازِلَهُمْ وَ أَخَذُوْا أَخَذَاتِهِمْ فَيُقَالُ لَهُ أَتَرْضَى أَنْ يَكُوْنَ لَكَ مِثْلُ مُلْكِ مَلِكٍ مِنْ مُلُوْكِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ رَضِيْتُ رَبِّ فَيَقُوْلُ لَكَ ذلِكَ وَ مِثْلُهُ وَ مِثْلُهُ وَ مِثْلُهُ وَ مِثْلُهُ فَقَالَ فِي الْخَامِسَةِ رَضِيْتُ رَبِّ فَيَقُوْلُ هذَا لَكَ وَ عَشَرَةُ أَمْثَالِهِ وَ لَكَ مَا اشْتَهَتْ نَفْسُكَ وَ لَذَّتْ عَيْنُكَ فَيَقُوْلُ رَضِيْتُ رَبِّ قَالَ رَبِّ فَأَعْلَاهُمْ مَنْزِلَةً قَالَ أُولئِكَ الَّذِيْنَ أَرَدْتُ غَرَسْتُ كَرَامَتَهُمْ بِيَدِيْ وَ خَتَمْتُ عَلَيْهَا فَلَمْ تَرَ عَيْنٌ وَ لَمْ تَسْمَعْ أُذُنٌ وَ لَمْ يَخْطُرْ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ قَالَ وَ مِصْدَاقُهُ فِيْ كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ{ فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ }الْآيَةَ. حَدَّثَنَا أَبُوْ كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ الْأَشْجَعِيُّ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ أَبْجَرَ قَالَ سَمِعْتُ الشَّعْبِيَّ يَقُوْلُ سَمِعْتُ الْمُغِيْرَةَ بْنَ شُعْبَةَ يَقُوْلَا عَلَى الْمِنْبَرِ إِنَّ مُوْسَى عَلَيْهِ السَّلَام سَأَلَ اللهَ عَزَّ وَ جَلَّ عَنْ أَخَسِّ أَهْلِ الْجَنَّةِ مِنْهَا حَظًّا وَ سَاقَ الْحَدِيْثَ بِنَحْوِهِ.
Shaḥīḥ Muslim 276: Telah menceritakan kepada kami Sa‘īd bin ‘Amru al-Asy‘atsī telah menceritakan kepada kami Sufyān bin ‘Uyainah dari Mutharrif dan Ibnu Abjar dari asy-Sya‘bī dia berkata: aku mendengar dari al-Mughīrah bin Syu‘bah, in syā’ Allāh secara periwayatan. (dalam jalur lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abī ‘Umar telah menceritakan kepada kami Sufyān telah menceritakan kepada kami Mutharrif bin Thārif dan ‘Abd-ul-Mālik bin Sa‘īd keduanya mendengar asy-Sya‘bī mengabarkan dari al-Mughīrah bin Syu‘bah dia berkata: “Aku mendengarnya di atas mimbar dia memarfū‘kan hadits tersebut kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: Dan telah menceritakan kepadaku Bisyr bin al-Ḥakam dan lafazh miliknya, telah menceritakan kepada kami Sufyān bin ‘Uyainah telah menceritakan kepada kami Mutharrif dan Ibnu Abjar keduanya mendengar asy Sya‘bī berkata” Aku mendengar al-Mughīrah bin Syu‘aib mengabarkan hadits tersebut di atas mimbar -Sufyān berkata; menurutku salah seorang dari keduanya, yakni Ibnu Abjar, telah memarfū‘kannya kepada Nabi- dia berkata:
“Mūsā bertanya kepada Rabbnya: “Apa ciri penghuni surga yang paling rendah kedudukannya?” Allah menjawab: “Yaitu orang yang datang setelah penghuni surga dimasukkan ke dalam surga, lalu dikatakan kepada orang ini: “Masuklah ke surga!” Orang ini menjawab: “Wahai Rabbku, bagaimana mungkin aku bisa masuk, sementara mereka sudah menempati tempat masing-masing dan mengambil bagian mereka?” Maka dikatakan kepada orang ini: “Apakah kamu mau mendapatkan bagian kerajaan seperti seorang raja di antara raja-raja dunia?” Orang itu menjawab: “Aku rela, wahai Rabbku.” Rabb mengatakan: “Itu bagianmu ditambah seperti itu, ditambah seperti itu, ditambah seperti itu, (ditambah seperti itu).” Pada kali kelima, orang itu mengatakan: “Aku rela, wahai Rabbku.” Rabb mengatakan: “Ini bagianmu ditambah sepuluh kali lipatnya. Dan kamu mendapatkan apapun yang kamu inginkan dan matamu menyukainya.” Orang itu mengatakan: “Aku rela, wahai Rabbku.”
Mūsā mengatakan: “(Bagaimana dengan nasib) orang yang paling tinggi kedudukannya?” Rabb menjawab: “Mereka itu, orang pilihan-Ku, kemuliaan mereka di tangan-Ku, dan Aku menutup (kemulian itu), ia (surga yang-ed.) belum pernah terlihat mata, belum pernah terdengar telinga dan belum pernah terdetik dalam hati.” Perawi berkata: “Dalilnya terdapat dalam Firman Allah: “(Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka) ‘ (Qs. as-Sajdah: 17).’ Telah menceritakan kepada kami Abū Kuraib telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullāh bin al-Asyja‘ī dari ‘Abd-ul-Mālik bin Abjar, ia berkata: Aku mendengar asy-Sya‘bī dia berkata: Aku mendengar al-Mughīrah bin Syu‘bah dia berkata di atas mimbar: “Sesungguhnya Mūsā pernah bertanya kepada Allah ‘azza wa jalla mengenai penduduk surga yang mempunyai bagian nikmat paling sedikit….Dan dia pun menyebutkan hadits seperti ini.”
Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.
Pembanding: Tidak ada.