Shahih Bukhari no.322-323 : Ayat Tayamum

Dari Kitab:
Sahīh al-Bukhārī
Oleh: Abū ‘Abd Allāh Muhammad ibn Ismā‘īl ibn Ibrāhīm ibn al-Mughīrah ibn Bardizbah al-Ju‘fī al-Bukhārī

Rangkaian Pos: Shahih Bukhari Kitab 7 Tayammum

007 Kitab Tayammum.

 227 (228). Firman Allah: “Lalu Kalian Tidak Mendapatkan Air, Maka Bertayammumlah….”

صحيح البخاري ٣٢٢: حَدَّثَنَا عَبْدُ اللهِ بْنُ يُوْسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ الْقَاسِمِ عَنْ أَبِيْهِ عَنْ عَائِشَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَتْ:خَرَجْنَا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ فِيْ بَعْضِ أَسْفَارِهِ حَتَّى إِذَا كُنَّا بِالْبَيْدَاءِ أَوْ بِذَاتِ الْجَيْشِ انْقَطَعَ عِقْدٌ لِيْ فَأَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَلَى الْتِمَاسِهِ وَ أَقَامَ النَّاسُ مَعَهُ وَ لَيْسُوْا عَلَى مَاءٍ فَأَتَى النَّاسُ إِلَى أَبِيْ بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ فَقَالُوْا أَلَا تَرَى مَا صَنَعَتْ عَائِشَةُ أَقَامَتْ بِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ النَّاسِ وَ لَيْسُوْا عَلَى مَاءٍ وَ لَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ فَجَاءَ أَبُوْ بَكْرٍ وَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَاضِعٌ رَأْسَهُ عَلَى فَخِذِيْ قَدْ نَامَ فَقَالَ حَبَسْتِ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ وَ النَّاسَ وَ لَيْسُوْا عَلَى مَاءٍ وَ لَيْسَ مَعَهُمْ مَاءٌ فَقَالَتْ عَائِشَةُ فَعَاتَبَنِيْ أَبُوْ بَكْرٍ وَ قَالَ مَا شَاءَ اللهُ أَنْ يَقُوْلَ وَ جَعَلَ يَطْعُنُنِيْ بِيَدِهِ فِيْ خَاصِرَتِيْ فَلَا يَمْنَعُنِيْ مِنْ التَّحَرُّكِ إِلَّا مَكَانُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ عَلَى فَخِذِيْ فَقَامَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ حِينَ أَصْبَحَ عَلَى غَيْرِ مَاءٍ فَأَنْزَلَ اللهُ آيَةَ التَّيَمُّمِ فَتَيَمَّمُوْا فَقَالَ أُسَيْدُ بْنُ الْحُضَيْرِ مَا هِيَ بِأَوَّلِ بَرَكَتِكُمْ يَا آلَ أَبِيْ بَكْرٍ قَالَتْ فَبَعَثْنَا الْبَعِيْرَ الَّذِيْ كُنْتُ عَلَيْهِ فَأَصَبْنَا الْعِقْدَ تَحْتَهُ.

Shaḥīḥ Bukhārī 322: Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullāh bin Yūsuf berkata, telah mengabarkan kepada kami Mālik dari ‘Abd-ur-Raḥmān bin al-Qāsim dari bapaknya dari ‘Ā’isyah istri Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam, ia berkata: “Kami keluar bersama Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dalam salah satu perjalanan yang dilakukannya. Hingga ketika kami sampai di Baidā’, atau tempat peristirahatan pasukan, aku kehilangan kalungku. Maka Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya mencarinya sementara mereka tidak berada dekat air. Orang-orang lalu datang kepada Abū Bakar ash-Shiddīq seraya berkata: “Tidakkah kamu perhatikan apa yang telah diperbuat oleh ‘Ā’isyah? Dia telah membuat Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang tertahan (dari melanjutkan perjalanan) padahal mereka tidak sedang berada dekat air dan mereka juga tidak memiliki air!” Lalu Abū Bakar datang sedangkan saat itu Rasūlullāh shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan kepalanya di pahaku. Abu Bakar lalu memarahiku dan mengatakan sebagaimana yang dikehendaki Allah untuk (Abū Bakar) mengatakannya. Ia menusuk lambungku, dan tidak ada yang menghalangiku untuk bergerak (karena rasa sakit) kecuali karena keberadaan Rasūlullāh yang di pahaku.” Kemudian Rasūlullāh shallallāhu ‘alaihi wa sallam bangun di waktu shubuḥ dalam keadaan tidak memiliki air. Allah ta‘ālā kemudian menurunkan ayat tayammum, maka orang-orang pun bertayamum.” Usaid bin al-Ḥudhair lalu berkata: “Tidaklah ‘Ā’isyah kecuali awal dari keberkahan keluarga kamu wahai Abū Bakar!” ‘Ā’isyah berkata: “Kemudian unta yang aku tunggangi berdiri yang ternyata kami temukan kalungku berada di bawahnya.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 3396; SM: 550; SN: 308.

صحيح البخاري ٣٢٣: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سِنَانٍ هُوَ الْعَوَقِيُّ قَالَ حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ قَالَ ح و حَدَّثَنِيْ سَعِيْدُ بْنُ النَّضْرِ قَالَ أَخْبَرَنَا هُشَيْمٌ قَالَ أَخْبَرَنَا سَيَّارٌ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيْدُ هُوَ ابْنُ صُهَيْبٍ الْفَقِيْرُ قَالَ أَخْبَرَنَا جَابِرُ بْنُ عَبْدِ اللهِ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ أُعْطِيْتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِيْ نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيْرَةَ شَهْرٍ وَ جُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَ طَهُوْرًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِيْ أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَ أُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمُ وَ لَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِيْ وَ أُعْطِيْتُ الشَّفَاعَةَ وَ كَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَ بُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً.

Shaḥīḥ Bukhārī 323: Telah menceritakan kepada kami Muḥammad bin Sinān -yaitu al-‘Awaqī- telah menceritakan kepada kami Ḥusyaim berkata. (dalam jalur lain disebutkan) Telah menceritakan kepadaku Sa‘īd bin an-Nadhr berkata, telah mengabarkan kepada kami Ḥusyaim berkata, telah mengabarkan kepada kami Sayyār berkata, telah menceritakan kepada kami Yazīd -yaitu Ibnu Shuhaib al-Faqīr- berkata, telah mengabarkan kepada kami Jābir bin ‘Abdullāh bahwa Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku diberikan lima perkara yang tidak diberikan kepada orang sebelumku; aku ditolong melawan musuhku dengan ketakutan mereka sejauh satu bulan perjalanan, dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan suci. Maka di mana saja salah seorang dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat, dihalalkan untukku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan untuk orang sebelumku, aku diberikan (hak) syafā‘at, dan para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.”

Derajat: Ijma‘ ‘Ulamā’: Shaḥīḥ.

Pembanding: SB: 419; SM: 910; SN: 429; MA: 2606, 13745, 20337, 20352, 20463; SD: 1353, 2358.