Shahih Bukhari no.51 – Bab 39 : Menunaikan Pembagian Seperlima Bagian Ghanimah Merupakan Bagian Dari Iman

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

صحيح البخاري ١٥: حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ الْجَعْدِ قَالَ: أَخْبَرَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِيْ جَمْرَةَ قَالَ:
كُنْتُ أَقْعُدُ مَعَ ابْنِ عَبَّاسٍ يُجْلِسُنِيْ عَلَى سَرِيْرِهِ فَقَالَ: أَقِمْ عِنْدِيْ حَتَّى أَجْعَلَ لَكَ سَهْمًا مِنْ مَالِيْ فَأَقَمْتُ مَعَهُ شَهْرَيْنِ ثُمَّ قَالَ: إِنَّ وَفْدَ عَبْدِ الْقَيْسِ لَمَّا أَتَوا النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ: مَنِ الْقَوْمُ أَوْ مَنْ الْوَفْدُ قَالُوْا: رَبِيْعَةُ قَالَ: مَرْحَبًا بِالْقَوْمِ أَوْ بِالْوَفْدِ غَيْرَ خَزَايَا وَ لَا نَدَامَى فَقَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ إِنَّا لَا نَسْتَطِيْعُ أَنْ نَأْتِيْكَ إِلَّا فِي الشَّهْرِ الْحَرَامِ وَ بَيْنَنَا وَ بَيْنَكَ هذَا الْحَيُّ مِنْ كُفَّارِ مُضَرَ فَمُرْنَا بِأَمْرٍ فَصْلٍ نُخْبِرْ بِهِ مَنْ وَرَاءَنَا وَ نَدْخُلْ بِهِ الْجَنَّةَ وَ سَأَلُوْهُ عَنِ الْأَشْرِبَةِ فَأَمَرَهُمْ بِأَرْبَعٍ وَ نَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ أَمَرَهُمْ بِالْإِيْمَانِ بِاللهِ وَحْدَهُ قَالَ: أَتَدْرُوْنَ مَا الْإِيْمَانُ بِاللهِ وَحْدَهُ قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ أَعْلَمُ قَالَ: شَهَادَةُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَ إِقَامُ الصَّلَاةِ وَ إِيْتَاءُ الزَّكَاةِ وَ صِيَامُ رَمَضَانَ وَ أَنْ تُعْطُوْا مِنْ الْمَغْنَمِ الْخُمُسَ وَ نَهَاهُمْ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ الْحَنْتَمِ وَ الدُّبَّاءِ وَ النَّقِيْرِ وَ الْمُزَفَّتِ وَ رُبَّمَا قَالَ: الْمُقَيَّرِ وَ قَالَ: احْفَظُوْهُنَّ وَ أَخْبِرُوْا بِهِنَّ مَنْ وَرَاءَكُمْ.

Shaḥīḥ Bukhari 51: Telah menceritakan kepada kami ‘Alī bin al-Ja‘dī berkata: Telah mengabarkan kepada kami Syu‘bah, dari Abū Jamrah berkata: Aku pernah duduk bersama Ibnu ‘Abbās saat dia mempersilakan aku duduk di permadaninya lalu berkata: “Tinggallah bersamaku hingga aku memberimu bagian dari hartaku”. Maka aku tinggal mendampingi dia selama dua bulan, lalu berkata: Ketika utusan Abū Qais datang menemui Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, Beliau bertanya kepada mereka: “Kaum manakah ini atau utusan siapakah ini? Mereka menjawab: “Rabī‘ah!” Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: Selamat datang wahai para utusan dengan sukarela dan tanpa menyesal“. para utusan itu berkata: “ya Rasūlullāh, kami tidak dapat mendatangimu kecuali di bulan suci, karena antara kami dan engkau ada suku Mudhar yang kafir. Oleh karena itu ajarkanlah kami dengan satu pelajaran yang jelas yang dapat kami amalkan dan dapat kami ajarkan kepada orang-orang di kampung kami, yang dengan begitu kami dapat masuk surga.” kemudian mereka bertanya kepada Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam tentang minuman, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan mereka dengan empat hal dan melarang dari empat hal, memerintahkan mereka untuk beriman kepada Allah satu-satunya, kemudian bertanya: “Tahukah kalian apa arti beriman kepada Allah satu-satunya?” Mereka menjawab: “Allah dan Rasūl-Nya yang lebih mengetahui.” Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam menjelaskan: Persaksian tidak ada ilah kecuali Allah dan bahwa Muḥammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhān dan mengeluarkan seperlima dari harta rampasan perang. Dan Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam melarang mereka dari empat perkara, yaitu: janganlah kalian meminum sesuatu dari al-Ḥantam, adDubbā, an-Naqīr dan alMuzaffat. Atau Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam menyebut Muqayyir (bukan Naqīr). Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda:Jagalah semuanya dan beritahukanlah kepada orang-orang di kampung kalian.

Derajat: Ijma‘ ‘Ulama’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 85, 6724, 7001; SM: 24; SN: 5597.

Komentar

Belum ada komentar. Mengapa Anda tidak memulai diskusi?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *