Shahih Ibnu Hibban no.28 – Pasal : Kepastian Masuk Neraka Bagi Orang yang Menisbatkan Sesuatu Kepada Al-Mushthafā S.A.W. Tanpa Mengetahui Kebenarannya

Shahih Ibnu Hibban
(Judul Asli: Shaḥīḥu Ibni Ḥibbān bi Tartībi Ibni Balbān)
Oleh: Amri ‘Ala’uddin ‘Ali bin Balban al-Farisi

Penerjemah: Mujahidin Muhayan, Saiful Rahman Barito
Penerbit: Pustakan Azzam

Rangkaian Pos: Shahih Ibnu Hibban Kitab 1 Bab 3 - Pasal

Kepastian Masuk Neraka bagi Orang yang Menisbatkan Sesuatu Kepada al-Mushthafā shallallāhu ‘alaihi wa sallam tanpa Mengetahui Kebenarannya

Hadits Nomor: 28

رقم الحديث: 82
(حديث مرفوع) أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ مُحَمَّدٍ الْأَزْدِيُّ، قَالَ: حَدَّثَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدَةُ بْنُ سُلَيْمَانَ، قَالَ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَمْرٍو، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُوْ سَلَمَةَ، عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ، عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، قَالَ: “مَنْ قَالَ عَلَيَّ مَا لَمْ أَقُلْ، فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.”

  1. ‘Abdullāh bin Muḥammad al-Azdī mengabarkan kepada kami, dia berkata: Isḥāq bin Ibrāḥim menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Abdah bin Sulaimān menceritakan kepada kami, dia berkata: Muḥammad bin ‘Amru menceritakan kepada kami, dia berkata: Abū Salamah menceritakan kepada kami, dari Abū Hurairah, dari Rasūlullāh s.a.w., beliau bersabda: “Siapa mengatakan sesuatu atas namaku, padahal aku tidak pernah mengatakannya, maka hendaklah dia menempati tempat duduknya dari neraka (fal yatabawwa’ maq‘adahu min-an-nār).” (2391) [2: 109].

Catatan:

  1. (239). Sanad-nya ḥasan. Muḥammad bin ‘Amru adalah Ibnu ‘Alqamah bin Waqqāsh al-Laitsī al-Madanī. Sebagian orang membicarakannya dari sisi hapalannya, tapi al-Bukhārī dan Muslim mengeluarkan haditsnya. Al-Bukhārī mengeluarkan haditsnya berkaitan dengan hadits lainnya dan sebagai komentar. Dan Muslim mengeluarkan haditsnya sebagai mutābi‘. Para Imam lainnya juga meriwayatkan haditsnya. Sementara para periwayat lainnya semuanya tsiqah. Abū Salamah adalah Ibnu ‘Abd-ir-Raḥmān bin ‘Auf az-Zuhrī al-Madanī. Ada yang mengatakan bahwa namanya adalah ‘Abdullāh, dan ada yang mengatakan: Ismā‘īl.Diriwayatkan oleh Ibnu Mājah (34) dalam Mukaddimah, bab Kecaman terhadap berdusta dengan sengaja atas Rasūlullāh s.a.w., dari Abū Bakar bin Abū Syaibah, dari Muḥammad bin Bisyr, dari Muḥammad bin ‘Amru, dengan sanad ini.Diriwayatkan oleh Aḥmad (II/410, 469, dan 519) dan an-Nasā’ī dalam kitab Ilmu, sebagaimana juga dalam Tuḥfat-ul-Asyrāf (IX/436), melalui dua jalur dari Syu‘bah, dari Abū Ḥashīn, dari Abū Shāliḥ, dari Abū Hurairah.

    Diriwayatkan oleh al-Bukhārī (110) dalam kitab Ilmu, bab Dosa orang yang berdusta atas Nabi s.a.w., dan (6197) dalam kitab Adab, bab Orang yang memberi nama dengan nama-nama para nabi; dan oleh Muslim (3) dalam Mukaddimah, bab Kecaman terhadap berdusta atas Rasūlullāh; melalui dua jalan dari Abū ‘Awānah, dari Abū Ḥashīn, dari Abū Shāliḥ, dari Abū Hurairah, dari Nabi s.a.w., beliau bersabda: “Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja….”

    Diriwayatkan oleh Ibnu Abī Syaibah (VIII/762), Aḥmad (II/321 dan 365), dan ath-Thahawī dalam al-Musykīl (I/170 dan 171), melalui Bakar bin ‘Amru, dari ‘Amru bin Abū Nu‘aimah, dari Abū ‘Utsmān Muslim bin Yasār, dari Abū Hurairah. Dan ini adalah khabar mutawātir. Hadits bab ini juga diriwayatkan dari Anas bin Mālik yang akan disebutkan dengan nomor (31).

    Diriwayatkan dari Zubair bin ‘Awwām oleh Aḥmad (I/165 dan 167); Ibnu Mājah (36) dalam Mukaddimah; Abū Dāūd (3651) dalam kitab Ilmu, bab Kecaman terhadap berdusta atas Rasūlullāh; al-Bukhārī (607); Ibnu Abī Syaibah (VIII/760); al-Qudhā’ī (549); dan ath-Thahawī dalam al-Musykīl (I/211).

    Diriwayatkan dari Mughīrah oleh al-Bukhārī (1291) dalam kitab Jenazah-jenazah Muslim (4) dalam Mukaddimah, Ibnu Abī Syaibah (VIII/764), ath-Thahawī (I/226), dan al-Baihaqī dalam as-Sunan (IV/72).

    Diriwayatkan dari ‘Abdullāh bin ‘Amru oleh al-Bukhārī (3461) dalam kitab Kisah-kisah Para Nabi, at-Tirmidzī (2671) dalam kitab Ilmu, Aḥmad (II/171, 202, 214), dan al-Baihaqī dalam as-Sunan (X/222).

    Diriwayatkan dari ‘Abdullāh bin Mas‘ūd oleh at-Tirmidzī (2661) dalam kitab Ilmu, Ibnu Mājah (30) dalam Mukaddimah, Ibnu Abī Syaibah (VIII/759), ath-Thahawī (I/213), dan al-Qudhā’ī (547, 560, dan 561).

    Diriwayatkan dari Sa‘īd al-Khudrī oleh Aḥmad (III/36, 44, 46, dan 56), Muslim (3004) dalam kitab Zuhud, Ibnu Mājah (37) dalam Mukaddimah, ‘Abd-ur-Razzāq (20493), Ibnu Abī Syaibah (VIII/762), dan ath-Thahawī (220).

    Diriwayatkan dari Jābir oleh Aḥmad (III/303), Ibnu Mājah (33) dalam Mukaddimah, dan ad-Dārimī (I/76).

    Diriwayatkan dari ‘Alī oleh al-Bukhārī (106), Muslim (1), at-Tirmidzī (2660), al-Baghawī (114), ath-Thayālisī (107), ath-Thahawī (209), dan Ibnu Mājah (31) dalam Mukaddimah.

    Diriwayatkan dari Abū Qatādah oleh Ibnu Mājah (35) dalam Mukaddimah, Ibnu Abī Syaibah (VIII/761), ath-Thahawī (225), dan al-Ḥākim (I/112).

    Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbās oleh ad-Dārimī (I/76), Aḥmad (I/233), Ibnu Abī Syaibah (VIII/763), ath-Thahawī (214), al-Qudhā’ī (554), dan ath-Thabrānī dalam ak-Kabīr (12393 dan 12394).

    Diriwayatkan dari Qais bin Sa‘d bin ‘Ubādah oleh Aḥmad (III/422).

    Diriwayatkan dari Salamah bin Akwā’ oleh Aḥmad (IV/47).

    Diriwayatkan dari ‘Uqbah bin ‘Āmir oleh Aḥmad (IV/156 dan 202) dan al-Baihaqī dalam as-Sunan (III/276).

    Diriwayatkan dari Zaid bin Arqam oleh Aḥmad (IV/367), Ibnu Abī Syaibah (VIII/764), al-Bazzār (217), dan ath-Thahawī (222).

    Dan diriwayatkan dari seorang laki-laki di antara para sahabat oleh Aḥmad (IV/412).

    Sabda Nabi s.a.w.: “fal-yatabawwa’ maq‘aduh min-an-nār,” artinya: Hendaklah dia menempati tempat tinggalnya dari neraka. Dikatakan: Bawwa’ ahlullāhu manzilan, artinya: Allah menempatkannya di suatu tempat tinggal. Tabawwa’tu manzilan, artinya: Aku menjadikan tempat tinggal. Dan maba’ah: tempat tinggal. Ini dikatakan dalam an-Nihāyah.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *