Shahih Muslim no.169 s.d 170 – Bersegera Dalam Beramal

60 (126). Anjuran Untuk Bersegera Dalam Ber‘amal Sebelum Munculnya Fitnah

صحيح مسلم ١٦٩: حَدَّثَنِيْ يَحْيَى بْنُ أَيُّوْبَ وَ قُتَيْبَةُ وَ ابْنُ حُجْرٍ جَمِيْعًا عَنْ إِسْمَاعِيْلَ بْنِ جَعْفَرٍ قَالَ ابْنُ أَيُّوْبَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيْلُ قَالَ أَخْبَرَنِي الْعَلَاءُ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ بَادِرُوْا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَ يُمْسِيْ كَافِرًا أَوْ يُمْسِيْ مُؤْمِنًا وَ يُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيْعُ دِيْنَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا.

Shaḥīḥ Muslim 169: Telah menceritakan kepada kami Yaḥyā bin Ayyūb dan Qutaibah serta Ibnu Ḥujr semuanya dari Ismā‘īl bin Ja‘far berkata Ibnu Ayyūb telah menceritakan kepada kami Ismā‘īl dia berkata: Telah mengabarkan kepadaku al-‘Alā’ dari bapaknya dari Abū Hurairah bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Segeralah ber‘amal sebelum datangnya fitnah seperti malam yang gelap gulita. Di pagi hari seorang laki-laki dalam keadaan mu’min, lalu kafir di sore harinya. Di sore hari seorang laki-laki dalam keadaan mu’min, lalu kafir dipagi harinya. Dia menjual agamanya dengan kenikmatan dunia.

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SAD: 3715, 3718; ST: 2121, 2123; SIM: 3951; MA: 7687, 8493, 10354, 18831, 18897.

61 (127). Ketakutan Seorang Mukmin Bahwa Amalnya Akan Terhapus.

صحيح مسلم ١٧٠: حَدَّثَنَا أَبُوْ بَكْرِ بْنُ أَبِيْ شَيْبَةَ حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوْسَى حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ سَلَمَةَ عَنْ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّهُ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هذِهِ الْآيَةُ { يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لَا تَرْفَعُوْا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ } إِلَى آخِرِ الْآيَةِ جَلَسَ ثَابِتُ بْنُ قَيْسٍ فِيْ بَيْتِهِ وَ قَالَ أَنَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ وَ احْتَبَسَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَسَأَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَعْدَ بْنَ مُعَاذٍ فَقَالَ يَا أَبَا عَمْرٍو مَا شَأْنُ ثَابِتٍ اشْتَكَى قَالَ سَعْدٌ إِنَّهُ لَجَارِي وَمَا عَلِمْتُ لَهُ بِشَكْوَى قَالَ فَأَتَاهُ سَعْدٌ فَذَكَرَ لَهُ قَوْلَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ ثَابِتٌ أُنْزِلَتْ هذِهِ الْآيَةُ وَ لَقَدْ عَلِمْتُمْ أَنِّيْ مِنْ أَرْفَعِكُمْ صَوْتًا عَلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَنَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ فَذَكَرَ ذلِكَ سَعْدٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بَلْ هُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ وَ حَدَّثَنَا قَطَنُ بْنُ نُسَيْرٍ حَدَّثَنَا جَعْفَرُ بْنُ سُلَيْمَانَ حَدَّثَنَا ثَابِتٌ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ كَانَ ثَابِتُ بْنُ قَيْسِ بْنِ شَمَّاسٍ خَطِيْبَ الْأَنْصَارِ فَلَمَّا نَزَلَتْ هذِهِ الْآيَةُ بِنَحْوِ حَدِيْثِ حَمَّادٍ وَ لَيْسَ فِيْ حَدِيْثِهِ ذِكْرُ سَعْدِ بْنِ مُعَاذٍ وَ حَدَّثَنِيْهِ أَحْمَدُ بْنُ سَعِيْدِ بْنِ صَخْرٍ الدَّارِمِيُّ حَدَّثَنَا حَبَّانُ حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ الْمُغِيْرَةِ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ{ لَا تَرْفَعُوْا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ } وَ لَمْ يَذْكُرْ سَعْدَ بْنَ مُعَاذٍ فِي الْحَدِيْثِ وَ حَدَّثَنَا هُرَيْمُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الْأَسَدِيُّ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ قَالَ سَمِعْتُ أَبِيْ يَذْكُرُ عَنْ ثَابِتٍ عَنْ أَنَسٍ قَالَ لَمَّا نَزَلَتْ هذِهِ الْآيَةُ وَ اقْتَصَّ الْحَدِيْثَ وَ لَمْ يَذْكُرْ سَعْدَ بْنَ مُعَاذٍ وَ زَادَ فَكُنَّا نَرَاهُ يَمْشِيْ بَيْنَ أَظْهُرِنَا رَجُلٌ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ.

Shaḥīḥ Muslim 170: Telah menceritakan kepada kami Abū Bakar bin Abī Syaibah telah menceritakan kepada kami al-Ḥasan bin Mūsā telah menceritakan kepada kami Ḥammād bin Salamah dari Tsābit al-Bunānī dari Anas bin Mālik bahwa dia berkata: “Ketika ayat ini diturunkan: “(Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suara kamu melebihi suara Nabi)” (Qs. al-Ḥujurāt: 2) hingga akhir ayat, Tsābit bin Qais yang sedang duduk di rumahnya dan berkata: “Aku ini termasuk dari ahli Neraka! Dan ia selalu mengindar dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam sehingga Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam menanyakan itu kepada Sa‘d bin Mu‘ādz. Tanya beliau: “Wahai Abū ‘Amru, bagaimanakah keadaan Tsābit? Apakah dia sakit?” Sa‘d menjawab: “Keadaannya seperti biasa dan aku tidak mendengar berita yang menyatakan dia sakit.” Anas berkata: “Lalu Sa‘d pun mengunjunginya dan memberitahu kepadanya tentang pembicaraannya dengan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Tsābit berkata: “Ayat ini diturunkan, sedangkan kamu semua mengetahui bahwa aku adalah orang yang paling keras bersuara, melebihi suara Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Kalau begitu aku ini termasuk dari ahli Neraka.” Maka Sa‘d menceritakan hal itu kepada Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam pun bersabda: “Bahkan ia termasuk dari kalangan ahli Surga.” Telah menceritakan kepada kami Qathan bin Nusyair Telah menceritakan kepada kami Ja‘far bin Sulaimān telah menceritakan kepada kami Tsābit dari Anas bin Mālik ia berkata: “Tsābit bin Qais adalah seorang orator di kalangan kaum Anshār, ketika ayat ini turun, yakni seperti dalam hadits Ḥammād. namun dalam haditsnya tidak disebutkan nama Sa‘d bin Mu‘ādz.” Dan telah menceritakannya kepada kami Aḥmad bin Sa‘īd bin Shakr ad-Dārimī telah menceritakan kepada kami Ḥabbān telah menceritakan kepada kami Sualimān Ibn-ul-Mughīrah dari Tsābit dari Anas ia berkata: “Ketika turun ayat (…janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi), dan ia tidak menyebutkan nama Sa‘d bin Mu‘ādz dalam hadits tersebut.” Dan telah menceritakan kepada kami Huraim bin ‘Abd-ul-A‘lā al Asadī telah menceritakan kepada kami al Mu‘tamir bin Sualimān ia berkata: “Aku mendengar ayahku menyebutkan dari Tsābit dari Anas ia berkata: “Ketika ayat ini diturunkan ia mengisahkan hadits tersebut tanpa menyebutkan nama Sa‘d bin Mu‘ādz…” Kemudian ia menambahkan: “Seorang laki-laki dari penduduk surga berjalan di antara kami.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: MA: 13548, 15548.