صحيح البخاري ٤٥: حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ نَافِعٍ قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنْ الزُّهْرِيِّ قَالَ: حَدَّثَنِيْ عَامِرُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ سَعْدِ بْنِ أَبِيْ وَقَّاصٍ أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: إِنَّكَ لَنْ تُنْفِقَ نَفَقَةً تَبْتَغِيْ بِهَا وَجْهَ اللهِ إِلَّا أُجِرْتَ عَلَيْهَا حَتَّى مَا تَجْعَلُ فِيْ فَمِ امْرَأَتِكَ.
Shaḥīḥ Bukhari 54: Telah menceritakan kepada kami al-Ḥakam bin Nāfi‘ berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu‘aib dari az-Zuhrī berkata: Telah menceritakan kepadaku ‘Āmir bin Sa‘d dari Sa‘d bin Abū Waqqāsh bahwasanya dia mengabarkan: Bahwa Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya, tidaklah kamu menafkahkan suatu nafkah yang dimaksudkan untuk mengharap wajah Allah kecuali kamu akan diberi pahala, (bahkan) termasuk sesuatu yang kamu suapkan ke mulut istrimu.”
Derajat: Ijma‘ ‘Ulama’: Shaḥīḥ.
Pembanding: Tidak ada.