Shahih Muslim no.165 s.d 166 – Mencuri Barang Ghanīmah Sebelum Dibagikan

صحيح مسلم ١٦٥: حَدَّثَنِيْ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا هَاشِمُ بْنُ الْقَاسِمِ حَدَّثَنَا عِكْرِمَةُ بْنُ عَمَّارٍ قَالَ حَدَّثَنِيْ سِمَاكٌ الْحَنَفِيُّ أَبُوْ زُمَيْلٍ قَالَ حَدَّثَنِيْ عَبْدُ اللهِ بْنُ عَبَّاسٍ قَالَ حَدَّثَنِيْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ لَمَّا كَانَ يَوْمُ خَيْبَرَ أَقْبَلَ نَفَرٌ مِنْ صَحَابَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالُوْا فُلَانٌ شَهِيْدٌ فُلَانٌ شَهِيْدٌ حَتَّى مَرُّوْا عَلَى رَجُلٍ فَقَالُوْا فُلَانٌ شَهِيْدٌ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَلَّا إِنِّيْ رَأَيْتُهُ فِي النَّارِ فِيْ بُرْدَةٍ غَلَّهَا أَوْ عَبَاءَةٍ ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَا ابْنَ الْخَطَّابِ اذْهَبْ فَنَادِ فِي النَّاسِ أَنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُوْنَ قَالَ فَخَرَجْتُ فَنَادَيْتُ أَلَا إِنَّهُ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ إِلَّا الْمُؤْمِنُوْنَ.

Shaḥīḥ Muslim 165: Telah menceritakan kepada kami Zuhair bin Ḥarb telah menceritakan kepada kami Hāsyim bin al-Qāsim telah menceritakan kepada kami ‘Ikrimah bin ‘Ammār dia berkata: Telah menceritakan kepada kami Simāk al-Ḥanafī Abū Zumail dia berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullāh bin ‘Abbās dia berkata: Telah menceritakan kepada kami ‘Umar bin al-Khaththāb dia berkata: “Ketika terjadi perang Khaibar, maka sejumlah sahabat menghadap Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam seraya berkata, ‘Fulan mati syahid, fulan mati syahid’, hingga mereka melewati seorang laki-laki lalu berkata: “fulan mati syahid.” Maka Rasūlullāh shallallāhu ‘’alaihi wa sallam bersabda: “Tidak demikian, sesungguhnya aku melihatnya di neraka dalam pakaian atau mantel yang dia ambil (sebelum dibagi).” Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda lagi: “Wahai Ibn-ul-Khaththāb, pergi dan serukanlah kepada manusia bahwa tidak akan masuk surga kecuali orang-orang yang beriman.” Maka ‘Umar berkata: “Aku keluar seraya berseru: “Ketahuilah, tidak akan masuk surga kecuali orang mu’min”.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: MA: 198; SAD: 2378.

صحيح مسلم ١٦٦: حَدَّثَنِيْ أَبُو الطَّاهِرِ قَالَ أَخْبَرَنِي ابْنُ وَهْبٍ عَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ عَنْ ثَوْرِ بْنِ زَيْدٍ الدُّؤَلِيِّ عَنْ سَالِمٍ أَبِي الْغَيْثِ مَوْلَى ابْنِ مُطِيْعٍ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ ح وَ حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيْدٍ وَ هذَا حَدِيْثُهُ حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيْزِ يَعْنِي ابْنَ مُحَمَّدٍ عَنْ ثَوْرٍ عَنْ أَبِي الْغَيْثِ عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ خَرَجْنَا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ إِلَى خَيْبَرَ فَفَتَحَ اللهُ عَلَيْنَا فَلَمْ نَغْنَمْ ذَهَبًا وَ لَا وَرِقًا غَنِمْنَا الْمَتَاعَ وَ الطَّعَامَ وَ الثِّيَابَ ثُمَّ انْطَلَقْنَا إِلَى الْوَادِيْ وَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَبْدٌ لَهُ وَهَبَهُ لَهُ رَجُلٌ مِنْ جُذَامَ يُدْعَى رِفَاعَةَ بْنَ زَيْدٍ مِنْ بَنِي الضُّبَيْبِ فَلَمَّا نَزَلْنَا الْوَادِيْ قَامَ عَبْدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَحُلُّ رَحْلَهُ فَرُمِيَ بِسَهْمٍ فَكَانَ فِيْهِ حَتْفُهُ فَقُلْنَا هَنِيْئًا لَهُ الشَّهَادَةُ يَا رَسُوْلَ اللهِ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَلَّا وَ الَّذِيْ نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ إِنَّ الشَّمْلَةَ لَتَلْتَهِبُ عَلَيْهِ نَارًا أَخَذَهَا مِنَ الْغَنَائِمِ يَوْمَ خَيْبَرَ لَمْ تُصِبْهَا الْمَقَاسِمُ قَالَ فَفَزِعَ النَّاسُ فَجَاءَ رَجُلٌ بِشِرَاكٍ أَوْ شِرَاكَيْنِ فَقَالَ يَا رَسُوْلَ اللهِ أَصَبْتُ يَوْمَ خَيْبَرَ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ شِرَاكٌ مِنْ نَارٍ أَوْ شِرَاكَانِ مِنْ نَارٍ.

Shaḥīḥ Muslim 166: Telah menceritakan kepada kami Abū-th-Thāhir dia berkata: Telah mengabarkan kepada kami Ibnu Wahb dari Mālik bin Anas dari Tsaur bin Zaid ad-Du’alī dari Sālim Abū-l-Ghaits mantan budak Ibnu Muthī‘, dari Abū Hurairah. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa‘īd dan ini adalah haditsnya, telah menceritakan kepada kami ‘Abd-ul-‘Azīz -yaitu Ibnu Muḥammad- dari Tsaur dari Abū-l-Ghaits dari Abū Hurairah dia berkata: “Pada hari Khaibar kami keluar bersama Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam hingga Allah memberi kemenangan kepada kami, namun tidaklah ghanīmah (harta rampasan perang) yang kami peroleh berupa emas atau perak, melainkan harta benda, makanan dan pakaian. Kemudian kami bergegas menuju sebuah bukit. Dan Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam saat itu bersama dengan budak beliau yang dihadiahi oleh seorang lelaki dari Judzām yang biasa dipanggil dengan nama Rifā‘ah bin Zaid dari bani Adh-Dhubaib. Ketika kami sampai di bukit itu, budak Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam tersebut berdiri untuk melepaskan ikatan tali pelananya. Namun tiba-tiba dia dipanah, dan menemui ajalnya di sana. Kami pun berkata: “kami mengucapkan selamat baginya wahai Rasūlullāh karena telah mendapatkan mati syahid.” Tapi Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam malah berkata: “Tidak, demi Dzāt yang jiwa Muḥammad ada di tangan-Nya, sungguh ia akan dilahab oleh api neraka karena selimut dari ghanimah perang Khaibar yang diambilnya sebelum dibagikan.” Abū Huraitah berkata: “Orang-orang pun terhenyak kaget. Setelah itu datanglah seorang lelaki dengan membawa seikat atau dua ikat tali sandal seraya berkata: “Wahai Rasūlullāh, aku dapatkan ini saat perang Khaibar”. Maka Rasūl pun berkata: “Seikat tali sandal dari api neraka atau dua ikat tali sandal dari api neraka’.

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 6213; SAD: 2336; SN: 3767.