Shahih Ibnu Khuzaimah Kitab Wudhu – 3 – Keistimewaan Wudhu’ Tiga Basuhan (yang) Setelahnya Terdapat Shalat Sunnah

صَحِيحُ ابْنِ خُزَيْمَةَ
Shaḥīḥ Ibni Khuzaimah.

(‏3‏)‏ بَابُ ذِكْرِ فَضْلِ الْوُضُوْءِ ثَلَاثًا ثَلَاثًا يَكُوْنُ بَعْدَهُ صَلَاةُ تَطَوُّعٍ، لَا يُحَدِّثُ الْمُصَلِّي فِيْهَا نَفْسَهُ

Bab: Keistimewaan Wudhu’ Tiga-Tiga-Basuhan, yang Sesudahnya Terdapat Shalat Sunnah, Di Mana Seseorang Tidak Berbicara Sendiri di Dalamnya (Tertib Rukun)

أَخْبَرَنَا أَبُوْ طَاهِرٍ مُحَمَّدٌ، ثَنَا أَبُوْ بَكْرٍ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ، ثَنَا يُوْنُسُ بْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى الصَّدَفِيُّ، ثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِيْ يُوْنُسُ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، وَ أَخْبَرَنِي مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبْدِ الْحَكَمِ، أَنَّ ابْنَ وَهْبٍ أَخْبَرَهُمْ قَالَ‏:‏ أَخْبَرَنِيْ يُوْنُسُ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ،أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيْدَ اللَّيْثِيَّ أَخْبَرَهُ، أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ‏:‏ أَنَّ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا يَوْمًا بِوَضُوْءٍ، فَتَوَضَّأَ، فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَ اسْتَنْثَرَ، ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْمِرْفَقِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ يَدَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُمْنَى إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَهُ الْيُسْرَى مِثْلَ ذلِكَ، ثُمَّ قَالَ‏:‏ رَأَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِيْ هذَا، ثُمَّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ‏:‏‏”‏مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوْئِيْ هذَا، ثُمَّ قَامَ فَرَكَعَ رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيْهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.”
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ‏:‏ “وَ كَانَ عُلَمَاؤُنَا يَقُوْلُوْنَ‏:‏ هذَا الْوُضُوْءُ أَسْبَغُ مَا يَتَوَضَّأَ بِهِ أَحَدٌ لِلصَّلَاةِ”‏.‏

  1. Abū Thāhir Muḥammad mengabarkan kepada kami, Abū Bakar Muḥammad bin Isḥāq menceritakan kepada kami, Yūnus bin ‘Abd-ul-A‘lā ash-Shadafī menceritakan kepada kami, Ibnu Wahb menceritakan kepada kami, Yūnus mengabarkan kepada kami dari Ibnu Syihāb; dan Muḥammad bin ‘Abdillāh bin ‘Abd-ul-Ḥakam mengabarkan kepadaku bahwa Ibnu Wahb mengabarkan kepada mereka, ia berkata: Yūnus mengabarkan kepadaku dari Ibnu Syihāb bahwa ‘Athā’ bin Yazīd al-Laitsī mengabarkan kepadanya bahwa Ḥumrān, budak yang dimerdekakan ‘Utsmān, mengabarkan kepadanya:

Bahwa ‘Utsmān bin ‘Affān suatu hari minta diambilkan air wudhu’, lalu ia berwudhu’, membasuh telapak tangannya tiga kali, menghirup air ke hidung, membasuh mukanya tiga kali, lalu membasuh tangan kanannya sampai siku tiga kali, membasuh tangan kirinya tiga kali, mengusap kepala, lalu membasuh kaki kanan sampai mata kaki tiga kali, membasuh kaki kiri sampai mata kaki tiga kali.

Kemudian ia berkata, “Aku melihat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam berwudhu’ seperti wudhu’-ku ini, lalu Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Barang siapa berwudhu’ seperti wudhu’-ku ini, lalu berdiri dan shalat dua raka‘at, di mana di dalamnya ia tidak berbicara sendiri-tertib di antara prosesi wudhu dan persiapan shalat-ed, maka dosanya yang telah lalu diampuni baginya. (971)

Ibnu Syihāb berkata, “Para ulama kita pernah berkata: “Wudhu’ ini adalah wudhu’ yang paling sempurna dilakukan seseorang untuk shalat’.”

Catatan:

  1. (97) Al-Bukhārī, wudhu’, h. 24; Muslim, Bersuci, h. 3 dan Abū Dāūd, hadits (106).

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *