Shahih Ibnu Khuzaimah Kitab Wudhu’ no. 12 – Wudhu’ Nabi Ketika Penaklukan Makkah (1/3)

صَحِيحُ ابْنِ خُزَيْمَةَ
Shaḥīḥ Ibni Khuzaimah.

Rangkaian Pos: Shahih Ibnu Khuzaimah Kitab 1 Bab 10

بَابُ ذِكْرِ الدَّلِيْلِ عَلَى أَنَّ اللهَ- عَزَّ وَ جَلَّ- إِنَّمَا أَوْجَبَ الْوُضُوْءَ عَلَى بَعْضِ الْقَائِمِيْنَ إِلَى الصَّلَاةِ لَا عَلَى كُلِّ قَائِمٍ إِلَى الصَّلَاةِ فِيْ قَوْلِهِ‏:‏ ‏[‏يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلَاةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ‏]‏ ‏[‏الْمَائِدَةِ‏:‏ 6‏]‏ الْآيَةَ‏.‏ إِذِ اللهُ جَلَّ وَ عَلَا وَلَّى نَبِيَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بَيَانَ مَا أَنْزَلَ عَلَيْهِ خَاصًّا وَ عَامًّا، فَبَيَّنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِسُنَّتِهِ أَنَّ اللهَ إِنَّمَا أَمَرَ بِالْوُضُوْءِ بَعْضَ الْقَائِمِيْنَ إِلَى الصَّلَاةِ، لَا كُلَّهُمْ، كَمَا بَيَّنَ- عَلَيْهِ السَّلَامُ- أَنَّ اللهَ- عَزَّ وَ جَلَّ- أَرَادَ بِقَوْلِهِ‏:‏ ‏[‏خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً‏]‏ ‏[‏التَّوْبَةِ‏:‏ 301‏]‏ بَعْضَ الْأَمْوَالِ لَا كُلَّهَا، وَ كَمَا بَيَّنَ بِقِسْمَةِ سَهْمِ ذِي الْقُرْبَى بَيْنَ بَنِيْ هَاشِمٍ، وَ بَنِيْ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ، أَنَّ اللهَ أَرَادَ بِقَوْلِهِ‏:‏ ‏[‏ذِي الْقُرْبَى‏)‏ بَعْضَ قَرَابَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ دُوْنَ جَمِيْعِهِمْ، وَ كَمَا بَيَّنَ أَنَّ اللهَ أَرَادَ بِقَوْلِهِ‏:‏ ‏[‏وَ السَّارِقُ وَ السَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْا أَيْدِيَهُمَا‏]‏ ‏[‏الْمَائِدَةِ‏:‏ 83‏]‏ بَعْضَ السُّرَّاقِ دُوْنَ جَمِيْعِهِمْ، إِذْ سَارِقُ دِرْهَمٍ فَمَا دُوْنَهُ يَقَعُ عَلَيْهِ اسْمُ سَارِقٍ، فَبَيَّنَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ بِقَوْلِهِ‏:‏ ‏”‏ الْقَطْعُ فِيْ رُبْعِ دِيْنَارٍ فَصَاعِدًا ‏”‏، أَنَّ اللهَ إِنَّمَا أَرَادَ بَعْضَ السُّرَّاقِ دُوْنَ بَعْضٍ بِقَوْلِهِ‏:‏ ‏[‏وَ السَّارِقُ وَ السَّارِقَةُ فَاقْطَعُوْا أَيْدِيَهُمَا‏)‏ الْآيَةَ‏.‏ قَالَ اللهُ- عَزَّ وَ جَلَّ- لِنَبِيِّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ‏:‏ وَ أَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ‏]‏ ‏[‏النَّحْلِ‏:‏ 44‏]‏‏.(5011)‏

أَخْبَرَنَا أَبُوْ طَاهِرٍ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ، ثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ، ثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيْدٍ، عَنْ سُفْيَانَ، وَ حَدَّثَنَا أَبُوْ مُوْسَى، ثَنَا عَبْدُ الرَّحْمنِ- يَعْنِي ابْنَ مَهْدِيٍّ-، ثَنَا سُفْيَانُ، عَنْ عَلْقَمَةَ بْنِ مَرْثَدٍ، عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ بُرَيْدَةَ، عَنْ أَبِيْهِ‏:‏ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ يَتَوَضَّأُ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ الْفَتْحِ تَوَضَّأَ وَ مَسَحَ عَلَى خُفَّيْهِ، وَ صَلَّى الصَّلَوَاتِ بِوُضُوْءٍ وَاحِدٍ‏.‏ فَقَالَ لَهُ عُمَرُ‏:‏ يَا رَسُوْلَ اللهِ‏!‏ إِنَّكَ فَعَلْتَ شَيْئًا لَمْ تَكُنْ تَفْعَلُهُ‏.‏ قَالَ‏:‏ ‏”‏إِنِّيْ عَمْدًا فَعَلْتُهُ يَا عُمَرُ.” هذَا حَدِيْثُ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ مَهْدِيٍّ.

  1. Abū Thāhir mengabarkan kepada kami, Abū Bakar menceritakan kepada kami, Muḥammad bin Basysyār menceritakan kepada kami, Yaḥyā bin Sa‘īd menceritakan kepada kami dari Sufyān, Abū Mūsā menceritakan kepada kami, ‘Abd-ur-Raḥmān – maksudnya Ibnu Mahdī – menceritakan kepada kami, Sufyān menceritakan kepada kami dari ‘Alqamah bin Martsad dari Sulaimān bin Buraidah dari ayahnya, bahwa Rasūlullāh s.a.w. dulu berwudhu’ dan shalat. Sewaktu Makkah dapat dikuasai, beliau berwudhu’ dan mengusap sepasang khuf beliau dan melakukan beberapa shalat dengan satu wudhu’. ‘Umar berkata kepada beliau: “Wahai Rasūlullāh, sesungguhnya engkau melakukan sesuatu yang belum pernah engkau lakukan.” Beliau bersabda: Sesungguhnya aku sengaja melakukannya hai ‘Umar.

Ini hadits ‘Abd-ur-Raḥmān bin Mahdī.

Catatan:

  1. (105).Bab: Allah ‘azza wa jalla Hanya Mewajibkan Wudhu’ kepada Sebagian Orang-orang yang Akan Menjalankan Shalat, Bukan kepada Setiap Orang yang Ingin Mengerjakan Shalat: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki”, karena Allah jalla wa ‘alā menguasakan kepada Nabi-Nya s.a.w. untuk menjelaskan apa yang diturunkan kepadanya, yang bersifat khusus maupun umum, lalu Nabi s.a.w. dengan sunnahnya menjelaskan bahwa Allah hanya memerintahkan wudhu’ kepada sebagian orang yang akan menjalankan shalat, bukan kepada semuanya-karena orang yang masih punya wudhu’ dan tidak berhadas lagi, dia boleh shalat tanpa perlu mengulang wudhu’ kembali-ed. Sebagaimana beliau s.a.w. menjelaskan bahwa Allah ‘azza wa jalla dengan firman-Nya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,” bermaksud sebagian harta saja, bukan seluruhnya. Dan sebagaimana beliau s.a.w. menjelaskan untuk memberi bagian orang-orang yang memiliki kekerabatan (dengan Nabi) antara Bani Hāsyim dan Bani ‘Abd-ul-Muththalib, yaitu bahwa Allah dengan firman-Nya: “Orang-orang yang memiliki kekerabatan (dengan-mu)”, bermaksud sebagian kerabat Nabi, bukan keseluruhan-di dalam naskah asli disebutkan: “Dūna lā jamī‘ihim.”-ed, dan sebagaimana Allah dengan firman-Nya: “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya”, bermaksud sebagian pencuri bukan semuanya, karena orang yang mencuri satu dirham atau kurang, sebutan pencuri terletak padanya, lalu Nabi s.a.w. menjelaskan lewat sabda beliau: “Hukuman potong tangan itu untuk pencurian seperempat dinar atau lebih”, bahwa Allah hanya bermaksud sebagian pencuri bukan sebagian lainnya, dengan firman Allah: “Laki-laki yang mencuri dan perumpuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya.” Allah ‘azza wa jalla berfirman kepada Nabi-Nya: “Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur’ān, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka.”

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *