Shahih Ibnu Hibban
(Judul Asli: Shaḥīḥu Ibni Ḥibbān bi Tartībi Ibni Balbān)
Oleh: Amri ‘Ala’uddin ‘Ali bin Balban al-Farisi
Penerjemah: Mujahidin Muhayan, Saiful Rahman Barito
Penerbit: Pustakan Azzam
ذِكْرُ الْإِخْبَارِ عَمَّا يَجِبُ عَلَى الْمَرْءِ مِنْ لُزُوْمِ هَدْيِ الْمُصْطَفَى بِتَرْكِ الِانْزِعَاجِ عَمَّا أُبِيْحَ مِنْ هذِهِ الدُّنْيَا لَهُ بِإِغْضَائِهِ
رقم الحديث: 9
(حديث مرفوع) أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْحَسَنِ بْنِ قُتَيْبَةَ قَالَ: حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي السَّرِيِّ، قَالَ: حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، قَالَ: أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: دَخَلَتِ امْرَأَةُ عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُوْنٍ، وَ اسْمُهَا خَوْلَةُ بِنْتُ حَكِيْمٍ عَلَى عَائِشَةَ وَ هِيَ بَذَّةُ الْهَيْئَةِ، فَسَأَلَتْهَا عَائِشَةُ: مَا شَأْنُكِ؟، فَقَالَتْ: زَوْجِيْ يَقُوْمُ اللَّيْلَ، وَ يَصُوْمُ النَّهَارَ، فَدَخَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، فَذَكَرَتْ عَائِشَةُ ذلِكَ لَهُ فَلَقِيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عُثْمَانَ بْنَ مَظْعُوْنٍ، فَقَالَ: «يَا عُثْمَانُ، إِنَّ الرَّهْبَانِيَّةَ
لَمْ تُكْتَبْ عَلَيْنَا، أَمَا لَكَ فِيَّ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ؟ فَوَاللهِ إِنِّيْ لَأَخْشَاكُمْ للهِ، وَ أَحْفَظُكُمْ لِحُدُوْدِهِ» صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ. [66: 3]
Dikeluarkan dengan maknanya oleh Aḥmad (VI/106) melalui Mu’ammal bin Ismā‘īl, dari Ḥammād, dari Isḥāq bin Suwaid, dari Yaḥyā bin ‘Umar, dari ‘Ā’isyah…Dan ini adalah sanad yang ḥasan dengan dukungan hadits-hadits lainnya. Sebab, Mu’ammal buruk hapalannya.
Dalam al–Majma‘ (IV/301), al-Haitsamī berkata: “Sanad-sanad Aḥmad para periwayatnya tsiqah. Hanya saja, jalur riwayat: ‘Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian dan paling menjaga hukum-hukumNya di antara kalian adalah aku,’ di-musnad-kan oleh Aḥmad dan di-sambung-kan (muttashil) oleh al-Bazzār dengan para periwayat yang tsiqah.”
Hadits bab ini juga diriwayatkan dari Abū Mūsā al-Asy‘arī. Al-Haitsamī berkata: “Diriwayatkan oleh Abū Ya‘lā dan ath-Thabrānī dengan beberapa sanad. Dan sebagian dari sanad-sanad-nya ath-Thabrānī itu para anggotanya tsiqah.”
Diriwayatkan dari Abū ‘Umāmah. Lihat Al–Majma‘. (IV/302).[/efn_note])menceritakan kepada kami, dia berkata: ‘Abd-ur-Razzāq menceritakan kepada kami, dia berkata: Ma‘mar mengabarkan kepada kami, dari az-Zuhrī dari ‘Urwah, dari ‘Ā’isyah radhiyallāhu ‘anhā, dia berkata: Istri ‘Utsmān bin Mazh‘ūn -dan namanya adalah Khaulah binti al-Ḥakīm- mengunjungi ‘Ā’isyah dengan kondisi yang lusuh. Maka ‘Ā’isyah bertanya kepadanya: “Ada apa denganmu?, Dia menjawab: “Suamiku beribadah malam hari dan berpuasa pada siang hari.” Lalu Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam masuk. ‘Ā’isyah pun menceritakan hal itu kepada beliau. Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam menemui ‘Utsmān bin Mazh‘ūn dan berkata: “Wahai ‘Utsmān, sesungguhnya kerahiban itu tidak ditetapkan atas kita. Tidakkah kamu memiliki teladan yang baik dalam diriku? Demi Allah, aku adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian dan paling menjaga hukum-hukum-Nya di antara kalian ” Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada beliau. [3: 66]