Shahih Muslim 9 – Penjelasan tentang Iman Islam dan Ihsan (1/3)

Rangkaian Pos: Shahih Muslim Kitab 2 Bab 10 - Tentang Iman Islam Ihsan

2. Kitab Īmān

صحيح مسلم ٩: حَدَّثَنِي أَبُوْ خَيْثَمَةَ زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا وَكِيْعٌ عَنْ كَهْمَسٍ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ ح و حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللهِ بْنُ مُعَاذٍ الْعَنْبَرِيُّ وَ هذَا حَدِيْثُهُ حَدَّثَنَا أَبِيْ حَدَّثَنَا كَهْمَسٌ عَنْ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ كَانَ أَوَّلَ مَنْ قَالَ فِي الْقَدَرِ بِالْبَصْرَةِ مَعْبَدٌ الْجُهَنِيُّ فَانْطَلَقْتُ أَنَا وَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِيُّ حَاجَّيْنِ أَوْ مُعْتَمِرَيْنِ فَقُلْنَا لَوْ لَقِيْنَا أَحَدًا مِنْ أَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَسَأَلْنَاهُ عَمَّا يَقُوْلُ هؤُلَاءِ فِي الْقَدَرِ فَوُفِّقَ لَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ دَاخِلًا الْمَسْجِدَ فَاكْتَنَفْتُهُ أَنَا وَ صَاحِبِيْ أَحَدُنَا عَنْ يَمِيْنِهِ وَ الْآخَرُ عَنْ شِمَالِهِ فَظَنَنْتُ أَنَّ صَاحِبِيْ سَيَكِلُ الْكَلَامَ إِلَيَّ فَقُلْتُ أَبَا عَبْدِ الرَّحْمنِ إِنَّهُ قَدْ ظَهَرَ قِبَلَنَا نَاسٌ يَقْرَءُوْنَ الْقُرْآنَ وَ يَتَقَفَّرُوْنَ الْعِلْمَ وَ ذَكَرَ مِنْ شَأْنِهِمْ وَ أَنَّهُمْ يَزْعُمُوْنَ أَنْ لَا قَدَرَ وَ أَنَّ الْأَمْرَ أُنُفٌ قَالَ فَإِذَا لَقِيْتَ أُولئِكَ فَأَخْبِرْهُمْ أَنِّيْ بَرِيْءٌ مِنْهُمْ وَ أَنَّهُمْ بُرَآءُ مِنِّيْ وَ الَّذِيْ يَحْلِفُ بِهِ عَبْدُ اللهِ بْنُ عُمَرَ لَوْ أَنَّ لِأَحَدِهِمْ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا فَأَنْفَقَهُ مَا قَبِلَ اللهُ مِنْهُ حَتَّى يُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ
ثُمَّ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِيْ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ قَالَ بَيْنَمَا نَحْنُ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعَرِ لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ وَ لَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَ وَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَ قَالَ يَا مُحَمَّدُ أَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِسْلَامِ فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ الْإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ تُقِيْمَ الصَّلَاةَ وَ تُؤْتِيَ الزَّكَاةَ وَ تَصُوْمَ رَمَضَانَ وَ تَحُجَّ الْبَيْتَ إِنْ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلًا قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَ يُصَدِّقُهُ قَالَ فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِيْمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَ مَلَائِكَتِهِ وَ كُتُبِهِ وَ رُسُلِهِ وَ الْيَوْمِ الْآخِرِ وَ تُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ قَالَ صَدَقْتَ قَالَ فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ الْإِحْسَانِ قَالَ أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ قَالَ فَأَخْبِرْنِيْ عَنِ السَّاعَةِ قَالَ مَا الْمَسْئُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ قَالَ فَأَخْبِرْنِيْ عَنْ أَمَارَتِهَا قَالَ أَنْ تَلِدَ الْأَمَةُ رَبَّتَهَا وَ أَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ قَالَ ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا ثُمَّ قَالَ لِيْ يَا عُمَرُ أَتَدْرِيْ مَنْ السَّائِلُ قُلْتُ اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ
حَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ الْغُبَرِيُّ وَ أَبُوْ كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ وَ أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ قَالُوْا حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ مَطَرٍ الْوَرَّاقِ عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ قَالَ لَمَّا تَكَلَّمَ مَعْبَدٌ بِمَا تَكَلَّمَ بِهِ فِيْ شَأْنِ الْقَدَرِ أَنْكَرْنَا ذلِكَ قَالَ فَحَجَجْتُ أَنَا وَ حُمَيْدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ الْحِمْيَرِيُّ حَجَّةً وَ سَاقُوا الْحَدِيْثَ بِمَعْنَى حَدِيْثِ كَهْمَسٍ وَ إِسْنَادِهِ وَ فِيْهِ بَعْضُ زِيَادَةٍ وَ نُقْصَانُ أَحْرُفٍ
و حَدَّثَنِيْ مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيْدٍ الْقَطَّانُ حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ غِيَاثٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ بُرَيْدَةَ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ وَ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمنِ قَالَا لَقِيْنَا عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ فَذَكَرْنَا الْقَدَرَ وَ مَا يَقُوْلُوْنَ فِيْهِ فَاقْتَصَّ الْحَدِيْثَ كَنَحْوِ حَدِيْثِهِمْ عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ فِيْهِ شَيْءٌ مِنْ زِيَادَةٍ وَ قَدْ نَقَصَ مِنْهُ شَيْئًا
و حَدَّثَنِيْ حَجَّاجُ بْنُ الشَّاعِرِ حَدَّثَنَا يُوْنُسُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ يَحْيَى بْنِ يَعْمَرَ عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِنَحْوِ حَدِيْثِهِمْ

Shaḥīḥ Muslim 9: Telah menceritakan kepadaku Abū Khaitsamah Zuhair bin Ḥarb, telah menceritakan kepada kami Wakī‘, dari Kahmas, dari ‘Abdullāh bin Buraidah, dari Yaḥyā bin Ya‘mar. (dalam riwayat lain disebutkan) Dan telah menceritakan kepada kami ‘Ubaidullāh bin Mu‘ādz al-‘Anbarī dan ini haditsnya, telah menceritakan kepada kami bapakku, telah menceritakan kepada kami Kahmas, dari Ibnu Buraidah, dari Yaḥyā bin Ya‘mar dia berkata: “Orang yang pertama kali membahas takdir di Bashrah adalah Ma‘bad al-Juhanī, maka aku dan Ḥumaid bin ‘Abd-ur-Raḥmān al-Ḥimyarī bertolak haji atau umrah, maka kami berkata: “Seandainya kami bertemu dengan salah seorang sahabat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, maka kami akan bertanya kepadanya tentang sesuatu yang mereka katakan berkaitan dengan takdir.” Maka ‘Abdullāh bin ‘Umar diberikan taufik (oleh Allah) untuk kami, sedangkan dia masuk masjid. Lalu aku dan temanku menghadangnya. Salah seorang dari kami di sebelah kanannya dan yang lain di sebelah kirinya. Lalu aku mengira bahwa temanku akan mewakilkan pembicaraan kepadaku, maka aku berkata: “Wahai Abū ‘Abd-ir-Raḥmān, sesungguhnya nampak di hadapan kami suatu kaum membaca al-Qur’ān dan mencari ilmu lalu mengklaim bahwa tidak ada takdir, dan perkaranya adalah baru (tidak didahului oleh takdir dan ilmu Allah).” Maka ‘Abdullāh bin ‘Umar menjawab: “Apabila kamu bertemu orang-orang tersebut, maka kabarkanlah kepada mereka bahwa saya berlepas diri dari mereka, dan bahwa mereka berlepas diri dariku. Dan demi Dzāt yang mana hamba Allah bersumpah dengan-Nya, kalau seandainya salah seorang dari kalian menafkahkan emas seperti gunung Uhud, niscaya sedekahnya tidak akan diterima hingga dia beriman kepada takdir baik dan buruk.” Dia berkata: Kemudian dia mulai menceritakan hadits seraya berkata: ‘Umar bin al-Khaththāb berkata: “Dahulu kami pernah berada di sisi Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam, lalu datanglah seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan. Tidak seorang pun dari kami mengenalnya, hingga dia mendatangi Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam lalu menyandarkan lututnya pada lutut Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, kemudian ia berkata: “Wahai Muḥammad, kabarkanlah kepadaku tentang Islam?” Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjawab: Kesaksian bahwa tidak ada tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan bahwa Muḥammad adalah hamba dan utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan, serta haji ke Baitullah jika kamu mampu bepergian kepadanya. Dia berkata: “Kamu benar.” ‘Umar berkata: “Maka kami kaget terhadapnya karena dia menanyakannya dan membenarkannya.” Dia bertanya lagi: “Kabarkanlah kepadaku tentang Iman itu?” Beliau menjawab: Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, para Rasūl-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk. Dia berkata: “Kamu benar.” Dia bertanya: “Kabarkanlah kepadaku tentang Iḥsān itu?” Beliau menjawab: Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya, maka jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu.

Dia bertanya lagi: “Kapankah hari akhir itu?” Beliau menjawab: Tidaklah orang yang ditanya itu lebih mengetahui daripada orang yang bertanya. Dia bertanya: “Lalu kabarkanlah kepadaku tentang tanda-tandanya?” Beliau menjawab: Apabila seorang budak melahirkan (anak) tuannya, dan kamu melihat orang yang tidak beralas kaki, telanjang, miskin, penggembala kambing, namun bermegah-megahan dalam membangun bangunan. Kemudian dia bertolak pergi. Maka aku tetap saja heran kemudian beliau berkata: “Wahai ‘Umar, apakah kamu tahu siapa penanya tersebut?” Aku menjawab: “Allah dan Rasūl-Nya lebih tahu.” Beliau bersabda: Itulah Jibrīl, dia mendatangi kalian untuk mengajarkan kepada kalian tentang pengetahuan agama kalian”.”

Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin ‘Ubaid al-Ghubarī dan Abū Kāmil al-Jaḥdarī serta Aḥmad bin ‘Abdah mereka berkata: Telah menceritakan kepada kami Ḥammad bin Yazīd, dari Mathar al-Warrāq, dari ‘Abdullāh bin Buraidah, dari Yaḥyā bin Ya‘mar dia berkata: “Ketika Ma‘bad berkata dengan sesuatu yang dia bicarakan tentang masalah takdir, maka kami mengingkari hal tersebut.” Dia berkata lagi: “Lalu aku melakukan haji bersama Ḥumaid bin ‘Abd-ir-Raḥmān al-Ḥimyarī.” Lalu mereka menyebutkan hadits dengan makna hadits Kahmas. Di dalamnya terdapat sebagian tambahan dan kekurangan huruf.” Dan telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Ḥātim, telah menceritakan kepada kami Yaḥyā bin Sa‘īd al-Qaththān, telah menceritakan kepada kami ‘Utsmān bin Ghiyāts, telah menceritakan kepada kami ‘Abdullāh bin Buraidah, dari Yaḥyā bin Ya‘mar dan Ḥumaid bin ‘Abd-ir-Raḥmān keduanya berkata: “Kami bertemu ‘Abdullāh bin ‘Umar, lalu kami menyebutkan tentang takdir dan pendapat mereka tentangnya, lalu dia mengisahkan hadits tersebut sebagaimana hadits mereka dari ‘Umar r.a. dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, dan di dalamnya terdapat suatu tambahan dan pengurangan.” Dan telah menceritakan kepada kami Hajjāj bin asy-Syā‘ir telah menceritakan kepada kami Yūnus bin Muḥammad telah menceritakan kepada kami al-Mu‘tamir, dari Bapaknya, dari Yaḥyā bin Ya‘mar, dari Ibnu ‘Umar, dari ‘Umar dari Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dengan semisal hadits mereka.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 7; SAD: 4057, 4075; SN: 4904; MA: 179, 346, 5414, 6019, 16541, 18382, 20946, 20993, 21620.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *