Hati Senang

Shahih Ibnu Hibban 8 – Berpegang Teguh Pada Sunnah (6/25)

Shahih Ibnu Hibban
(Judul Asli: Shaḥīḥu Ibni Ḥibbān bi Tartībi Ibni Balbān)
Oleh: Amri ‘Ala’uddin ‘Ali bin Balban al-Farisi


Penerjemah: Mujahidin Muhayan, Saiful Rahman Barito
Penerbit: Pustakan Azzam

ذِكْرُ الْبَيَانِ بِأَنَّ مَنْ أَحَبَّ اللهَ جَلَّ وَ عَلَا وَ صَفِيَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ، بِإِيْثَارِ أَمْرِهِمَا، وَ ابْتِغَاءِ مَرْضَاتِهِمَا عَلَى رِضَى مَنْ سِوَاهُمَا، يَكُوْنُ فِي الْجَنَّةِ مَعَ الْمُصْطَفَى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ

Penjelasan bahwa siapa mencintai Allah subḥānallāhu wa ta‘ālā dan Rasūl-Nya shallallāhu ‘alaihi wa sallam, dengan Mengutamakan Perintah dan Mengharapkan Ridha Keduanya atas Ridha selain Keduanya, maka Dia akan Berada di Surga bersama al Mushthafā shallallāhu ‘alaihi wa sallam

Hadits Nomor: 8

رقم الحديث: 8
(حديث مرفوع) أَخْبَرَنَا الْحَسَنُ بْنُ سُفْيَانَ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ أَبِيْ بَكْرٍ الْمُقَدَّمِيُّ، حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنِيْ أَبِيْ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ أَعْرَابِيًّا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ كَانُوْا هُمْ أَجْدَرَ أَنْ يَسْأَلُوْهُ مِنْ أَصْحَابِهِ، فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَتَى السَّاعَةُ؟، قَالَ: «وَ مَا أَعْدَدْتَ لَهَا؟ » قَالَ: مَا أَعْدَدْتُ لَهَا إِلَّا أَنِّيْ أُحِبُّ اللهَ وَ رَسُوْلَهُ، قَالَ: «فَإِنَّكَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ» قَالَ أَنَسٌ: فَمَا رَأَيْتُ الْمُسْلِمِيْنَ فَرِحُوْا بِشَيْءٍ بَعْدَ الْإِسْلَامِ أَشَدَّ مِنْ فَرَحِهِمْ بِقَوْلِهِ [65: 3].

    1. Ḥasan bin Sufyān mengabarkan kepada kami: Muḥammad bin Abū Bakar al-Muqaddamī menceritakan kepada kami: Mu‘ādz bin Hisyām menceritakan kepada kami: Ubay menceritakan kepadaku, dari Qatādah, dari Anas bin Mālik, bahwa seorang Badui bertanya kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam –dan mereka lebih pantas bertanya kepada beliau yaitu para sahabat beliau- dangan berkata: “Wahai Rasūlullāh, kapan kiamat itu?” Beliau berkata: “Apa yang telah kamu persiapkan untuknya?” Dia berkata: “Aku tidak mempersiapkan untuknya kecuali bahwa aku mencintai Allah dan Rasūl-Nya.” Beliau berkata: Sesungguhnya kamu akan bersama orang yang kamu cintai.” Anas berkata: “Aku tidak pernah melihat kaum muslim bergembira karena sesuatu setelah Islam melebihi kegembiraan mereka karena sabda beliau ini.” (1971)[3: 65]

       

       

Catatan:

  1. (197) Sanad-nya shaḥīḥ berdasarkan syarat asy-Syaikhān (al-Bukhārī dan Muslim). Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/178); al-Bukhārī dalam al-Adab-ul-Mufrad (352); Muslim (2639), (164) dalam kitab Kebaikan, Silaturahim, dan Adab-Adab, bab Seseorang akan bersama yang dicintainya; al-Baghawī dalam Syarḥ-us-Sunnah (3477); melalui beberapa jalur dari Hisyām ad-Dastuwā’ī, dengan redaksi ini.Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/173 dan 276) dan Muslim (2639, 16+), melalui dua jalur dari Syu‘bah, dari Qatādah, dengan redaksi ini.

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/197) dan al-Bukhārī (6167) dalam kitab Adab, bab Apa yang diriwayatkan tentang perkataan seseorang: “Celakalah kamu!”, melalui jalur Hammām, dari Qatādah, dengan redaksi ini.

    Diriwayatkan oleh Muslim (2639,164) melalui Qutaibah, dari Abū ‘Awānah, dari Qatādah, dengan redaksi ini.

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/104) melalui Abū ‘Ady, dan (200) melalui Yazīd dan al-Anshārī; at-Tirmidzī (2385) dalam kitab Zuhud, bab riwayat bahwa seseorang akan bersama yang dicintainya; dan al-Baghawī (3479) melalui ‘Alī bin Ḥujr, dari Ismā‘īl bin Ja‘far. Semuanya dari Ḥumaid ath-Thawīl, dari Anas. Penulis akan menyebutkannya dengan nomor (105), melalui jalur Mu‘tamir bin Sulaimān, dari Ḥumaid, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh al-Ḥumaidī (1190), Aḥmad (III/110), Muslim (2639,162).

    Ibnu Mandah dalam al-Īmān (289), dan al-Baghawī (3476), melalui beberapa jalur dari Sufyān bin ‘Uyainah, dari az-Zuhrī, dari Anas. Dan melalui Sufyān, akan disebutkan oleh penulis dengan nomor (563).

    Diriwayatkan oleh ‘Abd-ur-Razzāq dalam al-Mushannaf (20317) dari Ma‘mar, dari az-Zuhrī, dari Anas. Dan melalui jalur yang sama, diriwayatkan oleh Aḥmad (III/165), Muslim (2639,162), Ibnu Mandah dalam al-Īmān (290).

    Diriwayatkan oleh Ibnu Mandah (291) melalui beberapa jalur dari Abū Yamān Ḥakam bin Nāfi‘, dari Syu‘aib bin Abī Ḥamzah, dari az-Zuhrī, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/226 dan 283) melalui Mubārak bin Fadhālah, dari Ḥasan, dari Anas. Dan melalui Mubārak akan disebutkan oleh penulis dengan nomor (564).

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/2I3) melalui ‘Abd-ush-Shamad, dari ‘Imrān al-Qaththān, dari Ḥasan, dari Anas.

    Dikeluarkan dengan ringkas oleh at-Tirmidzī (2386) dalam kitab Zuhud, bab Apa yang diriwayatkan bahwa seseorang akan bersama yang dicintainya, melalui jalur Abū Hisyām al-Rifā‘ī, dari Ḥafsh bin Ghiyāts, dari Asy‘ats, dari Ḥasan, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/159, 168, 268, dan 288) melalui ‘Affān dan Abū Kāmil Muzhaffar bin Mudrik al-Khurāsānī, dan (228) melalui Yūnus dan Ḥasan bin Mūsā. Semuanya dari Ḥammād bin Salamah, dari Tsābit, dari Anas. Dan melalui Ḥammād bin Salamah, akan disebutkan oleh penulis dengan nomor (565).

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/227); al-Bukhārī (3688) dalam kitab Keutamaan-Keutamaan Para Sahabat, bab Kebajikan-kebajikan ‘Umar bin Khaththāb; Muslim (2639,163); al-Baghawī (3475); dan Ibnu Mandah (293); melalui beberapa jalur dari Ḥammād bin Zaid, dari Tsābit, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/198) melalui Zaid bin Ḥubāb, dari Ḥusain bin Wāqid, dari Tsābit, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/221) dan 222) melalui Hāsyim, dari Sulaimān, dari Tsābit, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh Abū Dāūd (5127) dalam kitab Adab, bab Pemberitahuan laki-laki tentang cintanya kepada beliau; dan Ibnu Mandah (292); melalui dua jalur dari Khālid bin ‘Abdullāh, dari Yūnus bin ‘Ubaid, dari Tsābit, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh Muslim (2639,161) dan Ibnu Mandah (292) melalui Mālik, dari Isḥāq bin ‘Abdullāh bin Abī Thalḥah, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh Aḥmad (III/172 dan 208) melalui Muḥammad bin Ja‘far dan Rauḥ, dari Syu‘bah, dan (207 dan 255) melalui Aswad bin ‘Āmir, dari Abū Bakar bin ‘Ayyāsy; serta oleh al-Bukhārī (7153) dalam kitab Hukum-Hukum dan Muslim (2639), (164) melalui ‘Utsmān bin Abī Syaibah, dari Jarīr. Semuanya dari Manshūr, dari Sālim bin Abī Ja‘d, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh ath-Thayālisī (2131) melalui Syu‘bah, dari Manshūr dan al-A‘masy, dari Sālim, dari Anas.

    Diriwayatkan oleh al-Bukhārī (6171) dalam kitab Adab, bab Tanda cinta kepada Allah; dan Muslim (2631, 164); melalui Syu‘bah, dari ‘Amru bin Murrah, dari Sālim bin Abī Ja‘d, dari Anas.

    Dan diriwayatkan oleh Aḥmad (III/167) melalui Ḥajjāj, dari Laits, dari Sa‘īd, dari Syarīk, dari Anas, dan (III/202) melalui Yazīd, dari Muḥammad bin ‘Amru, dari Katsīr bin Akhnas, dari Anas.

    Hadis bab ini juga diriwayatkan dari Abū Dzarr yang akan disebutkan dengan nomor (556); dari Abū Mūsā yang akan disebutkan dengan nomor (557); dari Shafwān bin ‘Assāl yang akan disebutkan dengan nomor (562); diriwayatkan dari Jābir oleh Aḥmad (III/336 dan 394); Dan diriwayatkan dari Ibnu Mas‘ūd oleh Aḥmad (I 392) dan al-Bukhārī (6169).

    Hadits ini termasuk dalam kumpulan mutawātir. Dalam al Fatḥ (X/560), al-Ḥāfizh berkata: ‘Abū Nu‘aim telah mengumpulkan jalur-jalur hadits ini dalam satu jilid.

    Yang dinamakannya dengan kitab Orang.orang Yang Mencintai Akan Bersama dengan Orang-orang Yang Dicintainya. Dan jumlah sahabat di dalamnya mencapai sekitar 20 orang.”

    Al-Kattānī menyebutkan 15 sahabat bagi hadits ini. Lihat Nazhm al-Mutanātsir (hlm 129), Al-Azhar al-Mutanātsirah karya as-Suyuthī (hlm. 26), dan Laqth al-La’āli al-Mutanātsirah karya az-Zubaidī (hlm. 85-86

Alamat Kami
Jl. Zawiyah, No. 121, Rumah Botol Majlis Dzikir Hati Senang,
RT 06 RW 04, Kp. Tajur, Desa Pamegarsari, Parung, Jawa Barat. 16330.