92 (158). Penghuni Neraka Yang Terakhir Keluar.
صحيح مسلم ٢٧٢: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ وَ إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ الْحَنْظَلِيُّ كِلَاهُمَا عَنْ جَرِيْرٍ قَالَ عُثْمَانُ حَدَّثَنَا جَرِيْرٌ عَنْ مَنْصُوْرٍ عَنْ إِبْرَاهِيْمَ عَنْ عَبِيْدَةَ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنِّيْ لَأَعْلَمُ آخِرَ أَهْلِ النَّارِ خُرُوْجًا مِنْهَا وَ آخِرَ أَهْلِ الْجَنَّةِ دُخُوْلًا الْجَنَّةَ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنَ النَّارِ حَبْوًا فَيَقُوْلُ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ فَيَأْتِيْهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُوْلُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُوْلُ اللهُ تَبَارَكَ وَ تَعَالَى لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَأْتِيْهَا فَيُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهَا مَلْأَى فَيَرْجِعُ فَيَقُوْلُ يَا رَبِّ وَجَدْتُهَا مَلْأَى فَيَقُوْلُ اللهُ لَهُ اذْهَبْ فَادْخُلْ الْجَنَّةَ فَإِنَّ لَكَ مِثْلَ الدُّنْيَا وَ عَشَرَةَ أَمْثَالِهَا أَوْ إِنَّ لَكَ عَشَرَةَ أَمْثَالِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُوْلُ أَتَسْخَرُ بِيْ أَوْ أَتَضْحَكُ بِيْ وَ أَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ لَقَدْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ قَالَ فَكَانَ يُقَالُ ذَاكَ أَدْنَى أَهْلِ الْجَنَّةِ مَنْزِلَةً.
Shaḥīḥ Muslim 272: Telah menceritakan kepada kami ‘Utsmān bin Abī Syaibah dan Isḥāq bin Ibrāhīm al-Ḥanzhalī keduanya meriwayatkan dari Jarīr, ‘Utsmān berkata: Telah menceritakan kepada kami Jarīr dari Manshūr dari Ibrāhīm dari ‘Abīdah dari ‘Abdullāh bin Mas‘ūd dia berkata: “Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui penduduk neraka yang terakhir keluar darinya dan dia menjadi penduduk surga yang terakhir kali masuk surga, yaitu seorang laki-laki yang keluar dari neraka dalam keadaan merangkak, lalu Allah berkata kepadanya, “Pergilah, dan masuklah surga. Lalu dia mendatanginya, lalu dikhayalkan kepadanya bahwa surga telah penuh. Lalu dia kembali seraya berkata: “Wahai Rabbku, aku mendapatinya telah penuh.” Maka Allah berfirman kepadanya: “Masuklah surga.” Lalu dia mendatanginya, lalu dikhayalkan kepadanya bahwa ia telah penuh. Lalu dia kembali seraya berkata: “Wahai Rabbku, aku mendapatinya telah penuh.” Maka Allah berkata kepadanya: “Pergilah, lalu masuklah ke surga, karena kamu mendapatkan seperti dunia dan sepuluh kali lipat semisalnya, -atau kamu mendapatkan sepuluh kali lipat semisal dunia-.” Dia berkata: “Apakah Engkau mengolok-olokku atau sedangkan Engkau adalah Raja”.” Perawi berkata: “Sungguh aku melihat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam tertawa hingga gigi gerahamnya terlihat.” Perawi melanjutkan: “Dan dikatakan bahwa dia adalah penduduk surga yang paling rendah kedudukannya.”
Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.
Pembanding: SB: 6086, 6957; SM: 273, 277; ST: 2520, 2521; MA: 20517.
صحيح مسلم ٢٧٣: وَ حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ وَ أَبُوْ كُرَيْبٍ وَ اللَّفْظُ لِأَبِيْ كُرَيْبٍ قَالَا حَدَّثَنَا أَبُوْ مُعَاوِيَةَ عَنِ الْأَعْمَشِ عَنْ إِبْرَاهِيْمَ عَنْ عَبِيْدَةَ عَنْ عَبْدِ اللهِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِنِّيْ لَأَعْرِفُ آخَرُ أَهْلِ النَّارِ خُرُوْجًا مِنَ النَّارِ رَجُلٌ يَخْرُجُ مِنْهَا زَحْفًا فَيُقَالُ لَهُ انْطَلِقْ فَادْخُلِ الْجَنَّةَ قَالَ فَيَذْهَبُ فَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ فَيَجِدُ النَّاسَ قَدْ أَخَذُوا الْمَنَازِلَ فَيُقَالُ لَهُ أَتَذْكُرُ الزَّمَانَ الَّذِيْ كُنْتَ فِيْهِ فَيَقُوْلُ نَعَمْ فَيُقَالُ لَهُ تَمَنَّ فَيَتَمَنَّى فَيُقَالُ لَهُ لَكَ الَّذِيْ تَمَنَّيْتَ وَ عَشَرَةَ أَضْعَافِ الدُّنْيَا قَالَ فَيَقُوْلُ أَتَسْخَرُ بِيْ وَ أَنْتَ الْمَلِكُ قَالَ فَلَقَدْ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ضَحِكَ حَتَّى بَدَتْ نَوَاجِذُهُ.
Shaḥīḥ Muslim 273: Dan telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah dan Abū Kuraib dan lafzhnya milik Abū Kuraib keduanya berkata: Telah menceritakan kepada kami Abū Mu‘āwiyah dari al-A‘masy dari Ibrāhīm dari ‘Abīdah dari ‘Abdullāh dia berkata: “Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku mengetahui penduduk neraka yang paling akhir keluar dari nereka, yaitu seorang laki-laki yang keluar darinya dengan cara merangkak. Lalu dikatakan kepadanya: “Pergilah, lalu masuklah surga.” Beliau bersabda lagi: “Lalu dia pergi, lalu masuk surga, hingga mendapatkan manusia telah mengambil tempat-tempatnya. Lalu ditanyakan kepadanya: “Apakah kamu ingat zaman yang mana dahulu kamu pernah di dalamnya?” Dia menjawab: “Ya.” Lalu dikatakan kepadanya: “Berangan-anganlah!” Maka dia berangan-angan. Lalu dikatakanlah kepadanya: “Kamu mendapatkan sesuatu yang kamu khayalkan dan sepuluh kali lipat dunia.” Beliau berkata: “Lalu dia berkata: “Apakah Engkau mengolok-olokku, sedangkan Engkau adalah Raja.” Perawi berkata: “Sungguh aku melihat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam tersenyum hingga gigi gerahamnya terlihat”.”
Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.
Pembanding: SB: 6086; ST: 2520, 2521; MA: 20517.
صحيح مسلم ٢٧٤: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ حَدَّثَنَا عَفَّانُ بْنُ مُسْلِمٍ حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسٍ عَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ آخِرُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ رَجُلٌ فَهْوَ يَمْشِيْ مَرَّةً وَ يَكْبُوْ مَرَّةً وَ تَسْفَعُهُ النَّارُ مَرَّةً فَإِذَا مَا جَاوَزَهَا الْتَفَتَ إِلَيْهَا فَقَالَ تَبَارَكَ الَّذِيْ نَجَّانِيْ مِنْكِ لَقَدْ أَعْطَانِي اللهُ شَيْئًا مَا أَعْطَاهُ أَحَدًا مِنَ الْأَوَّلِينَ وَ الْآخِرِيْنَ فَتُرْفَعُ لَهُ شَجَرَةٌ فَيَقُوْلُ أَيْ رَبِّ أَدْنِنِيْ مِنْ هذِهِ الشَّجَرَةِ فَلِأَسْتَظِلَّ بِظِلِّهَا وَ أَشْرَبَ مِنْ مَائِهَا فَيَقُوْلُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ يَا ابْنَ آدَمَ لَعَلِّي إِنَّ أَعْطَيْتُكَهَا سَأَلْتَنِيْ غَيْرَهَا فَيَقُوْلُ لَا يَا رَبِّ وَ يُعَاهِدُهُ أَنْ لَا يَسْأَلَهُ غَيْرَهَا وَ رَبُّهُ يَعْذِرُهُ لِأَنَّهُ يَرَى مَا لَا صَبْرَ لَهُ عَلَيْهِ فَيُدْنِيْهِ مِنْهَا فَيَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا وَ يَشْرَبُ مِنْ مَائِهَا ثُمَّ تُرْفَعُ لَهُ شَجَرَةٌ هِيَ أَحْسَنُ مِنَ الْأُولَى فَيَقُوْلُ أَيْ رَبِّ أَدْنِنِيْ مِنْ هذِهِ لِأَشْرَبَ مِنْ مَائِهَا وَ أَسْتَظِلَّ بِظِلِّهَا لَا أَسْأَلُكَ غَيْرَهَا فَيَقُوْلُ يَا ابْنَ آدَمَ أَلَمْ تُعَاهِدْنِيْ أَنْ لَا تَسْأَلَنِيْ غَيْرَهَا فَيَقُوْلُ لَعَلِّيْ إِنْ أَدْنَيْتُكَ مِنْهَا تَسْأَلُنِيْ غَيْرَهَا فَيُعَاهِدُهُ أَنْ لَا يَسْأَلَهُ غَيْرَهَا وَ رَبُّهُ يَعْذِرُهُ لِأَنَّهُ يَرَى مَا لَا صَبْرَ لَهُ عَلَيْهِ فَيُدْنِيْهِ مِنْهَا فَيَسْتَظِلُّ بِظِلِّهَا وَ يَشْرَبُ مِنْ مَائِهَا ثُمَّ تُرْفَعُ لَهُ شَجَرَةٌ عِنْدَ بَابِ الْجَنَّةِ هِيَ أَحْسَنُ مِنَ الْأُولَيَيْنِ فَيَقُوْلُ أَيْ رَبِّ أَدْنِنِيْ مِنْ هذِهِ لِأَسْتَظِلَّ بِظِلِّهَا وَ أَشْرَبَ مِنْ مَائِهَا لَا أَسْأَلُكَ غَيْرَهَا فَيَقُوْلُ يَا ابْنَ آدَمَ أَلَمْ تُعَاهِدْنِيْ أَنْ لَا تَسْأَلَنِيْ غَيْرَهَا قَالَ بَلَى يَا رَبِّ هذِهِ لَا أَسْأَلُكَ غَيْرَهَا وَ رَبُّهُ يَعْذِرُهُ لِأَنَّهُ يَرَى مَا لَا صَبْرَ لَهُ عَلَيْهَا فَيُدْنِيْهِ مِنْهَا فَإِذَا أَدْنَاهُ مِنْهَا فَيَسْمَعُ أَصْوَاتَ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَقُوْلُ أَيْ رَبِّ أَدْخِلْنِيْهَا فَيَقُوْلُ يَا ابْنَ آدَمَ مَا يَصْرِيْنِيْ مِنْكَ أَيُرْضِيْكَ أَنْ أُعْطِيَكَ الدُّنْيَا وَ مِثْلَهَا مَعَهَا قَالَ يَا رَبِّ أَتَسْتَهْزِئُ مِنِّيْ وَ أَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ فَضَحِكَ ابْنُ مَسْعُوْدٍ فَقَالَ أَلَا تَسْأَلُوْنِيْ مِمَّ أَضْحَكُ فَقَالُوْا مِمَّ تَضْحَكُ قَالَ هكَذَا ضَحِكَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالُوْا مِمَّ تَضْحَكُ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ مِنْ ضِحْكِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حِيْنَ قَالَ أَتَسْتَهْزِئُ مِنِّيْ وَ أَنْتَ رَبُّ الْعَالَمِيْنَ فَيَقُوْلُ إِنِّيْ لَا أَسْتَهْزِئُ مِنْكَ وَ لكِنِّيْ عَلَى مَا أَشَاءُ قَادِرٌ.
Shaḥīḥ Muslim 274: Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah telah menceritakan kepada kami ‘Affān bin Muslim telah menceritakan kepada kami Ḥammād bin Salamah telah menceritakan kepada kami Tsābit dari Anas dari Ibnu Mas‘ūd bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang yang terakhir kali masuk surga adalah seorang laki-laki, dia terkadang berjalan, terkadang menyungkur, dan terkadang api neraka mejilatnya. Ketika dia telah melewatinya, maka dia menoleh kepada ke api tersebut seraya berkata: “Maha Suci Allah yang telah menyelamatkanku darimu. Allah telah memberikan sesuatu kepadaku yang mana Dia tidak pernah memberikannya kepada orang yang awal dan akhir.” Lalu sebuah pohon diangkatkan kepadanya, lalu dia berkata: “Wahai Rabbku, dekatkanlah kepadaku pohon ini agar aku dapat bernaung dengan naungannya dan minum airnya.”
Lalu Allah berfirman: “Wahai anak Adam, boleh jadi jika Aku memberikannya kepadamu, niscaya kamu akan meminta yang lain kepada-Ku.” Maka dia menjawab: “Tidak wahai Rabbku.” Lalu dia berjanji kepada Allah untuk tidak minta selain itu. Sedangkan Rabbnya memberikan udzur kepadanya karena Dia melihat sesuatu yang dia pasti tidak dapat menahannya. Lalu pohon tersebut didekatkan kepadanya, lalu dia berlindung pada naungannya dan minum dari airnya. Kemudian diangkatlah sebuah pohon lain yang lebih bagus daripada yang pertama. Maka dia berkata: “Wahai Rabbku, dekatkanlah pohon ini kepadaku agar aku dapat minum dari airnya dan berlindung dengan naungannya, aku tidak akan meminta kepada-Mu selainnya.” Maka Allah berkata: “Wahai anak Ādam, bukankah kamu telah berjanji kepada-Ku untuk tidak meminta selainnya.”
Lalu Allah berkata lagi: “Boleh jadi jika Aku mendekatkannya kepadamu niscaya kamu meminta hal lainnya”. Lalu dia berjanji untuk tidak meminta kepada Allah selain itu. Sedangkan Rabbnya memberikan udzur kepadanya karena Dia melihat sesuatu yang mana dia tidak akan mampu menahan diri atasnya. Lalu Allah mendekatkan pohon tersebut untuknya, sehingga dia dapat berlindung dengan naungannya, dan minum dari airnya. Kemudian pohon lainnya diangkat untuknya di sisi pintu surga. Pohon itu lebih indah daripada keduanya. Lalu dia berkata: “Wahai Rabbku, dekatkanlah kepadaku pohon ini agar aku dapat berlindung dengan naungannya dan minum dari airnya, aku tidak akan meminta kepadamu hal lainnya. Maka Allah berkata: “Wahai anak Adam, bukankah kamu berjanji kepada-Ku untuk tidak memintaku selainnya.” Dia menjawab: “Ya, memang benar wahai Rabbku. Kali ini aku tidak akan memintanya kepadamu selainnya”. Sedangkan Rabbmu memberikan udzur kepadanya karena dia melihat pada dirinya sesuatu yang mana dia tidak bisa menahan diri darinya.
Lalu Allah mendekatkannya darinya. Ketika Allah mendekatkannya darinya, maka dia mendengar suara penduduk surga. Lalu dia berkata: “Wahai Rabbku, masukkanlah aku kepadanya”. Maka Allah berkata: “Wahai anak Ādam, apa yang bisa membuatmu tidak meminta lagi kepada-Ku. Apakah kamu rela bila Aku memberikanmu dunia dan semisalnya bersamanya.” Dia menjawab: “Wahai Rabbku, apakah kamu memperolok-olokku, padahal Engkau adalah Rabb alam semesta”.”
Lalu Ibnu Mas‘ūd tertawa, seraya berkata: “Tidakkah kalian bertanya kepadaku tentang sesuatu yang membuatku tertawa?” Mereka bertanya: “Apa yang membuatmu tertawa?” Ibnu Mas‘ūd berkata: “Demikianlah Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam tertawa.” Para sahabat: “Apa yang membuatmu tertawa wahai Rasūlullāh?” Beliau menjawab: “(Aku tertawa) karena sesuatu yang membuat tertawa Rabb alam semesta ketika hamba tersebut berkata: “Apakah Engkau memperolok-olokku, padahal Engkau adalah Rabb semesta alam.”Allah menjawab: “Sesungguhnya Aku tidak memperolok-olokmu, akan tetapi Aku mampu untuk melakukan segala sesuatu yang Aku kehendaki”.”
Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.
Pembanding: Tidak ada.