Shahih Bukhari no.85 : Anjuran Nabi S.A.W. Kepada Utusan ‘Abd-ul-Qais Untuk Menjaga Iman

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

Rangkaian Pos: Shahih Bukhari Kitab 3 (Kitab Ilmu)

صحيح البخاري ٥٨: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ: حَدَّثَنَا غُنْدَرٌ قَالَ: حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِيْ جَمْرَةَ قَالَ:
كُنْتُ أُتَرْجِمُ بَيْنَ ابْنِ عَبَّاسٍ وَ بَيْنَ النَّاسِ فَقَالَ: إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ أَتَوا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فَقَالَ: مَنِ الْوَفْدُ أَوْ مَنِ الْقَوْمُ قَالُوْا: رَبِيْعَةُ فَقَالَ: مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَ لَا نَدَامَى قَالُوْا: إِنَّا نَأْتِيْكَ مِنْ شُقَّةٍ بَعِيْدَةٍ وَ بَيْنَنَا وَ بَيْنَكَ هذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ وَ لَا نَسْتَطِيْعُ أَنْ نَأْتِيَكَ إِلَّا فِيْ شَهْرٍ حَرَامٍ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ نُخْبِرُ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا نَدْخُلُ بِهِ الْجَنَّةَ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَ نَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ بِالْإِيْمَانِ بِاللهِ عَزَّ وَ جَلَّ وَحْدَهُ قَالَ: هَلْ تَدْرُوْنَ مَا الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَحْدَهُ قَالُوْا: اللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ: شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَ إِقَامُ الصَّلَاةِ وَ إِيتَاءُ الزَّكَاةِ وَ صَوْمُ رَمَضَانَ وَ تُعْطُوا الْخُمُسَ مِنَ الْمَغْنَمِ وَ نَهَاهُمْ عَنِ الدُّبَّاءِ وَ الْحَنْتَمِ وَ الْمُزَفَّتِ قَالَ شُعْبَةُ: رُبَّمَا قَالَ: النَّقِيْرِ وَ رُبَّمَا قَالَ: الْمُقَيَّرِ قَالَ: احْفَظُوْهُ وَ أَخْبِرُوْهُ مَنْ وَرَاءَكُمْ.

Shahih Bukhari 85: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Basysyār berkata: Telah menceritakan kepada kami Ghundar berkata: Telah menceritakan kepada kami Syu‘bah dari Abū Jamrah berkata: aku pernah menjadi penerjemah antara Ibnu ‘Abbās dan orang-orang, katanya: bahwasanya telah datang rombongan utusan ‘Abd-ul-Qais menemui Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam lalu Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berkata: “Utusan siapakah ini atau kaum manakah ini?” Utusan itu menjawab: “Rabī‘ah”. Lalu Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam berkata: “Selamat datang kaum atau para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal!”. Para utusan berkata: “Wahai Rasūlullāh kami datang dari perjalanan yang jauh sementara di antara kampung kami dan engkau ada kampung kaum kafir (suku) Mudhar, dan kami tidak sanggup untuk mendatangi engkau kecuali di bulan suci. Ajarkanlah kami dengan satu perintah yang jelas, yang dapat kami amalkan dan kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami dan dengan begitu kami dapat masuk surga.” Lalu mereka bertanya kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam tentang minuman. Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, beliau berkata: “Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasūl-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjelaskan: “Persaksian tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa Muḥammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhān dan kalian mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang”. Dan Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu dari meminum dari al-Ḥantam, ad-Dubbā’ dan al-Muzaffat. Syu‘bah menerangkan; terkadang beliau menyebutkan an-Naqīr dan terkadang Muqayyir (bukan Naqīr). Kemudian Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian!”.

Derajat: Ijmā‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 6724, 7001; SM: 24; SN: 5597.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *