Shahih Ibnu Hibban no.17 – Berpegang Teguh Pada Sunnah : Pemastian Masuk Surga Bagi Orang yang Menaati Allah dan Rasul-Nya Dalam Apa yang Diperintahkan dan Dilarang-Nya

Shahih Ibnu Hibban
(Judul Asli: Shaḥīḥu Ibni Ḥibbān bi Tartībi Ibni Balbān)
Oleh: Amri ‘Ala’uddin ‘Ali bin Balban al-Farisi

Penerjemah: Mujahidin Muhayan, Saiful Rahman Barito
Penerbit: Pustakan Azzam

Rangkaian Pos: Shahih Ibnu Hibban Kitab 1 Bab 2 - Berpegang Teguh Pada Sunnah

رقم الحديث: 71
(حديث مرفوع) أَخْبَرَنَا إِسْحَاقُ بْنُ إِبْرَاهِيْمَ بْنِ إِسْمَاعِيْلَ بِبُسْتَ، وَ مُحَمَّدُ بْنُ إِسْحَاقَ بْنِ إِبْرَاهِيْمَ، مَوْلَى ثَقِيْفٍ بِنِيْسَابُوْرَ، قَالَا: حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيْدٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ خَلِيْفَةَ، عَنِ الْعَلَاءِ بْنِ الْمُسَيِّبِ، عَنْ أَبِيْهِ، عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ: “وَ الَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ، لَتَدْخُلُنَّ الْجَنَّةَ كُلُّكُمْ إِلَّا مَنْ أَبَى وَ شَرَدَ عَلَى اللهِ كَشِرَادِ الْبَعِيْرِ”، قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَنْ يَأْبَى أَنْ يَدْخُلَ الْجَنَّةَ؟ قَالَ: “مَنْ أَطَاعَنِيْ دَخَلَ الْجَنَّةَ، وَ مَنْ عَصَانِيْ فَقَدْ أَبَى” قَالَ أَبُوْ حَاتِمٍ: طَاعَةُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهِ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ هِيَ الْانْقِيَادُ لِسُنَّتِهِ بِتَرْكِ الْكَيْفِيَّةِ وَ الْكَمِّيَّةِ فِيْهَا، مَعَ رَفْضِ قَوْلِ كُلِّ مَنْ قَالَ شَيْئًا فِيْ دِيْنِ اللهِ جَلَّ وَ عَلَا بِخِلَافِ، سُنَّتِهِ دُوْنَ الْاِحْتِيَالِ فِيْ دَفْعِ السُّنَنِ بِالتَّأْوِيْلَاتِ الْمُضْمَحِلَّةِ، وَ الْمُخْتَرَعَاتِ الدَّاحِضَةِ.

  1. Isḥāq bin Ibrāhīm bin Ismā‘īl di Bust dan Muḥammad bin Isḥāq bin Ibrāhīm, mantan budak Tsaqīf, di Nīsābūr, mengabarkan kepada kami, keduanya berkata: Qutaidah bin Sa‘īd menceritakan kepada kami, dia berkata: Khalaf bin Khalīfah menceritakan kepada kamu, dari ‘Alā’ bin Musayyab, dari bapaknya, dari Abū Sa‘īd al-Khudrī, dia berkata: [Rasūlullāh s.a.w. bersabda]: Demi Dzat yang jiwaku ada di dalam genggaman-Nya, kalian benar-benar akan masuk surga semuanya, kecuali orang yang enggan dan membangkang kepada Allah seperti membangkangnya unta. Mereka berkata: “Wahai Rasūlullāh, siapakah yang enggan untuk masuk surga?” Beliau bersabda: Siapa mematuhiku, maka dia akan masuk surga. Dan siapa mendurhakaiku, maka dia telah enggan. (2131).

Abū Ḥātim berkata: Mematuhi Rasūlullāh s.a.w. berarti tunduk kepada Sunnahnya, dengan meninggalkan pertanyaan bagaimana dan berapa tentangnya, disertai dengan penolakan terhadap perkataan setiap orang yang mengatakan sesuatu dalam agama Allah s.w.t. yang bertentangan dengan Sunnahnya, dan tanpa mencari-cari jalan untuk menolak Sunnah dengan ta’wil-ta’wil yang binasa dan temuan-temuan yang rusak.

 

Catatan:

  1. (213). Para periwayatnya tsiqah dan merupakan para periwayat Muslim. Hanya saja, Khalaf bin Khalīfah – dan dia adalah Ibnu ‘Ashid al-Asyja‘ī, budak Bani Asyja‘, Abū Aḥmad at-Tābi‘ī – berubah dan pikun sebelum kematiannya. Dalam Majma‘-uz-Zawā’id (X/70), al-Haitsamī menisbatkannya kepada ath-Thabrānī dalam al-Awsath dan berkata: “Dan para periwayatnya adalah para periwayat ash-Shaḥīḥ.”Hadits bab ini memiliki hadits pendukung (syāhid) yang diriwayatkan dari Abū Hurairah oleh Aḥmad (II/361); al-Bukhārī (7280) dalam kitab Berpegang Teguh, bab Mengikuti Sunnah Rasūlullāh; dan al-Ḥakīm (I/55); melalui Fulaih bin Sulaimān, dari Hilāl bin ‘Alī, dari ‘Athā’ bin Yasār, dari Abū Hurairah yang me-marfū‘-kannya, dengan redaksi: “Semua umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan.” Mereka berkata: “Wahai Rasūlullāh, siapakah yang enggan?” Beliau berkata: “Siapa menaatiku, maka dia akan masuk surga. Dan siapa mendurhakaiku, maka dia telah enggan.”Aḥmad dan al-Ḥakīm (I/55 dan IV/247) meriwayatkan melalui Ya‘qūb bin Ibrāhīm bin Sa‘d, dari bapaknya, dari Shāliḥ bin Kaisān, dari al-A‘raj, dari Abū Hurairah, dia berkata: Rasūlullāh s.a.w. bersabda: “Kalian benar-benar akan masuk surga, kecuali orang yang enggan dan membangkang kepada Allah seperti membangkangnya unta.” Dan sanad-nya sesuai dengan syarat asy-Syaikhān, sebagaimana dikatakan oleh al-Ḥakīm dan al-Ḥāfizh dalam al-Fatḥ (XIII/254).

    Diriwayatkan dari Abū Umāmah al-Bāhilī oleh Aḥmad (V/258) dan al-Ḥakīm (I/55 dan IV/247). Dalam Majma‘-uz-Zawā’id (X/70-71), al-Haitsamī berkata: “Dan anggota-anggota Aḥmad adalah para periwayat ash-Shaḥīḥ, kecuali ‘Alī bin Khālid, dan dia tsiqah.” Sementara dalam al-Fatḥ, al-Ḥāfizh membatasi diri pada penisbatannya kepada ath-Thabrānī dan menganggap bagus sanad-nya.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *